Tampilkan postingan dengan label Artis Idola. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artis Idola. Tampilkan semua postingan
Arsitektur dan maket sangat erat hubungannya. Maket berguna sebagai sebuah prototype yang bisa menggambarkan dan memperlihatkan ide sang perancang. Tidak hanya memperhatikan soal desain, arsitek juga perlu memikirkan material apa yang harus digunakan dalam pembuatan maket itu sendiri.
Dalam pembuatan maket kali ini, saya dan partner, Rifa Faisyah, mengambil desain dan konsep utuh dari arsitek kenamaan dunia, Ben Van Berkel, yang karya-karyanya sudah tak asing lagi ditelinga kita. Karya-karyanya yang kebanyakan berkonsep natural dengan bentuk yang cenderung melengkung membuat kami sedikit kewalahan, namun itu semua kalah dengan semangat kami demi tercapainya nilai yang sempurna.
Material yang kami gunakan untuk pembuatan maket ini adalah dupleks dengan ketebalan 2 mm. Bahan tersebut dirasa paling efektif untuk konsep bangunan yang kami pilih, yakni Mercedes-Benz Museum. Pembuatan maket dimulai dari mencetak pola dan bentuk-bentuk rangka bangunan, aksen-aksen kolom, dan proses finishing detail bangunan. Waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian keseluruhan maket kurang lebih 1 minggu.
Berikut dokumentasi pembuatan maket
Too much boring things here. I have been doing anything even burned my fingers but i didn't feel the heat cause I had turned off the fire before I burned my fingers. That's my fool story, wbu?
K, now I'll tell u something important, really. I mean someone. He's my boyfriend from...I don't know, but I have been admiring him since I watch his shows on tv. He was called Max. Max Sungkar? No!! He's Max Thieriot and he's an actor, omygod.
Have you watched The Pacifier or House at The End of The Street or Chloe or Nancy Drew? Yes, you're right! He was there!!!!!!!!!! Of course I know that you will say that he's perfectly handsome haha. But he's mine! No one can get him from me. Unfortunately, he's too old now. He was born in 1988 and exactly older than my elder brother :( and one thing that made me pain, he was married! Please God. It's hurts me. Anyone kill me please kill me! But it's oke, im strong women, just look his face is enough for me.
Time goes by and he bacame
K, now I'll tell u something important, really. I mean someone. He's my boyfriend from...I don't know, but I have been admiring him since I watch his shows on tv. He was called Max. Max Sungkar? No!! He's Max Thieriot and he's an actor, omygod.
Have you watched The Pacifier or House at The End of The Street or Chloe or Nancy Drew? Yes, you're right! He was there!!!!!!!!!! Of course I know that you will say that he's perfectly handsome haha. But he's mine! No one can get him from me. Unfortunately, he's too old now. He was born in 1988 and exactly older than my elder brother :( and one thing that made me pain, he was married! Please God. It's hurts me. Anyone kill me please kill me! But it's oke, im strong women, just look his face is enough for me.
Owmen God please, he's too handsome to look.
When he was just a boy!
Time goes by and he bacame
I'M STUCK ON YOU!
Welcome weekend :)
Masih jam 10 nih. Kali ini kita ngomongin lagu-lagu top hits di era 90an yang aduhai enak didengar. Kepikiran bikin post ini gara-gara kemaren nonton xfactor indonesia yang temanya nineties dan malam itu panggung dibabat abis oleh penampilan Novita Dewi.
Oke lets check it out..
1. Kalo lo lagi asikasiknya ngehayal dan pengen dengerin lagu yang bisa bikin hidup lo lebih semangat dengan tambahan kekasih pujaan hati lo, sebaiknya dengerin lagu yang judulnya I Believe I can Fly. Pasti udah pada tau kan lagu ini soalnya udah berulang kali dinyanyiin sama artis-artis dunia. Kalo belum punya, google menyediakan layanan gratis untuk ngedownload ko.
2. Selanjutnya, kalo lagi kesel nih bisa dengerin lagu dari No Doubt - Dont Speak yang kemaren dinyanyiin Fatin Shidqia di xfactor. Nadanya lumayan keren sob. Tinggal dengerin aja deh gausah nunggu lama-lama lagi.
3. Kalo lo lagi galau nih dan lagi sayang-sayangnya sama si doi dan gamau kehilangan dia, pas banget buat dengerin I dont want to miss a thing dari Aerosmith. Dari judulnya aja udah galau banget tuh tapi sebenernya ini lagu ga slow-slow amat tapi tetep ratingnya good. Silakan download bagi yang belum punya
4. Terus yang mesti didengerin juga yaitu lagunya Extreme - More Than Word. Wah, inget lagu ini tuh inget waktu smp pernah bawain lagu ini waktu tes seni musik. Enaknya dibawain dengan suasana akustik. Bagi yang bisa ngegitar, coba deh mainkan lagu ini sama temen-temenmu.
5. Ada juga lagu yang bercerita tentang kehidupan terutama child. Apalagi kalo bukan persembahan White Lion dengan lagu indahya yang berjudul When the Clidren Cry. Liriknya keren bro nadanya juga mengiris hati loh.
6. Juga ada lagunya Meat Loaf - I would do anything for love enak banget dah mesti didengerin pokonya.
Sebenernya masih banyak lagu nineties lainnya yang mesti lo donlod dan jadi playlist wajib tapi itu terlalu banyak kalo dijelasin satu-satu. Buat lagu-lagu lainnya lo bisa browsing google. Sekian dulu ah. Salam Nineties !
Masih jam 10 nih. Kali ini kita ngomongin lagu-lagu top hits di era 90an yang aduhai enak didengar. Kepikiran bikin post ini gara-gara kemaren nonton xfactor indonesia yang temanya nineties dan malam itu panggung dibabat abis oleh penampilan Novita Dewi.
Oke lets check it out..
1. Kalo lo lagi asikasiknya ngehayal dan pengen dengerin lagu yang bisa bikin hidup lo lebih semangat dengan tambahan kekasih pujaan hati lo, sebaiknya dengerin lagu yang judulnya I Believe I can Fly. Pasti udah pada tau kan lagu ini soalnya udah berulang kali dinyanyiin sama artis-artis dunia. Kalo belum punya, google menyediakan layanan gratis untuk ngedownload ko.
2. Selanjutnya, kalo lagi kesel nih bisa dengerin lagu dari No Doubt - Dont Speak yang kemaren dinyanyiin Fatin Shidqia di xfactor. Nadanya lumayan keren sob. Tinggal dengerin aja deh gausah nunggu lama-lama lagi.
3. Kalo lo lagi galau nih dan lagi sayang-sayangnya sama si doi dan gamau kehilangan dia, pas banget buat dengerin I dont want to miss a thing dari Aerosmith. Dari judulnya aja udah galau banget tuh tapi sebenernya ini lagu ga slow-slow amat tapi tetep ratingnya good. Silakan download bagi yang belum punya
4. Terus yang mesti didengerin juga yaitu lagunya Extreme - More Than Word. Wah, inget lagu ini tuh inget waktu smp pernah bawain lagu ini waktu tes seni musik. Enaknya dibawain dengan suasana akustik. Bagi yang bisa ngegitar, coba deh mainkan lagu ini sama temen-temenmu.
5. Ada juga lagu yang bercerita tentang kehidupan terutama child. Apalagi kalo bukan persembahan White Lion dengan lagu indahya yang berjudul When the Clidren Cry. Liriknya keren bro nadanya juga mengiris hati loh.
6. Juga ada lagunya Meat Loaf - I would do anything for love enak banget dah mesti didengerin pokonya.
Sebenernya masih banyak lagu nineties lainnya yang mesti lo donlod dan jadi playlist wajib tapi itu terlalu banyak kalo dijelasin satu-satu. Buat lagu-lagu lainnya lo bisa browsing google. Sekian dulu ah. Salam Nineties !
Find light in the beautiful sea
I choose to be happy
You and I, you and I
We’re like diamonds in the sky
You’re a shooting star I see
A vision of ecstasy
When you hold me, I’m alive
We’re like diamonds in the sky
I knew that we’d become one right away
A right away
At first sight I left the energy of sun rays
I saw the life inside your, eyes
So shine bright, tonight you and I
We’re like beautiful diamonds in the sky
Eye to eye, so alive
We’re like beautiful diamonds in the sky
_Rihanna
Sebenernya aku juga sedih ninggalin kamu, Max. Tapi kita terlalu jauh :( Jauh segalanya. Kamu juga banyak dideketin cewe-cewe genit yang bikin aku jadi bete. Jadi aku putusin buat mengakhiri semuanya. Cari yang lebih baik dari aku yah Max, don't look back, don't see me again. Kamu lebih dewasa, bukan Max yang dulu aku kenal lagi. Jujur, cuma kamu cowo yang ngeluluhin mata aku :(
You ain't ever gonna burn my heart out
Rentan tawa riang gundah
Ceracau hati yang lelah tak henti terus mendesah
Belukar kini gersang
Hampaku kian terbentang
Berai mengharapkan terang diri meruntih berang
Uuh.. resah ku melayang
Uuh.. gusar ku tak tenang
Harapan lama pudar
Semesta pun mendengar
Rintik jeritan tergetar
Tak cukup tuk berpedar
Sarasvati
Sendiri dalam murung, dunia terhalang terpuruk
Runyam lirih menyesak, sandiwara tanpa jejak
Amarah menguasai, diri yang lugu mengabdi
Meredam keraguan, tak ada lagi tujuan
Akar menyayat sisi yang telah meronta
Dendam membakar diri yang tersesat
Ucap menyeruak di dalam kalbu
Gelap menghantui hati yang beku
Ivanna
...
sarasvati
As sly as a fox, as strong as an ox
As fast as a hare, as brave as a bear
As free as a bird, as neat as a word
As quiet as a mouse, as big as a house
As mean as a wolf, as sharp as a tooth
As deep as a bite, as dark as the night
As sweet as a song, as right as a wrong
As long as a road, as ugly as a toad
As pretty as a picture hanging from a fixture
Strong like a family, strong as I wanna be
Bright as day, as light as play
As hard as nails, as grand as a whale
As warm as the sun, as silly as fun
As cool as a tree, as scary as the sea
As hot as fire, cold as ice
Sweet as sugar and everything nice
As old as time, as straight as a line
As royal as a queen, as buzzed as a bee
Stealth as a tiger, smooth as a glider
Pure as a melody, pure as I wanna be
All I wanna be oh, all I wanna be, oh
All I wanna be is everything
Everything at once
-Lenka-
repost from here
Selendang bersulam sutra, biduri lembayung jingga...
Saksi mati tuk bersaksi, gelimang pesona diri...
Belia usia dulu, ruap cinta tlah menggebu...
Samar kulihat dunia...tak sadar semua fana...
Sekilas lihatlah mega, anugerah tiada tara...
Ini tak adil untukku, halimun hitam merasuk...
Ceracau getir ibunda, gemertak sengap hatinya...
Firasat tak penah salah...Hanya kuberbuat... Ulah....
Sosok wanita ini biasa dipanggil...Mae. Dengan paras yang cukup cantik, dan talentanya yang luar biasa di dunia tarik suara seni tradisional mampu membuat banyak orang berdecak kagum untuknya. Pada masanya, beliau cukup tenar dikalangan seniman tradisional. Tidak ada yang tahu bagaimana kisah hidupnya, sampai akhirnya ajal menjemputnya secara tiba-tiba, dari situ terkuak semua yang pernah terjadi padanya semasa hidup. Ini memang sangat janggal, karena proses menuju terkuaknya cerita seorang Mae sangat rumit dan tidak masuk akal.
Berdasarkan cerita dari bibir ke bibir, sampailah cerita itu ke telinga saya. Saat itu juga saya merasa tergugah akan kisah hidupnya yang pilu.Dan berujung pada dibuatnya lagu yang saya dedikasikan untuknya berjudul "Bilur". Bilur sendiri...dalam kamus bahasa indonesia berarti 'bengkak kemerah-merahan ; bekas dipukul', dalam lagu berjudul "bilur", saya menyambungkan kata bilur dengan kata hati yang berarti luka di dalam hati.
Dalam beberapa bait lirik diatas (tulisan cetak miring), tersirat bahwa hidupnya dulu bergelimang pesona, dia suka menggunakan selendang dan biduri (batu permata) pada saat menyanyi diatas panggung.Dulu dia adalah gadis penurut yang selalu ingin membahagiakan kedua orangtuanya, terlebih ibunya. Tapi disuatu saat, dia berontak tidak mau dikendalikan terus oleh sang ibu dan akhirnya memilih untuk menomorsatukan perasaannya dan menikah dengan laki-laki yang menurutnya adalah laki-laki yg dia "cinta"-i. Dia ingat, saat itu sang ibunda sangat menentang keputusannya, apa yang menjadi firasat ibunya tidak dia hiraukan.
Semerbak dupa iringi kumelangkah..
Cungkupku hanya tanah...
Bilur hati merambah...
Akan datangkah bagiku...Kesempatan...
Bila tak ada titian...
Diri yang rupawan...
Bila tak ada titian...Jalan yang....Rupawan...
Lirik ini bermaksud menyiratkan suara hati Mae yang terluka setelah kematiannya, dimana dia merasa apa yang dia inginkan selama hidupnya ternyata tidak tercapai dan hanya berakhir sia-sia. Dia terbangun dan rumahnya kala ini hanyalah tanah...semakin dia meratapi kenangan semasa hidupnya semakin jauh dia merasakan keperihan di dalam hatinya.
Kepergiannya memang sangat tiba-tiba, tidak ada yang menyangka apalagi saat itu dia tengah mengandung 8 bulan. Kejadian demi kejadian terungkap setelah dia dan janin yang ada di perutnya dikubur bersama. Sampai pada suatu kejadian dimana rohnya merasuki raga seseorang dan memberikan sebuah lirik yang berisi cerita kisah hidupnya kepada seorang temannya semasa hidup yang notabene adalah seorang pencipta lagu. Liriknya berbahasa sunda, inti dari lagunya sendiri berisi tentang rasa sakit yang tak pernah hilang walau dibawa ke liang lahat dan permohonan maafnya kepada ibu saudara dan teman-teman yang pernah mengenalnya semasa hidup.
Kebetulan, lagu yang berisi lirik buatan Mae dinyanyikan oleh ambu "Ida Widawati", pengisi lirik bahasa sunda di dalam lagu Bilur.
Saat menyerahkan lagu "Bilur" kepada ambu Ida, saya meminta agar beliau mengisi lirik bahasa sundanya, karena saya kesulitan dalam membuat lirik bahasa sunda. Dan saya bercerita, kalau lagu bilur ini saya buat berdasarkan kisah Mae yang pernah saya dengar darinya. Ambu Ida sangat antusias saat itu, mengingat baru kali pertama untuknya membuat sebuah kolaborasi dengan musik non tradisional, apalagi tema lagu yang diusung mengangkat kisah hidup seorang penembang yang juga merupakan sahabatnya. Akhirnya terbuatlah lirik bahasa sunda di lagu "Bilur":
"Duh, teungteuingeun...tuntung lengkah...geuning...bet peurih..."
Arti
dari lirik bahasa sunda ini menerangkan bahwa ini benar-benar
menyakitkan....akhir langkahku ternyata tetap perih...dan selalu perih.
Menurut saya, walau singkat...tapi lirik ini mengandung makna sangat
kaya yang sangat mewakili perasaan seorang Mae (berdasarkan cerita demi
cerita tentangnya). Lalu saya berkata pada ambu Ida, "Ambu...lirik ini
benar-benar bagus dan membuat saya merindiiiing". Kemudian ambu
bercerita kalau sebenarnya dia kesulitan saat mengisi lirik bahasa sunda
ini. Tapi kemudian Mae datang menghampirinya dan memberikan lirik
diatas untuk membantu saya mengisi lagu "Bilur". Itu cukup
janggal...tapi seketika itu juga membuat saya merasa sangat terharu."Terimakasih Bu Mae....atas lirik yang indah...dan kisah yang bisa dijadikan pelajaran untuk siapa saja yang mendengarnya....saya yakin, Ibu sekarang sudah jauh lebih tenang... dan menemukan kebahagiaan disana, saya akan selalu berusaha mengingat dan mendoakan ibu..." :)
-Risa Saraswati-
read more
Sejarah
Evanescence pertama kali didirikan oleh Amy Lee dan mantan gitaris Ben Moody. Mereka berdua berjumpa pada sebuah kamp anak muda di Arkansas, dimana Moody mendengar Lee bermain lagu I'd Do Anything for Love (But I Won't Do That) karangan Meat Loaf pada sebuah piano.
Kemudian pasangan ini menemukan bahwa mereka sama-sama tertarik terhadap Jimi Hendrix dan Björk. Kemudian mereka bersama-sama menulis lagu (yang pertama adalah "Solitude" oleh Amy Lee, diikuti dengan "Understanding" oleh Ben Moody, "Give Unto Me" oleh Amy Lee. Kemudian lagu keempat yang mereka tulis adalah "My Immortal"). Lagu-lagu ini lalu diubah sedikit secara lirik dan musiknya oleh Ashley Hincher. Oleh karena itu nama keduanya ditemukan pada bagian credit.
Untuk beberapa saat, mereka tidak dapat menemukan musisi lainnya yang bisa bermain dengan mereka dan tidak memiliki dana untuk membayar asistensi profesional, jadi mereka tidak bisa bermain musik secara live. Namun dua lagu mereka "Understanding" dan "Give Unto Me", bisa masuk tangga musik lokal dan permintaan untuk pertunjukan live mulai meningkat. Setelah grup ini akhirnya bisa berpentas, mereka akhirnya menjadi salah satu pementasan terpopuler di daerah mereka. Mereka berpentas menggunakan beberapa nama termasuk "Childish Intentions" dan "Stricken," sebelum memutuskan untuk menggunakan nama "Evanescence" (yang artinya adalah "berpudar", atau "menguap seperti asap"). Amy pernah berkata bahwa ia menyenangi nama ini karena nama ini misterius dan gelap dan meninggalkan kesan yang mendalam dalam benak seseorang. Oleh karena itu ia menginginkan nama ini.
Karya-karya Awal
Album perdana mereka, Origin (dirilis tahun 2000), kurang dikenal oleh masyarakat pecinta musik. Evanescence juga merilis dua EP, yang sekarang sangat dicari-cari para kolektor karena sangat langka: Evanescence EP (1998) dimana ada sekitar 100 eksemplar dan, Sound Asleep EP, yang juga dikenal sebagai Whisper EP (1999), dan terbatas pada 50 eksemplar.
Tidak aneh, Origin dan kedua EP ini mengandung versi-versi demo dari beberapa lagu yang ada di album perdana mereka. Bahkan, rekaman lagu "My Immortal" juga ditemukan di Fallen selain terdapat di Origin, dikurangi beberapa instrumen pengiring. Namun Amy Lee sendiri menganggap bahwa rekaman ini bukan sebuah album yang sejati namun hanya sebuah kumpulan lagu-lagu demo (di mana beberapa di antara tidak dipentaskan secara baik) yang dikirimkan ke perusahaan-perusahaan musik. Hanya 2.500 eksemplar dari rekaman ini yang pernah dibuat dan dengan ini membatasi availability-nya hanya kepada beberapa yang mujur bisa membelinya pada tahun-tahun awal atau kepada mereka yang bersedia membayar ratusan dolar. Sebagai reaksi, Amy Lee bahkan mendorong para penggemar untuk men-download-nya dari internet pada sebuah wawancara.
Tidak mengherankan beberapa perusahaan pembajakan menjual rekaman-rekaman bajakan Origin, biasanya sebagai "rilis ulang Rusia" dan pada harga yang tinggi. Oleh karena itu disarankan bahwa para penggemar seyogyanya jangan membuang uang mereka pada sebuah eksemplar Origin karena kemungkinan besar bukan eksemplar asli dan tidak menguntungkan grup ini lagi.
Fallen
Album utama pertama mereka "Fallen" sudah mendapatkan penghargaan 6x Platinum, dan berada selama 43 pada Billboard Top 10. Lalu lebih dari 12 juta eksemplar album ini laku terjual.
Single Evanescence utama yang pertama; "Bring Me to Life" merupakan sebuah dobrakan dunia bagi band ini dan mencapai urutan ke-5 pada Billboard Hot 100 di Amerika Serikat, sementara "My Immortal" yang sama-sama populer mencapai urutan ke-7 di AS. Lalu dimasukkannya lagu-lagu ini dalam soundtrack film Daredevil menolong mereka menjadi populer dan membuat posisi mereka di dunia musik menjadi kokoh.
Lalu single "Bring Me to Life" juga mendapatkan pengakuan untuk band ini pada Grammy Awards of 2004, dimana band ini diberi penghargaan Grammy Award for Best Hard Rock Performance. Pada waktu yang sama, Evanescence juga diberi penghargaan Grammy Award for Best New Artist.
Dua single dari album Fallen yang dirilis termasuk "Going Under" dan "Everybody's Fool", yang juga dibuatkan video klip.
Lalu lagu Breathe No More yang sebelumnya belum dirilis, termasuk pada soundtrack film Elektra yang dirilis tahun 2005.
Kepergian Ben
Pada 22 Oktober 2003, Moody secara tiba-tiba meninggalkan band ini, padahal sedang berada di tengah-tengah tur Eropa. Alasannya mula-mula yang dilaporkan karena mereka mengalami "perbedaan secara kreatif." Namun pada sebuah wawancara beberapa bulan kemudian, [1], Amy Lee berkata: "Kami mencapai suatu titik dimana jika tidak sesuatu halpun berubah, kami tidak akan bisa membuat album kedua."
Setelah saat itu, Amy Lee pernah berkata bahwa kepergiaan Ben hampir bisa dikatakan melegakan karena keberadaannya menciptakan ketegangan dalam band. Terry Balsamo dari band Cold mengganti Moody. Belum lama ini Moody mengaku dalam sebuah wawancara bahwa ia mengidap bipolar disorder, namun meninggalkan terapi narkoba dan alkohol ketika ia sedang terlihat pertikaian dengan Evanescence. Ia juga berkata bahwa lagu yang ditulisnya ketika kepergiannya secara tiba-tiba dan berjudul "10/22", mula-mula ditulisnya untuk menjelek-jelekkan Amy Lee. Namun setelah berintrospeksi Moody membeberkan bahwa ia sebenarnya membicarakan dirinya sendiri dan bukan Lee.
Anywhere But Home
Anywhere But Home dirilis pada tahun 2004 pada format DVD/CD. . DVD ini merupakan rekaman dari pertunjukan mereka di Paris beserta beberapa fitur di belakang panggung, seperti penandatanganan CD dan warming up. CD-nya sendiri berisi beberapa lagu yang sebelumnya belum pernah dirilis seperti "Missing", "Breathe No More" (dari film Elektra) dan "Farther Away". Lalu dalam CD ini terdapat pula lagu cover Korn "Thoughtless" yang pernah mereka mainkan pada beberapa pertunjukan live.
The Chronicles Of Narnia
Amy Lee diminta untuk menulis sebuah lagu tema untuk versi film tahun 2005 The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch and the Wardrobe, namun lagunya ditolak oleh para produser karena dianggap "terlalu gelap dan bersifat epos". Lee kala itu berpikir untuk menyesuaikan lagunya, namun akhirnya ia memutuskan bahwa "ia tidak akan pernah berkompromi mengenai karya seninya untuk apapun."
Lee sudah memberikan sinyal bahwa para penggemar bisa mendengarkan lagu Nanrnia yang tak terpakai ini di masa depan. Pada halaman web EvBoard, papan pesan resmi Evanescence, Amy Lee berkata bahwa tidak ada yang hilang dan bahwa lagu ini merupakan bahan yang menarik untuk album baru mereka.
The Open Door
The Open Door adalah album studio kedua oleh Evanescence. Pertama
kali dirilis di Polandia pada tanggal 25 September 2006, melalui Wind-up
Records dan kemudian di lebih dari 20 negara lain di seluruh dunia.
Semula direncanakan dirilis pada Maret 2006, tanggal rilis The Open Door
berubah karena stroke gitaris Terry Balsamkeper, hilangnya mantan
manajer band dan Will Boyd dan kepergian Ben Moody dari band. Album ini
melambangkan awal yang baru untuk band ini, menggabungkan elemen-elemen
baru dalam musik lama mereka seperti gothic rock, simfoni rock dan musik
pop serta paduan suara di beberapa lagu. Proses menulis untuk album
berjangka waktu lebih dari 18 bulan dan sebagian besar lagu itu ditulis
oleh Amy Lee dan Terry Balsamo, sedangkan yang diproduksi oleh Dave
Fortman. Pada Oktober 2011 mereka telah menjual lebih dari dua juta kopi
di Amerika Serikat dan lebih dari enam juta kopi di seluruh dunia.
"Call Me When You're Sober" dirilis secara digital sebagai single pertama dari album pada 4 September 2006 dan kemudian dirilis sebagai CD pada 27 September. Menduduki posisi 10 di Billboard Hot 100 dan meraih posisi 20 teratas dalam tangga lagu lebih beberapa internasional. "Lithium" dirilis sebagai single kedua pada tanggal 1 Januari 2007 sedangkan "Sweet Sacrifice" dirilis sebagai single internasional ketiga dari album pada tanggal 5 Mei 2007. "Good Enough" dirilis sebagai single keempat dari album namun gagal tercatat di tangga lagu musik.
Evanescence
Evanescence adalah self-titled album studio ketiga oleh Evanescence.
Album ini dirilis pada tanggal 7 Oktober, 2011 oleh Wind-up Records.
Band ini memulai proses menulis album pada Juni 2009. Peluncuran album
ini diubah beberapa kali; pada 22 Februari 2010, band ini masuk studio
dengan produser Steve Lillywhite, tetapi kemudian mereka berhenti
rekaman album dengannya karena dia "tidak pas". Selama waktu itu album
ini dijadwalkan untuk rilis 2010 Agustus atau September, tapi Lee
kemudian mengumumkan bahwa Evanescence telah meninggalkan studio untuk
menulis lebih banyak bahan. Pada tanggal 11 April 2011, band kembali ke
studio dengan produser baru, Nick Raskulinecz. Menurut Lee, band ini
mendapat pengaruh dari Björk, Depeche Mode, Massive Attack, MGMT dan
Portishead. Lagu di Evanescence mengandung unsur gothic rock, nu-metal
dan hard rock serta elemen elektro baru. Setelah dirilis, album menerima
tanggapan positif dari kritikus musik yang umumnya memuji unsur musik
baru dalam suara lagu dan vokal Lee. Namun, beberapa dari mereka
mengkritiknya mirip dengan materi band yang lebih tua. Single pertama
dari album, "What You Want", dirilis pada tanggal 9 Agustus 2011. "My
Heart Is Broken", single kedua dari album, dirilis pada tanggal 11
November 2011. "Lost in Paradise" dirilis secara internasional pada 25
Mei 2012. "The Other Side" resmi dirilis di U.S. Alternative and Modern
Rock Radio pada tanggal 11 Juni 2012. Kemudian selama sesi dengan Nick
Raskulincecz, Lee berbicara tentang tema album, "Saya mendapatkan
inspirasi oleh alam. Laut adalah temanya.. Kehancuran juga dijadikan
tema album, tanpa harus menawarkan solusi." Dia menambahkan bahwa band
ini menggunakan banyak instrumen baru seperti harpa, synthesizer dan
keyboard klasik. Sebuah remix dari Renholdër "Made of Stone" muncul di
soundtrack dan di penutup film Underworld :Awakening dan remix Photek
dari "A New Way To Bleed" disertakan pada soundtrack The Avengers,
Avengers Assemble: Music from and Inspired by the Motion Picture.
Kontroversi Kekristenan
Pada awalnya Evanescence dianggap sebagai bagian dari Christian rock dan bahkan album mereka dijual di toko-toko Kristen. Anggapan ini muncul karena dalam lagu "Tourniquet" terdapat lirik,"Will I be denied Christ, tourniquet, my suicide." Lagu ini sebenarnya bukan karya Amy Lee maupun Ben Moody, karena lagu tersebut ditulis oleh Rocky Gray (mantan drummer Evanescence) untuk band-nya, Soul Embraced, sebelum memutuskan untuk berpisah dengan Soul Embraced dan bergabung dengan Evanescence. Namun para anggota band ini sudah menyatakan bahwa mereka tidak mau dianggap sebagai sebuah grup Christian rock, apalagi setelah Moody memaki-maki pada sebuah wawancara. Tidak lama kemudian toko-toko Kristen menghilangkan album-album mereka dari rak-rak mereka. Setelah itu Amy Lee menyatakan bahwa mereka BUKAN sebuah grup Kristen dan akan menghargai apabila gosip ini akan berhenti.
Persamaan
Band ini seringkali disamakan dengan band nu-metal seperti Linkin Park, P.O.D. dan Papa Roach, namun banyak penggemar yang menolak karena persamaan ini kurang tepat karena hanya berdasarkan lagu "Bring Me to Life" saja, yang juga menampilkan vokalis 12 Stones; Paul McCoy yang bermain musik bergaya rap pada beberapa bagian pendek lagu ini. Namun hal ini tidaklah representatif bagi kebanyakan lagu-lagu mereka, baik di album Fallen maupun karya-karya mereka yang lebih awal. Evanescence juga disamakan dengan band-band seperti In Winter, Lacuna Coil, Nightwish, dan Within Temptation, yang semuanya memakai vokalis wanita dan tema-tema lirik yang gelap, namun band-band terakhir ini biasa dianggap symphonic metal/gothic metal dan bukan rock.
Pada saat pementasan secara live, Evanescence seringkali memainkan lagu-lagu cover dari band-band semasa seperti A Perfect Circle, The Offspring, Garbage, Metallica, dan Korn. Mereka juga pernah mementaskan lagu-lagu grup rock alternatif yang sudah dibubarkan seperti Soundgarden dan The Smashing Pumpkins.
Sejarah
Evanescence pertama kali didirikan oleh Amy Lee dan mantan gitaris Ben Moody. Mereka berdua berjumpa pada sebuah kamp anak muda di Arkansas, dimana Moody mendengar Lee bermain lagu I'd Do Anything for Love (But I Won't Do That) karangan Meat Loaf pada sebuah piano.
Kemudian pasangan ini menemukan bahwa mereka sama-sama tertarik terhadap Jimi Hendrix dan Björk. Kemudian mereka bersama-sama menulis lagu (yang pertama adalah "Solitude" oleh Amy Lee, diikuti dengan "Understanding" oleh Ben Moody, "Give Unto Me" oleh Amy Lee. Kemudian lagu keempat yang mereka tulis adalah "My Immortal"). Lagu-lagu ini lalu diubah sedikit secara lirik dan musiknya oleh Ashley Hincher. Oleh karena itu nama keduanya ditemukan pada bagian credit.
Untuk beberapa saat, mereka tidak dapat menemukan musisi lainnya yang bisa bermain dengan mereka dan tidak memiliki dana untuk membayar asistensi profesional, jadi mereka tidak bisa bermain musik secara live. Namun dua lagu mereka "Understanding" dan "Give Unto Me", bisa masuk tangga musik lokal dan permintaan untuk pertunjukan live mulai meningkat. Setelah grup ini akhirnya bisa berpentas, mereka akhirnya menjadi salah satu pementasan terpopuler di daerah mereka. Mereka berpentas menggunakan beberapa nama termasuk "Childish Intentions" dan "Stricken," sebelum memutuskan untuk menggunakan nama "Evanescence" (yang artinya adalah "berpudar", atau "menguap seperti asap"). Amy pernah berkata bahwa ia menyenangi nama ini karena nama ini misterius dan gelap dan meninggalkan kesan yang mendalam dalam benak seseorang. Oleh karena itu ia menginginkan nama ini.
Karya-karya Awal
Album perdana mereka, Origin (dirilis tahun 2000), kurang dikenal oleh masyarakat pecinta musik. Evanescence juga merilis dua EP, yang sekarang sangat dicari-cari para kolektor karena sangat langka: Evanescence EP (1998) dimana ada sekitar 100 eksemplar dan, Sound Asleep EP, yang juga dikenal sebagai Whisper EP (1999), dan terbatas pada 50 eksemplar.
Tidak aneh, Origin dan kedua EP ini mengandung versi-versi demo dari beberapa lagu yang ada di album perdana mereka. Bahkan, rekaman lagu "My Immortal" juga ditemukan di Fallen selain terdapat di Origin, dikurangi beberapa instrumen pengiring. Namun Amy Lee sendiri menganggap bahwa rekaman ini bukan sebuah album yang sejati namun hanya sebuah kumpulan lagu-lagu demo (di mana beberapa di antara tidak dipentaskan secara baik) yang dikirimkan ke perusahaan-perusahaan musik. Hanya 2.500 eksemplar dari rekaman ini yang pernah dibuat dan dengan ini membatasi availability-nya hanya kepada beberapa yang mujur bisa membelinya pada tahun-tahun awal atau kepada mereka yang bersedia membayar ratusan dolar. Sebagai reaksi, Amy Lee bahkan mendorong para penggemar untuk men-download-nya dari internet pada sebuah wawancara.
Tidak mengherankan beberapa perusahaan pembajakan menjual rekaman-rekaman bajakan Origin, biasanya sebagai "rilis ulang Rusia" dan pada harga yang tinggi. Oleh karena itu disarankan bahwa para penggemar seyogyanya jangan membuang uang mereka pada sebuah eksemplar Origin karena kemungkinan besar bukan eksemplar asli dan tidak menguntungkan grup ini lagi.
Fallen
Album utama pertama mereka "Fallen" sudah mendapatkan penghargaan 6x Platinum, dan berada selama 43 pada Billboard Top 10. Lalu lebih dari 12 juta eksemplar album ini laku terjual.
Single Evanescence utama yang pertama; "Bring Me to Life" merupakan sebuah dobrakan dunia bagi band ini dan mencapai urutan ke-5 pada Billboard Hot 100 di Amerika Serikat, sementara "My Immortal" yang sama-sama populer mencapai urutan ke-7 di AS. Lalu dimasukkannya lagu-lagu ini dalam soundtrack film Daredevil menolong mereka menjadi populer dan membuat posisi mereka di dunia musik menjadi kokoh.
Dua single dari album Fallen yang dirilis termasuk "Going Under" dan "Everybody's Fool", yang juga dibuatkan video klip.
Lalu lagu Breathe No More yang sebelumnya belum dirilis, termasuk pada soundtrack film Elektra yang dirilis tahun 2005.
Kepergian Ben
Pada 22 Oktober 2003, Moody secara tiba-tiba meninggalkan band ini, padahal sedang berada di tengah-tengah tur Eropa. Alasannya mula-mula yang dilaporkan karena mereka mengalami "perbedaan secara kreatif." Namun pada sebuah wawancara beberapa bulan kemudian, [1], Amy Lee berkata: "Kami mencapai suatu titik dimana jika tidak sesuatu halpun berubah, kami tidak akan bisa membuat album kedua."
Setelah saat itu, Amy Lee pernah berkata bahwa kepergiaan Ben hampir bisa dikatakan melegakan karena keberadaannya menciptakan ketegangan dalam band. Terry Balsamo dari band Cold mengganti Moody. Belum lama ini Moody mengaku dalam sebuah wawancara bahwa ia mengidap bipolar disorder, namun meninggalkan terapi narkoba dan alkohol ketika ia sedang terlihat pertikaian dengan Evanescence. Ia juga berkata bahwa lagu yang ditulisnya ketika kepergiannya secara tiba-tiba dan berjudul "10/22", mula-mula ditulisnya untuk menjelek-jelekkan Amy Lee. Namun setelah berintrospeksi Moody membeberkan bahwa ia sebenarnya membicarakan dirinya sendiri dan bukan Lee.
Anywhere But Home
Anywhere But Home dirilis pada tahun 2004 pada format DVD/CD. . DVD ini merupakan rekaman dari pertunjukan mereka di Paris beserta beberapa fitur di belakang panggung, seperti penandatanganan CD dan warming up. CD-nya sendiri berisi beberapa lagu yang sebelumnya belum pernah dirilis seperti "Missing", "Breathe No More" (dari film Elektra) dan "Farther Away". Lalu dalam CD ini terdapat pula lagu cover Korn "Thoughtless" yang pernah mereka mainkan pada beberapa pertunjukan live.
The Chronicles Of Narnia
Amy Lee diminta untuk menulis sebuah lagu tema untuk versi film tahun 2005 The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch and the Wardrobe, namun lagunya ditolak oleh para produser karena dianggap "terlalu gelap dan bersifat epos". Lee kala itu berpikir untuk menyesuaikan lagunya, namun akhirnya ia memutuskan bahwa "ia tidak akan pernah berkompromi mengenai karya seninya untuk apapun."
Lee sudah memberikan sinyal bahwa para penggemar bisa mendengarkan lagu Nanrnia yang tak terpakai ini di masa depan. Pada halaman web EvBoard, papan pesan resmi Evanescence, Amy Lee berkata bahwa tidak ada yang hilang dan bahwa lagu ini merupakan bahan yang menarik untuk album baru mereka.
The Open Door
"Call Me When You're Sober" dirilis secara digital sebagai single pertama dari album pada 4 September 2006 dan kemudian dirilis sebagai CD pada 27 September. Menduduki posisi 10 di Billboard Hot 100 dan meraih posisi 20 teratas dalam tangga lagu lebih beberapa internasional. "Lithium" dirilis sebagai single kedua pada tanggal 1 Januari 2007 sedangkan "Sweet Sacrifice" dirilis sebagai single internasional ketiga dari album pada tanggal 5 Mei 2007. "Good Enough" dirilis sebagai single keempat dari album namun gagal tercatat di tangga lagu musik.
Evanescence
Kontroversi Kekristenan
Pada awalnya Evanescence dianggap sebagai bagian dari Christian rock dan bahkan album mereka dijual di toko-toko Kristen. Anggapan ini muncul karena dalam lagu "Tourniquet" terdapat lirik,"Will I be denied Christ, tourniquet, my suicide." Lagu ini sebenarnya bukan karya Amy Lee maupun Ben Moody, karena lagu tersebut ditulis oleh Rocky Gray (mantan drummer Evanescence) untuk band-nya, Soul Embraced, sebelum memutuskan untuk berpisah dengan Soul Embraced dan bergabung dengan Evanescence. Namun para anggota band ini sudah menyatakan bahwa mereka tidak mau dianggap sebagai sebuah grup Christian rock, apalagi setelah Moody memaki-maki pada sebuah wawancara. Tidak lama kemudian toko-toko Kristen menghilangkan album-album mereka dari rak-rak mereka. Setelah itu Amy Lee menyatakan bahwa mereka BUKAN sebuah grup Kristen dan akan menghargai apabila gosip ini akan berhenti.
Persamaan
Band ini seringkali disamakan dengan band nu-metal seperti Linkin Park, P.O.D. dan Papa Roach, namun banyak penggemar yang menolak karena persamaan ini kurang tepat karena hanya berdasarkan lagu "Bring Me to Life" saja, yang juga menampilkan vokalis 12 Stones; Paul McCoy yang bermain musik bergaya rap pada beberapa bagian pendek lagu ini. Namun hal ini tidaklah representatif bagi kebanyakan lagu-lagu mereka, baik di album Fallen maupun karya-karya mereka yang lebih awal. Evanescence juga disamakan dengan band-band seperti In Winter, Lacuna Coil, Nightwish, dan Within Temptation, yang semuanya memakai vokalis wanita dan tema-tema lirik yang gelap, namun band-band terakhir ini biasa dianggap symphonic metal/gothic metal dan bukan rock.
Pada saat pementasan secara live, Evanescence seringkali memainkan lagu-lagu cover dari band-band semasa seperti A Perfect Circle, The Offspring, Garbage, Metallica, dan Korn. Mereka juga pernah mementaskan lagu-lagu grup rock alternatif yang sudah dibubarkan seperti Soundgarden dan The Smashing Pumpkins.
You've been on my mind
I grow fonder every day,
Lose myself in time
Just thinking of your face
God only knows
Why it's taken me so long
To let my doubts go
You're the only one that I want
I don't know why I'm scared, I've been here before
Every feeling, every word, I've imagined it all,
You never know if you never try
To forgive your past and simply be mine
I dare you to let me be your, your one and only
Promise I'm worthy to hold in your arms
So come on and give me a chance
To prove that I'm the one who can
Walk that mile until the end starts
If I've been on your mind
You hang on every word I say
Lose yourself in time at the mention of my name
Will I ever know how it feels to hold you close?
And have you tell me whichever road I choose you'll go
I don't know why I'm scared 'cause I've been here before
Every feeling, every word, I've imagined it all,
You'll never know if you never try
To forgive your past and simply be mine
I grow fonder every day,
Lose myself in time
Just thinking of your face
God only knows
Why it's taken me so long
To let my doubts go
You're the only one that I want
I don't know why I'm scared, I've been here before
Every feeling, every word, I've imagined it all,
You never know if you never try
To forgive your past and simply be mine
I dare you to let me be your, your one and only
Promise I'm worthy to hold in your arms
So come on and give me a chance
To prove that I'm the one who can
Walk that mile until the end starts
If I've been on your mind
You hang on every word I say
Lose yourself in time at the mention of my name
Will I ever know how it feels to hold you close?
And have you tell me whichever road I choose you'll go
I don't know why I'm scared 'cause I've been here before
Every feeling, every word, I've imagined it all,
You'll never know if you never try
To forgive your past and simply be mine
I heard you driving in my car
Then in a frozen bar
And I claimed I didn't care for you
But your verse got trapped inside my head
Over and over again
You played yourself to death in me
I thought I'd drop you easily
But that was not to be
You burrowed like a summer tic
So you invade my sleep and confuse my dreams
Turn my nights to sleepless itch
Stuck on you 'till the end of time
I'm too tired to fight your rhyme
Stuck on you 'till the end of time
you've got me paralyzed
Holding on the telephone
I hear your midrange moan
You're everywhere inside my room
Even when I'm alone
I hear your mellow drone
You're everywhere inside of me
I can't escape your incessant whine
When you beam it out all across the sky
No I can't escape your insipid rhyme
When you shoot it deep
Straight into my mind
-paramore-
Then in a frozen bar
And I claimed I didn't care for you
But your verse got trapped inside my head
Over and over again
You played yourself to death in me
I thought I'd drop you easily
But that was not to be
You burrowed like a summer tic
So you invade my sleep and confuse my dreams
Turn my nights to sleepless itch
Stuck on you 'till the end of time
I'm too tired to fight your rhyme
Stuck on you 'till the end of time
you've got me paralyzed
Holding on the telephone
I hear your midrange moan
You're everywhere inside my room
Even when I'm alone
I hear your mellow drone
You're everywhere inside of me
I can't escape your incessant whine
When you beam it out all across the sky
No I can't escape your insipid rhyme
When you shoot it deep
Straight into my mind
-paramore-
Playground school bell rings again
Rain clouds come to play again
Has no one told you she's not breathing?
Hello, I am your mind giving you someone to talk to
Hello
Rain clouds come to play again
Has no one told you she's not breathing?
Hello, I am your mind giving you someone to talk to
Hello
If I smile and don't believe
Soon I know I'll wake from this dream
Don't try to fix me, I'm not broken
Hello I am the lie living for you so you can hide
Don't cry
Soon I know I'll wake from this dream
Don't try to fix me, I'm not broken
Hello I am the lie living for you so you can hide
Don't cry
Suddenly I know I'm not sleeping
Hello, I'm still here
All that's left of yesterday
Hello, I'm still here
All that's left of yesterday
Hey guys!
Penyanyi terkenal favorit saya berikutnya yaitu WHITNEY
HOUSTON. Seperti biasa biografinya akan ditulis dengan versi bahasa inggris supaya
pengunjung blognya dari luar negeri semua.
Whitney Houston was inarguably one of the biggest female pop
stars of all time. Her accomplishments as a hitmaker were extraordinary; just
to scratch the surface, she became the first artist ever to have seven
consecutive singles hit number one, and her 1993 Dolly Parton cover "I
Will Always Love You" became nothing less than the biggest hit single in
rock history. Houston was able to handle big adult contemporary ballads,
effervescent, stylish dance-pop, and slick urban contemporary soul with equal
dexterity; the result was an across-the-board appeal that was matched by scant
few artists of her era, and helped her become one of the first black artists to
find success on MTV in Michael Jackson's wake.
Like many of the original soul singers, Houston was trained
in gospel before moving into secular music; over time, she developed a virtuosic
singing style given over to swooping, flashy melodic embellishments. The shadow
of Houston's prodigious technique still looms large over nearly every pop diva
and smooth urban soul singer -- male or female -- in her wake, and spawned a
legion of imitators (despite some critics' complaints about over-singing).
Always more of a
singles artist, Houston largely shied away from albums during the '90s,
releasing the bulk of her most popular material on the soundtracks of films in
which she appeared. By the end of the decade, she'd gone several years without
a true blockbuster, yet herstatus as an icon was hardly diminished. Whitney
Elizabeth Houston was born in Newark, New Jersey, on August 9, 1963; her mother
was gospel/R&B singer Cissy Houston, and her cousin was Dionne Warwick. By
age 11, Houston was performing as a soloist in the junior gospel choir at her
Baptist church; as a teenager, she began accompanying her mother in concert (as
well as on the 1978 album Think It Over), and went on to back artists like Lou
Rawls and Chaka Khan.
Houston also pursued modeling and acting, appearing on the
sitcoms Gimme a Break and Silver Spoons. Somewhat bizarrely, Houston's first
recording as a featured vocalist was with Bill Laswell's experimental jazz-funk
ensemble Material; their 1982 album One Down placed Houston alongside such
unlikely avant-gardists as Archie Shepp and Fred Frith. The following year,
Arista president Clive Davis heard Houston singing at a nightclub and offered
her a record contract. Her first single appearance was a duet with Teddy
Pendergrass, "Hold Me," which missed the Top 40 in 1984.
Houston's debut album, Whitney Houston, was released in
March 1985. Its first single, "Someone for Me," was a flop, but the
second try, "You Give Good Love," became Houston's first hit, topping
the R&B charts and hitting number three pop. Houston's next three singles
-- the Grammy-winning romantic ballad "Saving All My Love for You,"
the brightly danceable "How Will I Know," and the inspirational
"The Greatest Love of All" -- all topped the pop charts, and a year
to the month after its release, Whitney Houston hit number one on the album
charts. It eventually sold over 13 million copies, making it the best-selling
debut ever by a female artist. Houston cemented her superstar status on her
next album, Whitney; despite the unimaginative title, it became the first album
by a female artist to debut at number one, and sold over nine million copies.
Its first four singles -- "I Wanna Dance with Somebody (Who Loves
Me)" (another Grammy winner), "Didn't We Almost Have It All,"
"So Emotional," and "Where Do Broken Hearts Go" -- all hit
number one, an amazing, record-setting run of seven straight (broken by
"Love Will Save the Day").
In late 1988, Houston scored a Top Five hit with the non-LP
single "One Moment in Time," recorded for an Olympics-themed
compilation album. Houston returned with her third album, I'm Your Baby
Tonight, in 1990; a more urban-sounding, R&B-oriented record, it
immediately spun off two number one hits in the title track and "All the
Man That I Need." But the quality of the material was generally viewed as,
overall, much weaker than her previous efforts, and following those two hits,
sales of the album tapered off quickly, halting around four million copies.
Nevertheless, Houston remained so popular that she could even take a recording
of "The Star Spangled Banner" (performed at the Super Bowl) into the
pop Top 20 -- though, of course, the Gulf War had something to do with that. In
retrospect, the erratic quality of I'm Your Baby Tonight seemed to signal
Houston's declining interest in making fully fleshed-out albums. Instead, she
began to focus on an acting career, which she hadn't pursued since her teenage
years; she also married singer Bobby Brown in the summer of 1992.
Her first feature film, a romance with Kevin Costner called
The Bodyguard, was released in late 1992; it performed well at the box office,
helped by an ad campaign that seemingly centered around the climactic key
change in Houston's soundtrack recording of the Dolly Parton-penned "I
Will Always Love You." In fact, the ad campaign undoubtedly helped "I
Will Always Love You" become the biggest single in pop music history. It
set new records for sales (nearly five million copies) and weeks at number one
(14), although those were later broken by Elton John's "Candle in the Wind
1997" and Mariah Carey and Boyz II Men's "One Sweet Day,"
respectively. Meanwhile, the soundtrack eventually sold an astounding 16
million copies, and also won a Grammy for Album of the Year. Once Houston had
stopped raking in awards and touring the world, she prepared her next
theatrical release, the female ensemble drama Waiting to Exhale.
A few months before
its release at the end of 1995, it was announced that she and Brown had split
up; however, they called off the split just a couple months later, and rumors
about their tempestuous relationship filled the tabloids for years to come.
Waiting to Exhale was released toward the end of the year, and the first single
from the soundtrack, "Exhale (Shoop Shoop)," topped the charts; the
album sold over seven million copies. For her next project, Houston decided to
return to her gospel roots; the soundtrack to the 1996 film The Preacher's
Wife, which naturally featured Houston in the title role, was loaded with
traditional and contemporary gospel songs, plus guest appearances by Houston's
mother, Shirley Caesar, and the Georgia Mass Choir. Houston also began making
headlines for what appeared to be increasing unreliability, canceling several
TV and concert appearances due to illness.
In 1998, Houston
finally issued a new full-length album, My Love Is Your Love, her first in
eight years. Houston worked with pop/smooth soul mainstays like Babyface and
David Foster, but also recruited hip-hop stars like Missy Elliott, Wyclef Jean,
Lauryn Hill, and Q-Tip. The album sold even fewer copies than I'm Your Baby
Tonight, but it received Houston's most enthusiastic reviews in quite some
time. Moreover, it produced one of her biggest R&B chart hits (seven weeks
at number one) in the trio number "Heartbreak Hotel," done with Faith
Evans and Kelly Price. She also duetted with Mariah Carey on "When You
Believe," a song from the animated film The Prince of Egypt.
Unfortunately, Houston was also back in the tabloids in early 2000; she was
arrested in Hawaii when airline authorities reportedly found marijuana in her
luggage (the charges were later dismissed). Speculation about Houston's
personal life only grew when she was dropped from the Academy Awards telecast
that March, officially because of a sore throat, but reputedly due to poor
rehearsals and a generally out-of-it air.
Later in the year, Arista released the two-disc compilation
Greatest Hits, which actually featured one disc of hits and one of remixes; it
also included new duets with Enrique Iglesias, George Michael, and Deborah Cox.
It was also announced that Houston had signed a new deal with Arista worth $100
million, requiring six albums from the singer. The self-styled comeback album
Just Whitney arrived in 2002, followed by One Wish: The Holiday Album in
November of the following year.

That fall, Houston filmed a role in a remake of the 1976
musical film Sparkle, starring alongside Jordin Sparks. In early 2012, rumors
began to swirl that Simon Cowell was courting Houston for a mentor spot on The
X Factor, but before anything came of it tragedy occurred. On February 11, the
day before the 2012 Grammys, Houston was found dead in her bathroom at the
Beverly Hills Hilton. The cause of death was found to be accidental drowning
caused by heart disease and cocaine use. ~ Steve Huey, Rovi.
Sekian biografi panjang Almarhumah. Buat yang gak ngerti, tinggal klik link berikut klik aja okeh coy! terus copyin semua, dan paste disana;)
Siapa yang ga kenal Neneng Alicia?Pasti pada kenal kan? Ga gahol lo kalo ga kenal si doi yang suaranya merdu dan khas itu.
Alicia Keys jadi bintang internasional sejak tahun 2001 dengan peluncuran album pertamanya. Lagunya yang berjudul "Song in A Minor" aja terjual lebih dari 50.000 copy during its first day of availability and eventually moved over ten million
units worldwide. Yah artikan sendiri =))
Selanjutnya pake bahasa Inggris aja ya gapapa kan? agak susah ya kalo udah lama di Inggris =)) haha
Alicia Augello Cook was born in Harlem in early 1981. Raised by her Italian-American mother, she enrolled in classical piano lessons at the age of seven and began writing songs four years later. An education at the Professional Performance Arts School helped develop her vocal skills, and Alicia graduated at the age of 16 as the class valedictorian.
Two Columbias loomed on the immediate horizon: Columbia University and Columbia Records, both of whom had extended offers to the talented student/musician. Although she attempted to make both options work, Alicia found it difficult to juggle the two commitments and chose to focus exclusively on her music career. Assuming the stage name of Alicia Keys, she began working with Columbia and contributed a song to the Men in Black soundtrack, but disputes with the label resulted in her contract's termination.
Keys bounced back by aligning herself with Clive Davis, the president of Arista Records, but work on her debut album stalled when Davis was ousted from the company in 2000. Davis soon formed his own label, J Records, and welcomed Keys back into the fold with an aggressive publicity campaign (including an influential appearance on The Oprah Winfrey Show).
Songs in A Minor was then released in June 2001 and debuted at the top of the charts, eventually netting five Grammys and rising to platinum status in ten different countries. Released in 2003, The Diary of Alicia Keys enjoyed similar Grammy-certified success, and Keys released a book of poetry the following year.
A live CD/DVD package, Unplugged, arrived in 2005 and followed Keys' two previous releases to the top of the charts, even if it failed to win any of the four Grammys for which it was nominated. Alicia Keys then entered the acting world, starring in both Smokin' Aces and The Nanny Diaries in 2007, before issuing the pop-influenced As I Am later that year.
It became her fourth consecutive number one album, and she was nominated for another handful of Grammys as a result, with "Superwoman" winning the award for Best Female R&B Vocal Performance in early 2009. As the year drew to a close, Keys returned to the top of the Billboard charts with "Empire State of Mind," a Jay-Z single that featured her vocals, and released her fourth studio album, The Element of Freedom. Although it went platinum, The Element of Freedom didn't reach number one in the U.S., becoming her first album to miss the top slot. It did reach number one in the U.K., though, marking Keys' first chart-topping album in Europe and highlighting her status as a global artist. ~ Andrew Leahey, Rovi
Salahsatu lagi Alicia Keys yang gue suka yang judulnya "If I ain't got You". Coba deh denger, mantep dehhhhhhhhh
Diberdayakan oleh Blogger.