Ingin Kembali, Namun dengan Cerita Berbeda (A Journey to Mt. Guntur) part #2
Mendaki seperti menganalogikan usaha kita dalam meraih mimpi. Penuh tantangan, halangan, rintangan. Selagi kaki masih bisa melangkah, berjalanlah walau perlahan. Ketika kita lelah, beristirahat sejenak sambil melihat ke bawah. Hingga kita sadar, kembali turun bukan tujuan, tapi melangkah menuju puncak dan menikmati seluruh jerih payah yang telah kita berikan itulah tujuan sesungguhnya.
Akhirnya setelah melewati begitu banyak drama menuju puncak, tibalah kami di puncak Gunung Guntur. Meskipun kami menikmati keindahan sunrise ditengah-tengah perjalanan, tapi kami tetap merasa bangga pada diri sendiri haha. Kami bersandar pada kemiringan tanah hanya sekedar melihat cantiknya sang mentari, ditemani warna langit yang perlahan membiru. Relief kota semakin terlihat, ah sayang kami tidak membawa kamera yang mumpuni. Tapi menikmati keindahan alam dengan mata sendiri rasanya sangat bahagia. Seketika ingat Tuhan, seketika ingat begitu hebatnya Dia. MasyaAllah..
Tak henti-hentinya kami mengabadikan moment dengan kamera smartphone. Meskipun hasilnya tak seberapa, tapi momen ini wajib kami perlihatkan pada keluarga di rumah. Ingin rasanya mengajak orang-orang tersayang kesini. Haaaa, gunung, kamu indah banget, aku jadi jatuh cinta rasanya. Boleh gak aku kembali? Boleh ya ya ya..
Seketika keringat yang mengalir begitu saja hilang ketika sampai di puncak. Kamipun beristirahat sejenak sambil membuat minuman hangat dan mengisi perut yang kosong. Sambil menikmati angin yang berhembus, kami melihat sekeliling. Semua pendaki nampak all out dengan segala peralatan yang mereka bawa. Nampaknya mereka sudah sering mendaki hingga mereka tahu apa saja yang mereka perlukan ketika sampai di puncak. Peralatan dokumentasi termasuk drone, outfit stylish, selendang ala ala, hingga boneka. Hebat memang. Next time sepertinya harus seniat itu sih.
Cerita 2 pendaki SKSDMaaf ya, aku terpaksa nyeritain kalian disini, karena kalian termasuk 2 orang yang masuk dalam memori aku haha.Jadi ceritanya ditarik mundur saat pertama kali sampai di basecamp/rumah warga untuk parkir motor. 2 orang pendaki ini sudah dulu ada, entah siapa dan dari mana mereka akupun jujur tidak terlalu peduli haha. Sebagai warganegara Indonesia dan suku sunda yang menjungjung tinggi keramahtamahan, saya pun melemparkan senyum kepada mereka ini. Mereka pun membalasnya. Tak banyak interaksi saat kami ada basecamp sana. Yang aku ingat hanya ketika mereka menanyakan lokasi shalat. Kemudian aku tunjukkan saja pintu masuk menuju area sholat. Sebatas itu.Barulah ketika kami berlima memutuskan untuk memulai pendakian, kami meninggalkan mereka berdua tanpa pamit. Tapi salah satu diantara mereka berdua ada yang berseru, "Sampai ketemu di puncak ya Teh!". Akupun tersenyum sambil membalas, "siap!".Dan dimulai dari situ lah keakraban (re:keSKSDan) kami muncul. Setiap bertemu di pos pemberhentian, kami sempatkan untuk berbincang. Yaa memang ya anak gunung tuh sksd banget wkwk. Aku gak banyak ngobrol sih, cuman nguping aja. Sadar, karna obrolan mereka hanya tentang gunung dan aku gatau apa2 tentang itu. Hingga kami bertemu kembali di pos 3, lokasi tenda kamipun ternyata tidak berjauhan. Setelah mendirikan tenda hingga menuju puncak gunung Guntur, kami sama sekali tidak bertemu lagi, dan bahkah tidak saling mencari juga ngapain ya wkwk.Ehh tapi tiba-tiba waktu saya dan geng sedang nikmat-nikmatnya menyeruput kopi dan cemilan yang kami bawa, 2 orang itu muncul lagi tepat dari belakang saya. Sontak akupun terkejut kenapa bisa ketemu lagi dari sekian banyaknya pendaki yang berkeliaran disana tuh. Akhirnya mereka pun bergabung dengan geng kami dan kami ngobrol bareng, ngopi bareng, dan ngemil bareng. Baiknya mereka ngasih banyak banget makanan yampun aku jadi terenyuh rasanya. Daan kamipun foto bersama sebelum turun gunung. Senangnyaa ternyata bisa ketemu lagi wkwk. Barulah setelah itu kami bertukar instagram berasa tidak ingin pertemuan ini adalah pertemuan terakhir.
Pertemuan kali ini, bersama mereka yang beragam latar belakang, makin menambah buku memoriku. Itulah sebagian kecil cerita yang sisanya hanya bisa ku ungkapkan dalam pikiran, Rasanya ingin terulang, tapi di tempat yang berbeda. Semoga next bisa lagi ke gunung bareng yaaa.Aamiin...