Danur, novel karya Risa Saraswati yang menceritakan kisah hidupnya bersama teman-temannya. Namun bukan sekedar teman biasa. Untuk tau lebih lanjut silakan baca :) enjoy reading :))))))
“
Jangan heran jika mendapatiku sedang berbicara sendirian atau tertawa
tanpa seorang pun terlihat bersamaku. Saat itu, mungkin saja aku sedang
bersama salah satu dari kelima sahabatku.
Kalian
mungkin tak melihatnya.... Wajar. Mereka memang tak kasat mata dan
sering disebut... hantu. Ya, mereka adalah hantu, jiwa-jiwa penasaran
atas kehidupan yang dianggap mereka tidak adil.
Kelebihanku
dapat melihat mereka adalah anugerah sekaligus kutukanku. Kelebihan ini
membawaku kedalam persahabatan unik dengan lima anak hantu belanda.
Hari-hariku dilewati dengan canda tawa Peter, pertengkaran Hans dan
Handrick-dua sahabat yang sering berkelahi-alunan lirih biola William,
dan tak lupa: rengekan si Bungsu Jahnsen.
Jauh
dari kehidupan “normal” adalah harga yang harus dibayar atas
kebahagiaanku bersama mereka. Dan semua itu harus berubah ketika
persahabatan kami meminta lebih, yaitu kebersamaan selamanya. Aku tak
bisa memberi itu. Aku mulai menyadari bahwa hidupku bukan hanya milikku
seorang.... “
*****
Risa Saraswati sekilas tentang “Danur”
Tak
mudah melalui fase kehidupan yang cukup rumit dengan usia yang rasanya
belum mampu menghadapi serangkaian peristiwa tidak biasa, tak mudah
menjalani hidup sebagai anak-anak normal jika semua yang kuanggap normal
ternyata hal-hal tidak normal.
Kuanggap
tembok adalah benda hidup, sama seperti kalian.. teman-teman yang bisa
kuajak berinteraksi untuk mendiskusikan apapun yang kuanggap penting.
Kuanggap pohon adalah makhluk bergerak yang setiap saat bisa saja
kumintai bantuan, yang setiap saat ikut bergerak saat kumelangkah, dan
setiap saat melihat apa yang akan kulakukan..mencermati isi kepalaku.
Tubuhku
begitu kecil saat kutahu kelima sahabatku ternyata onggokan belulang
manusia tanpa kepala yang jelas jauh berbeda denganku yang masih bisa
berdiri tegap, melangkah bebas, menapaki tanah, dan nyata untuk diraba.
Bukan takut yang menyergap, perasaan iba muncul ke permukaan melebihi
apapun yang pernah kurasakan terhadap makhluk-makhluk sepertiku.
Aku
masih belia ketika akhirnya kelimanya pergi meninggalkanku sendiri
ditengah bau Danur yang semakin mengusik hari-hariku. Kalian tahu apa
itu Danur? Danur adalah air yang muncul dari jasad mahkluk hidup yang
telah mati dan membusuk. Kututup penciumanku, kututup mataku, kututup
hatiku untuk Danur-Danur baru yang muncul sepeninggal mereka.
Berjuang
menyeimbangkan langkah agar tetap merasa normal hingga akhirnya
kutemukan cara agar semuanya terasa baik-baik saja. Tak selamanya Danur
itu menyengat dan membuatku lunglai, kelima sahabatku pergi…namun segala
sesuatunya selalu sama, kepergian mereka mendatangkan sahabat-sahabat
baru untukku. Pengalaman-pengalaman baru, kisah-kisah baru. Drama…
selalu dipenuhi drama.
Telah
kubuka gerbang dialog antara aku dan dunia mereka, telah kurangkai
kisah-kisah baru. Penciumanku tetap tertutup rapat, namun kini telinga,
mata, hati, dan pikiranku terbuka lebar untuk mereka..
Tak selamanya Danur itu menjijikkan…
Karena kini aku bisa mencium banyak wewangian yang muncul karenanya…
Peter,
William, Hans, Hendrick, Janshen, Samantha, Jane, Ardiah, Edwin, Teddy,
Sarah, Elizabeth, Kasih… adalah beberapa tokoh dari sekian banyak
sahabat di proses hidupku hingga kini…
Cerita tentang mereka kurangkum dalam sebuah karya yang kuberi nama, “Danur”.