TK
Teringat pada suatu waktu dimana pada saat itu aku sedang terlelap tidur dan tiba-tiba bapakku membangunkanku dan ia mengatakan bahwa hari ini adalah hari pertama aku menimba ilmu ditingkat pertama –TK Al-Hasan yang sebenarnya bangunannya lebih didominasi oleh mesjid dibandingkan dengan TK. Akupun bergegas mandi walaupun saat itu aku merasa ngantuk berat tapi tetap aku paksakan. Airnya dingin sekali bagai air yang diimpor dari kutub selatan ke Panyileukan dan airnya disimpan dalam lemari pendingin sehingga airnya jadi lebih dingin. Brrrrrr…
Mandi sebenarnya adalah salah satu kegiatan yang paling ‘hoream’ untuk dilakukan. Dan kini mandi ada di tingkat pertama dalam list ‘kegiatan paling memalaskan’. Meskipun aku tau mandi itu adalah suatu hal yang bisa dikatakan sebuah iman karena mandi adalah membersihkan dan bersih adalah sebagian dari iman, tapi entah kenapa aku tidak suka mandi (akhir-akhir ini). Untunglah aku punya keluarga yang pada punya iman. Jadi aku selalu didorong biar aku mandi.
Aku, Ibuku, dan Bapakku berangkat menuju sekolah baruku dengan menggunakan motor ‘bekjul’ warna merah dan putih dan di cup mesinnya ada angka ‘007’ yang berarti ntu motor dulunye bekas james bond (dasar pikiran anak TK). ‘Tekep Tilu’ kini sudah tidak diperbolehkan lagi. Kalo ada polisi dan kita lewat mungkin kita harus ajak makan tu polisi ke ‘hokben’ biar kita kaga ditilang. Tapi dulu fine-fine aja tuh tekep tilu. Malah tekep opat pun jadi. Hah, biasalah kemajuan jaman.
Bapakku menurunkanku dan ibuku di depan masjid dan kami berjalan menyusuri halaman masjid yang tanahnya tertutupi oleh papingblok (gatau nulisnya gimana) menuju ke TK baruku yang ternyata TKnya ada di belakang ntu masjid! Banyak anak seusiaku yang datang ke tempat itu dan saat itu aku seperti berada di pasar gedebage yang konsumennya semua anak umur 5 tahunan. Wuih, berebutan oksigen padahal waktu dulu pohon-pohonan masih banyak dibandingkan sekarang ini. Ternyata, ketika bel berbunyi, para konsumen tersebut banyak yang mengeluarkan air mata kesedihan, seperti akan kehilangan sesuatu yang sangat dicintainya. Dan blo’onnya aku saat itu tidak memikirkan hal yang sama seperti para konsumen-konsumen pasar gedebage yang lainnya. Dan aku baru nyadar beberapa menit sesudah mereka. . Jadi, pada saat bel berbunyi, para siswa baru yang akan menghuni TK ini harus rela ditinggalkan oleh para pendampingnya. Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa………..akupun menangis telat. Mana kaga ada yang kenal, dan bingung banget harus ngapain pada saat itu. Tapi sejenak otak Einsteinku berfikir, aku harus tegar! Aku ini sudah dewasa karena aku sudah TK, bukan anak belum sekolah lagi! Yeaaaah! Momen yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Tangisanku hilang dalam sekejap.
Nyanyian beberapa orang guru pembimbing yang meramaikan suasana seolah menjadi penghibur bagi anak-anak baru dan mereka (termasuk gw), mengikuti guru tersebut. Lalu pembagian kelas pun dimulai. Aku masuk kelas B1 yang kebanyakan anak-anaknya ‘cipleu-cipleu’ semua. Yaaaa.. termasuk aku juga. Tapi maklum, kami masih anak TK okey!
Ternyata TK itu lebih banyak mengajarkan pelajaran menyanyi dari pada pelajaran yang lain. Waktu upacara, kami nyanyi. Waktu baris di depan kelas, kami nyanyi. Waktu masuk kelas, kami nyanyi. Tiap ganti pelajaran, kami nyanyi. Sebelum makan, kami nyanyi. Sebelum pulang, kami nyanyi. Sebelum sholatpun kami nyanyi. Pokonya tiada hari tanpa menyanyi.
Akhirnya setelah melalui hari-hari di TK, akupun mendapatkan teman banyak dan kini yang aku ingat hanya 4 orang. Winda, Nala, Sarah, Ella dan yang lainnya aku lupa. Jadi, apabila diadakan reuni TK, pastinya aku tidak akan datang. Orang aku gainget temen-temen aku siapa aja. Dan mustahil juga sih ada yang mau ngadain reunian TK.
Hal yang memalukan semasa TK pastinya pernah aku alami. SMA aja masih malu-maluin, apalagi TK! Aku pernah pipis di celana. Lebih tepatnya sih di mukena karena saat itu sedang sholat berjamaah di masjid. Huhu, maafkan aku masjid. Engkau ternodai oleh air kencingku yang bau ini. Aku pernah so-so an memakai jam tangan kakak yang padahal jam itu udah ga nyala lagi karena abis baterai dan parahnya ketauan sama si keriting(gainget namanya). Aku pernah nebeng becak padahal di becak itu udah ada orangnya dan aku gakenal siapa itu yang jelas seorang ibu bersama anaknya yang juga seTK denganku. Dan masih banyak lagi hal yang memalukan yang tidak seharusnya aku ceritain okay!
Musuh? Of course punya. Siapa lagi kalau bukan Winda yang rumahnya cuma beda satu gang sama rumah aku. Tiap hari itu pasti berantem. Pokonya gue gamau maafan sama dia kalo udah berantem dahsyat! Nyebelin bangeeeeett orangnya. Euh, hayang dibabug da eta jalema! Waktu itu kita pernah pulang bareng naik angkot sama ibu dan ibunya dia. Lalu, setelah mentok sampai di terminal angkot, seperti biasa aku dan winda saling mendahului satu sama lain. Tapi ketika aku mau mendahului dirinya, ibuku menarik tanganku dan akhirnya winda pun menang dan turun duluan. Okelah aku mengalah untuk kali ini. Lalu, kami pun berjalan menyusuri jalan menuju rumah kami. Namun, ketika sampai di pertigaan antara rumah ku dan rumah dia, mamahku mengajak winda untuk bermain bersamaku di rumah ku. Dia pun mau. Lalu, di rumahku kami bermain bersama seperti yang tidak ada masalah padahal di angkot tadi kami baru saja bertengkar. Kami bermain ‘anjang-anjangan’ dan ketika itu winda melihat ada setumpukan koran di kolong meja makan ku dan langsung ia mengambilnya. Kemudian aku tarik lagi koran itu karena aku gak mau ada barang ku yang dia ambil begitu saja tanpa seiizin aku. Tapi ia malah membalas menarik lagi dan kami pun tarik-tarikan koran. Lalu, aku getok saja kepala dia sampai ia menangis dan aku pun malah ikut nangis. Akhirnya koran itupun robek dan winda dianter pulang sama kakakku.
Waktupun berputar cepat dan tidak terasa aku sudah disuruh untuk menarikan tarian ‘dinding ba’dinding’ untuk perpisahan nanti. Aku memakai baju adat dari Sumatra yang sampai sekarang aku gak tau ntu baju dapet dari mana. Setiap hari aku latihan nari bersama kepala sekolah yang perasaan kepala sekolahnya mirip sama kepala sekolahkui waktu SD. Berlatih terus-menerus di kantor kepala sekolah yang ada tangga muter yang bagus banget dan sampe sekarang masih penasaran ingin naikin itu tangga dan ingin liat ada apa diatasnya.
Selesai pentas di panggung aku langsung mendapat dus konsumsi yang isinya kue dan air mineral. Lalu akupun difoto dengan membawa dus tersebut dengan gaya yang aneh karena waktu dulu aku paling benci dengan foto!
Kini aku tau, aku tidak akan pernah belajar di TK itu lagi. Aku akan meninggalkan semua kenangan di TK ku tercinta yang tidak akan aku rasakan kembali di SD, SMP, SMA dan kuliah, bahkan saat menikah nanti. Masa-masa TK adalah masa dimana aku bebas bermain, masa dimana aku mengenal kehidupan luar, dan masa dimana aku menyusahkan ibuku yang setiap hari harus mengantar-jemputku ke sekolah. AKu sangat sedih meniggalkan TK ini dan aku hanya berharap TK ini bias menjadi TK yang terbaik yang bias mendidik murid-muridny menjadi pribadi yang sukses! Amin..
Diberdayakan oleh Blogger.