Esti Destikarani

I am an Architect

Esti Destikarani

Only a place for express all thoughts into a set of indefinite letters. Hoping to be useful, but being self complacent is very meaningful for me. Thank you, to spend a few minutes just to open this site. Hopefully there's no regret and keep the "kepo" grows to read more articles or sharing stories that I've posted. Its an honor for me if you leave a trail by commenting below the posts. Happy reading and enjoy, Esti.

  • Bandung City
  • +62853-1455-5953
  • edestikarani@gmail.com
  • www.wap-jett.blogspot.co.id
Me

My Professional Skills

I am very good at making dreams but still not ready to wake up and achieve everything I have dreamed of. My time is always used to think about everything. Deeply imagining something satisfying. Because I think everything starts as a dream, but unfortunately its requires ACTION to become true.

AutoCad 80%
SketchUp 90%
Vray for Sketchup 80%
Adobe Illustrator 85%
Adobe Photoshop 85%
Corel Draw 90%
Microsoft Office 90%

Tentang Arsitektur

Kesoktahuan diri ini yang hanya ingin bercakap-cakap tentang arsitektur walaupun ilmunya belum ada apa-apanya. Sharing aja gimanah?

Tentang Travelling

Ah, ini sih cuman konten jalan-jalan biasa. Doain ya, semoga bisa "travelling beneran". Pasti di post deh :)

Curhat Session

Blog ini isinya 1% ilmu, 99% curhat. Jadi buat apa kalian datang haha. Gak deng bercanda. Terimakasih telah berkunjung, luv luv :*

Tentang Portofolio

Berusaha menjadi wanita yang produktif. Cobalah lihat keproduktifan diri ini. Semoga menghibur :')

Hanya Cerita Lampau

Bangsa yang hebat adalah bangsa yang tidak meninggalkan sejarahnya. Begitupun kita sebagai manusia. Apadah wkwk

Artikel Bermanfaat

Nah yang ini semoga beneran bermanfaat ya.

0
Proyek Desain
0
design award
0
facebook like
0
current projects
Tampilkan postingan dengan label favourite. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label favourite. Tampilkan semua postingan
  • Hidup Satu Atap Bersebelas #1

    Malem ini aku pengen ceritain masa-masa indah selama 33 hari bersama teman baru, tempat baru, kebiasaan baru, dan segalanya baru. Entah kenapa tiba-tiba inget. Kangen? Mungkin. Tapi gamau lagi sih haha. Aku cuma rindu aja, dan rindu bagiku gak seberat apa yang Dilan bilang. Rindu itu mengasyikan :')

    Semester tujuh ini adalah waktunya aku untuk menuntaskan mata kuliah-mata kuliah perentelan buat bisa menuju ke tugas akhir dan sidang. Salah satu mata kuliah yang paling ditunggu-tunggu banyak orang yaitu KKN alias Kuliah Kerja Nyata. Why? Katanya sih KKN itu rame, ajang cari jodoh, have fun, banyak belajar banyak dari masyarakat, dll. Tapi entah kenapa saat itu aku ngerasa B aja. Mungkin cukup asyik sih mendengar kakak tingkat bercerita tentang pengalaman mereka semasa KKN, tapi bagi aku yang 'rada' susah buat bisa deket sama orang kayanya perlu usaha ekstra di KKN ini. Makanya awal-awal jujur ada rasa-rasa males sebenernya haha. Belum lagi tugas-tugas dan UAS masih pada numpuk kaya cucian. Hadeh, ribet deh pokonya. Tapi mau gimana lagi, nikmati aja, toh beres juga haha :')

    Mulai lah KKN dengan diklat-diklatan dan pelepasan mahasiswa KKN. Disitu aku sama temen-temen kelompok masih diem-dieman gitu. Masih malu ceritanya haha. Aku berusaha ngajak ngobrol dan cari topik, tapi kayanya masih terlalu dini untuk memulai. Jadi pas diklat, gak banyak yang aku obrolin dari sekedar hai, kamu jurusan apa, dimana kosannya, kenal sama si ini gak. Kurang lebih gitu dan hening lagi berusaha mencari topik tapi gak ketemu. So Sad wkwk.

    Setelah diklat dan pelepasan, mulailah dengan survei-survei ke lokasi KKN. Untungnya lokasinya ga terlalu jauh karena masih di Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Desa Tugumukti, Kecamatan Cisarua. Yaaa, tapi lumayan juga sih pegel. Banyak juga hal-hal konyol pas survei nih. Pertama, nyasar. Wkwk, iya, sedih ya. Nyasar ke desa tetangga. Tapi untungnya ga terlalu jauh. Padahal itu udah ngikutin sama google maps loh kayanya. Temen sih yang ada di depan, aku cuman ngikutin aja di belakang. Tapi sama si google dibawa muter dulu hadeh. Untung pemandangannya kereeeeeennn banget. Gunung, kebun, sawah, jurang, ah indah lah. Indah yang tidak aku temukan di Kota Bandung.


    Pemandangan di sekitar desa. Diambil waktu lagi survey terus nyasar tapi suka sama pemandangannya haha, cekrek dek.

    Akhirnya ketemu sama Kantor Desa Tugumukti

    (Bersambung......)
  • Butuh lagi, acara kaya gini nih

    Lagi-lagi di malam hari, di jam yang sama di postingan sebelumnya, acara yang sangat bergengsi dan tentunya banyak dihadiri manusia-manusia yang memiliki pengaruh di Indonesia. Mereka adalah orang-orang dengan jiwa kreatif yang bukan hanya memikirkan tapi juga menciptakan sebuah karya. Mereka adalah panutan banyak orang, termasuk saya.

    Malam itu, meskipun angin dingin terus-menerus menabraki dirinya menuju wajah, tangan dan kaki, seolah kami menantang arus mereka, dengan terus melihat jam pada layar ponsel karena takut terlambat dalam acara yang paling ditunggu-tunggu makhluk 'perusak' seantero nusantara, kami tidak merasa terusik sedikitpun. Dia tetap konsisten mengendarai sepeda motornya, dan saya tetap konsisten melihat layar ponsel. Entah apa yang ada dibenak kami, sungguh, ini adalah ke-sekian kalinya menghadiri acara dengan bintang tamu walikota sendiri. Walikota yang katanya super sibuk namun menghasilkan tingkat kebahagiaan di kota ini naik katanya.  

    Lokasinya cukup jauh, berada di utara kota. Tempat yang memang sudah biasa dijadikan pameran, seminar, workshop, dll. Disertai instalasi-instalasi menakjubkan yang membuat kamera perlu bekerja penuh di malam itu. Kami menghadiri sebuah pameran besar dengan karya-karya dari setiap kampus terkemuka di Indonesia. Karya terbaik yang bernilai estetis tinggi. 

    Dia yang ditunggu-tunggu pun datang dengan ajudannya. Sosok yang gagah berkharisma dan ramah ini menyampaikan pidatonya yang disisipi dengan candaan khas sehingga membuat kami tertawa. Dia menyampaikan banyak hal tentang profesinya. Dia lah Ridwan Kamil. Tak lama, ia harus pergi lagi untuk menghadiri rapat bersama kepala desa. 

    Setelah pidato pembukaan itu berakhir, seluruh peserta yang hadir akhirnya diperbolehkan masuk ke ruang pameran. Kami dan semua teman-teman yang hadir bersama-sama mengapresiasi karya yang dipajang dengan berbagai konsep menarik dan unik. Bersama orang-orang hebat yang saat itu wajahnya dapat dilihat dalam jarak yang sangat dekat. Luar biasa.

    Kami akhirnya sampai pada karya terakhir yang penuh perjuangan untuk bisa melihatnya karena antrian panjang para peserta yang hadir. Sungguh ini adalah pengalaman yang luar biasa. Entah kapan almamater ini dapat membuat sebuah acara yang sebegini besarnya. Akhirnya kami beserta teman-teman yang lain duduk di sebuah amphiteater sambil menyantap makanan ringan yang disediakan. Menikmati malam yang dingin, diselimuti instalasi bambu, dengan latar gelak tawa dan ceria, membuat suasana saat itu terasa hidup. 

    Tiba-tiba seorang dengan tubuh tinggi, rambut yang agak ikal rapi, dan wajahnya yang cantik mengenakan pakaian tradisional sunda menghampiri kami dan memberikan jabatan tangan. Dia adalah seorang yang terkenal sebagai principal sebuah konsultan. Dia juga sering ditawari menjadi moderator dalam acara-acara besar yang bergengsi. Beliau adalah Sarah Ginting. Sosok wanita yang menginspirasi kami dengan perkataanya malam itu yang membawa semangat. Beliau tetap ramah, bukan hanya kepada rekan seprofesinya saja, melainkan kepada kami, para bocah-bocah yang belum tahu apa-apa soal dunia kami. That was so amazing..

    Ya, acara itu membuatku sadar akan satu hal.
    Arsitektur itu menyenangkan.

    Bandung, 2 September
    Pameran Arsitektur Indonesialand 2016
    Selasar Sunaryo Art & Space







  • Malem-malem disuruh sharing

    Jujur, sebenernya agak setengah-setengah, mungkin karena cuaca sudah mulai tidak bersahabat. Hari itu adzan magrib sudah mulai menggelorai panorama. Sayangnya suara itu tersamarkan dengan ricuhnya bunyi hujan yang jatuh di atas kanopi rumah. Dia sudah datang menjemput sebelum hujan membesar. Acara pun akan dimulai satu jam lagi. Bukan lokasi yang dekat sehingga kami harus pergi lebih awal. Namun dengan kondisi seperti ini kami mengurungkan niat untuk bergegas pergi. 

    Saat itu aku harus membatalkan puasa bayar hutangku. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan menyebrangi jalan dan memesan sepiring makanan di sebuah warung langganan. Tak lama, teman kamipun datang. Kami memang janji untuk pergi bersama-sama, sebelum adzan magrib berkumandang. Sekali lagi, ini karena kuasa Tuhan. Kami tak bisa apa-apa.

    Hingga akhirnya hujan pun reda berbarengan dengan habisnya santapan di piring-piring. Kami pun sholat terlebih dahulu sebelum berangkat menuju lokasi. Ini adalah kali pertama saya mengikuti acara sharing bersama mereka-mereka yang sudah memiliki pengalaman lebih ketimbang kami, yang hanya mahasiswa semester V, yang hobinya main, nonton, dan so-so-an baca buku namun tidak pernah berhasil menyimpan ilmunya dalam waktu lama. 

    Sempat terbesit pertanyaan tentang acara itu. Mungkin karena pengaruh kata "sharing" yang tertulis dalam pamfletnya. Satu kata yang membawa pengaruh dan menimbulkan tanya seperti apa yang akan mereka sampaikan, apakah saya perlu melontarkan pertanyaan, bagaimana bila saya tiba-tiba mengantuk saat mereka membawakan materi. Hal-hal kecil yang cenderung tidak penting itu sempat melintas di pikiran ini.

    GPS pun akhirnya menampilkan titik terakhir, tandanya kami sudah sampai di lokasi. Gelap, sepi,  kosong, seperti tempat kejadian perkara kasus kriminal. Sebenarnya tempat apa ini. Berada di ujung jalan yang tidak pernah dilalui pengunjung. Tidak ada tanda-tanda peserta lain yang datang kesini. Satpampun akhirnya menjadi objek satu-satunya yang dapat kami percaya, dengan memberikannya alamat, ia pun menunjukkan lokasi gedungnya. Ternyata lokasinya ada dibalik gedung yang gelap itu. Sebaliknya, gedung ini penuh kehangatan, ramai, nyaman, dan terang. Sungguh dua hal kontras yang membuatku heran kenapa mereka mesti memilih lokasi ini.

    Kami menyusuri anak-anak tangga hingga sampailah kami di lantai 3. Ruangan itu bukanlah ruangan besar yang cukup untuk menampung banyak peserta, bahkan sebagian yang hadir terpaksa berdiri karena kurangnya kursi. Mungkin sebaiknya acara ini lebih baik dibuat lesehan saja dari pada menjadi orang yang harus menyaksikan acara kurang lebih tiga jam dengan berdiri, bilur hati merambah...

    Acara kemudian dibuka dengan MC yang 'kece abis'. Bukan hanya MC tapi semua yang menghadiri acara ini rata-rata memiliki penampilan yang baik. Mereka terlihat terawat, mengikuti perkembangan zaman, dan yang pasti berduit. Itu hal yang wajar karena sebagian besar yang hadir adalah mereka yang sudah memilki karir cemerlang di bidangnya.

    Akhirnya dua orang pemateri dari dua buah konsultan pun telah selesai memaparkan portofolio super mereka yang salahsatunya disertakan dengan animasi yang sejak dulu saya sangat ingin membuat animasi seperti itu. Semua seolah nyata dengan bantuan aplikasi digital. Semua nampak indah dan wah. Karya-karya mereka yang istilahnya dikerjakan dalam waktu seminggu, mungkin dapat saya kerjakan dalam waktu 6 bulan. Mereka hebat dan memang mereka ahli dalam hal itu. Mereka mengerjakan sesuatu yang menjadi passion mereka dan sesuatu itu menjadi keuntungan materil bagi mereka. 

    Runtutan hasil-hasil desain di berbagai tempat dengan berbagai sudut pandang yang memberikan inspirasi bagi jiwa-jiwa pengumpul materi. Indah dipandang, seolah ingin setiap tugas menjadi sesempurna yang ditampilkan di layar. Semoga. Entah kapan tapi akan selalu percaya. 

    Acara ini ditutup dengan pertanyaan-pertanyaan dari beberapa peserta, hingga akhirnya kantukpun tidak terasa...

    Terimakasi ia.b (Inisiatif Arsitek Bandung)
    Acara gratis yang menguntungkan ini perlu hadir sesering mungkin untuk kalangan kami yang masih buta tentang masa depan. 





  • Explore Malam Kota Bandung

    Bosan dengan kehidupan yang terang benderang? Butuh objek baru untuk target fotografi anda? Apa salahnya keluar malam dan berkeliling kota kita tercinta ini. Tapi ingat, usahakan jangan keluar sendirian khususnya buat cewek nih, kalo bisa bawa pacar atau kakak atau temen deket kek, kalo bisa yang bisa jagain kalo terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.

    Bandung, dengan segala kekreatifan penghuni didalamnya, mengundang banyak wisatawan baik luar maupun dalam negeri yang tentu membuat Bandung semakin heurin. Hal ini membuat warga pribumi malas untuk keluar rumah selain untuk melakukan aktivitas rutin seperti bekerja, kuliah, atau sekolah, seperti saya. Selain menikmati langit malam, kita juga bisa menikmati megahnya arsitektur zaman kolonial Belanda dan arsitektur modern yang banyak terdapat di setiap penjuru kota.

    Ini yang saya lakukan saat saya sedang bosan dengan rutinitas kampus. Kebetulan saat itu saya bawa kamera dan walaupun saya gabisa motret tapi momen untuk bisa merasakan hidupnya kembali kota ini bener-bener dapet!










     Yang jelas malam itu adalah malam yang paling berkesan selama hidup di Bandung, cielaah



  • Kunjungan Arsitektural : Menara Masjid Al-Furqon

    Belum pas rasanya kalo jadi anak teknik ga iseng-iseng nyari tempat yang ektrim, belum pernah dituju dan menyempatkan buat sekedar melamun atau selfie disana. Nah, rekomended sekali buat anak muda yang tidak takut ketinggian dan pecinta wisata langit khususnya anak UPI coba deh kalian manjat ke menara ini. Awalnya ada kaka tingkat yang kesini duluan, terus temen ngajakin dan alhasil udah dua kali kesana masih belum bosen.

    Lokasi menara ini ada di depan masjid Al-Furqon kampus UPI tentunya, di deket parkiran. Tapi inget kalo kesini harus tertib, naiknya gantian karena dikhawatirkan kondisi anak tangga yang sudah tidak anak-anak lagi alias takut lapuk tiba-tiba. Kalo kalian sudah lihai pake 'taraje' kalian mungkin tidak akan kesulitan. Jangan banyakan juga, maksudnya jangan sekelas kesana semua takut roboh haha. Ya terus kalo digembok ya kalian harus rela balik lagi. Hati-hati dimarahin sama pengurus masjid ya wkwk.

    Setelah sampai diatas kalian akan disuguhkan dengan pemandangan maskot UPI yaitu ISOLA tercinta, mesjid keren tiada dua Al-Furqon, gedung tersayang FPTK dan jalan terpadat Setiabudi. Jangan lupa bawa tongsis dan fisheye dan alat fotografi lain yang kalian punya! Perhatikan kondisi alam juga kawan. Usahakan jangan siang bolong kalau kalian gamau kebakar. Enaknya sih senja-senja gitu bareng si doi kalo ada :'(
    Jangan pake rok, nanti keliatan dari bawah eheheh. Jangan bawa tas, ribet. Jangan lama-lama nanti betah.

    Turunnya juga cukup tegang buat yang pertama kali. Hati-hati aja lah pokonya.



















    Yahaha seru lah pokonya! Wajib icip.
  • Kenekatan Gue yang Tidak Mungkin Berhasil, Bah!

    Ketularan syndrome GueElo gara-gara kemaren banyak banget orang Jakarta yang matanya sipit dan pas ngomong rasanya gaul banget tuh orang, serasa asik gitu padahal biasa aja sih sebenernya.
    Gilaaa mabro, masist!! Kemaren adalah hari terindah dan saking indahnya pengen ngutuk itu kampus wkwkw, jangan deng jangan bahaya, saya tarik kembali omongan saya.

    Kemarin adalah tes Ujian Keterampilan di salah satu institut di kota Bandung dan saya nekat banget asli sumpah, padahal jago juga engga, terus ngapain daftar coba ya? Yaa siapa tau ada 'jurig tumpak kuda' kata orang sunda bilang mah. Pergi pagi jam setengah 9 buat registrasi dulu dan ternyata ga ngantri dong, solusi yang bagus dan kreatif banget gue salut, jadi sistimnya per-abjad nama. Kalo nama kamu dari E nih misalkan, datengin meja yangada kertas "E-G" dan seterusnya. Kasian aja ya petugas yang jaga di huruf X, nganggur =))

    Setelah itu ternyata tes dimulai jam 1 dan jam setengah 1 harus udah ada disana untuk dibagi ruangan sama kelompok. Akhirnya saya dan kaka saya nyari tempat makan yang berwifi ke daerah dago atas sambil menunggu waktu dan tibalah di Yomart Express. Kalau malem tempatnya kaya gambar di samping -> 
    Enak juga loh lumayan ada lebih banyak makanan siap saji dan lebih mirip restoran sih menurut saya. Tapi sayang sekali nampaknya hari itu bukan hari keberutungan karena pas ditanya ke penjaga warungnya, maksud saya penjaga yomartnya ternyata saat itu lagi ga pasang wifi. Sial sekali memang, udah buka laptop, udah pesen minuman, makanan, ternyata tujuan utamanya ga tersedia. Oke fine.

    Jam 11 akhirnya kami berdua caw lagi ke Gelap Nyawang, tempat makan berjejer disana, murah2 lagi tapi sayang banyak musisi jalanan alias tukang ngamen. Saya memilih tempat makan yang menjual ayam cola karena saya udik belum pernah nyoba yang begituan. Setelah kenyang buru-buru kami pergi takut disuruh nyuci piring karena kami ga bawa uang saat itu. Engga ketang boong. Masa seorang artis terkenal gapunya uang, ha! menjatuhkan harkat dan martabat aja deh (highest imajination). Udah kenyang kami neduh dulu ke taman disebelah mesjid salman sambil liatin anak-anak kecil main serodotan di tangga. Kami akhirnya kembali lagi ke kampus untuk liat pembagian ruangan dan kelompok. 

    Edaaaaaannnn, kirain yang daftar cuma 5 orang ternyata ratusan mabro. Indonesia, terlalu banyak seniman disini, nampaknya aku yang paling buruk :'( Saat itu pula aku mendadak setreees dan tidak berharap banyak. LIHAT teman-teman lihatt!! Apa-apaan ini? ini baru yang kekumpul di mading doang, belum yang lagi dijalan menuju dan meninggalkan mading. Subhanalloh sekali.



    Dan saya memberanikan diri untuk seseleket diantara kerumunan orang itu. Untung badan saya imut jadi gampang huahuahua B-) tapi susah tetep euy :( Sepuluh menit berada di antara orang-orang itu rasanya kaya di Mekkah coy padahal belum pernah ke Mekkah, yaudah deh -_-. Akhirnya gue berhasil lolos dari kerumunan orang-orang itu haha! dengan gaya belagu tentunya.


    Cielaaah belagu banget mukeeee =)) pengen ketawa dah hihi. Lokasi tes di aula barat dan kelompok 7. Oke deh sayapun segera menuju kesana dengan wajah polos menutupi rasa gugup yang ada (Tuhan bantu saya, Tuhan bantu saya).  Ini lah waktunya berperang. Tangan mulai berkeringat, jantung berdetak lebih cepat dan badan mulai gabisa diem. Saya masuk ke aula barat itu dengan seseleket lagi karena banyak banget nih :


    Ini baru di aula barat, belum di timur dan selatan :( Hiks :( Saya pun akhirnya menemukan kelompok 7 itu. Kelompok yang terdiri dari 20 orang dan membentuk sebuahh lingkaran yang ditengahnya ada 3 buah benda dan pasti nati disuruh gambar itu. Ternyata benar. Ow meeen -_-

    Soal pertama :
    Gambarlah benda yang ada dihadapan kalian sesuai dengan sudut pandang masing-masing, waktu pengerjaan 60 menit. 
    Okeh. Pertama saya perhatiin ada apa aja di depan gue. Ada kendi kecil dan bola di atas sebuah kardus. Tiga benda itu diletakkan di atas kertas karton putih dan papan tipblok. Lirik kanan kiri dulu, yang lain udah mulai menggoreskan pensil ke kertasnya masing2, sedangkan saya masih konflik batin antara ngegambar sama papan-papannya juga apa engga, dan akhirnya saya menggambar semuanya termasuk papan dan kertas karton sebagai alasnya itu. Karena perintahnya juga "gambarkan apa yang ada dihadapan kalian", ya dihadapan saya ada itu yaudah gimana lagi, walau peserta lain gambarnya cuma kardus, kendi, sama bola doang, saya tetap percaya diri :') Ditambah lagi kepanikan karena kertasnya kotor gara-gara tangan gue yang basah mulu.
    Dan hasilnya....Ow meeennn

    Soal kedua :
    Diberi 3 pilihan soal dan saya memilih soal dengan petunjuk sebagai berikut:
    Gambarlah suasana bis kota yang sedang ramai, beberapa penumpang sedang tertidur, penumpang lain sedang asik mengobrol dengan sebelahnya, dan tiga orang penumpang yang duduk dibangku terdepan sedang meminum air kemasan botol, dua diantaranya meminum sambil memainkan handphone sehingga air yang diminumnya tumpah mengenai bajunya.
    ............
    Pantat panci, mangkok mi ayam, gagang panyiuk!!!! soal macam apaaa ini?!!!! Terjadi kesalahan dalam otak saya yang menyebabkan delay terlalu lama. I feel so stupid. Okeh saya berdoa dulu bissmilahirohmanirohiiiim. Cliiing, muncullah ide. Jadilah gambar susana busway yang ga sempet di arsir karena waktunya mepet sayang sekali :(

    Soal Ketiga :
    Ada 5 soal yang harus di isi.
    Soal pertama dan kedua gambarlah fungsi alat rumah tangga dari garis-garis yang telah disediakan kemudian beri judul dan cerita dari gambar tersebut. 
    Soal ketiga dan keempat gambarlah fungsi alat kesenian dari garis-garis yang telah disediakan kemudian beri judul dan cerita dari gambar tersebut.
    Soal kelima gambarlah fungsi alat rumah tangga atau alat kesenian yang tidak mngkin terpikirkan oleh peserta lain.
    Waktu pengerjaan setiap soal 4 menit.
    ......
    Kembali delay saat melihat garis yang bener2 ngebetein itu. Garisnya coy ga proporsional banget, sebenernya otak saya sih yang miskin ide aja waktu itu. Bener-bener diuji kreatifitas -_- buat lirik kiri lirik kanan aja kaga sempet bro, sial. Akhirnya saya kembali pake jurus bismillah dan muncullah ide. Thanks God. 

    Akhirnya setelah 4 jam di aula itu saya berhasil menyelesaikan test yang betul-betul menguras otak. Berkesan sekali memang. Dan saya optimis dengan test ini saya pasti TIDAK LOLOS wkwkwkw =))
    Gapapa men, yang penting pengalaman, ya ga? Dan buat yang pengen masuk ke FSRD jangan pernah sekali-kali tinggi hati dan petantang-petenteng ngeremehin kemampuan orang lain, karena diatas yang handal masih ada yang lebih handal. 

    Sekian pengalaman saya semoga bermanfaat.
    Wassalam...










  • So Shocked!

    Waktu itu sembari menunggu loading


    Aku tidak memikirkan satu halpun

    Beberapa minggu lalu, aku ikut sebuah kompetisi kecil-kecilan. Kompetisi dimana anak-anak seusiaku diuji tingkat kreatifitasnya. Aku iseng mengikutinya karena perlombaan itu tidak dipungut biaya apapun alias gratis. Satu hari sebelum batas penenerimaan ditutup, aku mengirimkan hasil karyaku.  Setelah itu aku tidak berharap sedikitpun aku akan menang atau meraih juara harapan dan sempat aku melupakan bahwa aku pernah ikut lomba tersebut.

    Tapi Tuhan berkehendak lain. Saat aku membuka alamat website panitia lomba aku malah melihat...


    Aku malah melihat namaku tertera disitu. Aku Esti kan? SMA 21 kan? Mimpi apa aku semalam? 
    Aku terkejut dan aku berteriak memanggil Ibuku. Ini yang namanya keberuntungan. Ini yang namanya hasil dari kerja kerasku berhari-hari mencari momen berkeliling kota Bandung. Akupun berkali-kali mengucapkan syukur kepada Tuhan atas ini semua. 

    Sampai beberapa jam ke depan aku masih kaget dan benar-benar senang. Ibuku langsung memberitahu Ayahku yang saat itu sedang di kantor. Hari itu nampaknya keluargaku bangga kepadaku. Ini pertama kalinya aku merasakan hal itu karena 6 tahun belakangan ini aku tak pernah lagi memenangi lomba apapun.


    Aku mendapat penghargaan, trophy, sejumlah uang dan beasiswa. Ini benar-benar membuatku bahagia. Dan kagetnya lagi, aku adalah satu-satunya wanita disana, dan yang terpendek.

    Postingku hari ini untuk menyemangati kalian para generasi muda untuk terus mencetak prestasi baru. Temui bakat kalian dan cobalah untuk mencoba. Jangan takut gagal karena kegagalan itu bukan sesuatu yang buruk. Good Luck :)


  • Diberdayakan oleh Blogger.

    GET A FREE QUOTE NOW

    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat.

    ADDRESS

    Bandung City, Indonesia

    EMAIL

    edestikarani@gmail.com

    MOBILE

    +62 859 5006 9490

    LINE

    estides