"Gak kerasa, sekarang udah semester 7 lagi. Perasaan kemarin baru masuk, perasaan kemaren baru Mokaku, perasaan kemaren baru diPAB, perasaan baru kemarin..."
Yah, begitulah rasanya menginjak semester tujuh yang tinggal menghitung jam lagi. Terkadang rasanya aneh, kok bisa sampai sejauh ini ya? Padahal dulu rasanya berat banget. Ngerjain tugas yang gak ada habisnya, yang makin sini makin berat rasanya, yang gak pulang-pulang demi survey dan bikin mall, yang ngabisin banyak biaya buat beli peralatan maket, yang bolak balik tukang servis laptop buat install ulang biar laptopnya gak lemot demi bisa bikin animasi dan render, dann masih banyak lagi hal yang begitu terasa berat tapi sungguh itu berlalu dengan begitu saja. Ya Allah, rasanya aku harus banyak terimakasih. Karena Engkau sudah banyak memberikan aku kenikmatan tapi aku terkadang lupa untuk mengucap syukur :')
Suka sedih...
Sekarang perjuangan aku sekarang lagi berusaha buat nyelesein laporan kerja praktik. Semoga bisa selesai di pertengahan bulan September ini biar cepet diseminarin. Ya Alloh, bantu aku lagi :'((
Ini sudah hari ke empat ketika ibu dan kakak laki-lakiku satu-satunya pergi mengunjungi saudara ke luar kota. Awalnya aku dipaksa untuk ikut, namun setelah dipikir-pikir aku akan ketinggalan jauh sekali bila aku bolos kerja. Kini aku sedang menjalani praktik kerja profesi di salah satu konsultan perencana di Bandung. Meskipun perusahaan ini perusahaan swasta yang aturannya tidak terlalu ketat dan bisa-bisa saja meminta izin mengambil cuti selama seminggu untuk menghadiri acara pernikahan saudara sepupu, namun tugas yang diberikan lumayan menyita waktu. Belum lagi ada kejar tayang membuat laporan praktik kerja. Mungkin akan sulit mengejar bila aku melupakan tugas-tugasku selama seminggu. Jadi aku putuskan untuk diam di rumah bersama ayahku yang juga tidak punya jatah cuti bekerja.
Awalnya aku akan berfikir biasa saja ketika ditinggal mereka. Karena aku sudah pernah merasakan seminggu bahkan dua minggu sama sekali tidak menatap wajah keluargaku. Lokasi rumah yang cukup jauh dari kampus membuatku lelah sehingga aku memutuskan untuk mengekost. Mungkin pengalaman ini juga membuat aku lebih mandiri dan bisa bertahan hidup dengan tenaga dan usahaku sendiri. Namun, aku merasakan sesuatu yang berbeda saat aku tahu bahwa keluargaku berada pada lokasi yang jauh...
Aku semakin mengerti...
Bahwa...
Menjadi seorang ibu itu sulit...
Kepergian ibu untuk sementara waktu membuatku harus menggantikan posisi ibu di rumah. Mulai dari bangun subuh, membangunkan ayahku, membuat masakan untuk sarapan, membuatkan kopi, membersihkan seluruh rumah, belanja ke warung, menyiram tanaman, menyapu halaman, mencuci piring, mencuci baju, menjemur pakaian, menyetrika pakaian, memasukkannya ke dalam lemari, menyalakan pompa air, memasak untuk makan siang, malam, dan menanak nasi, semuanya aku lakukan sendiri. Terkadang aku tidak bisa melakukan aktifitas apapun karena waktuku habis untuk mengurus rumah. Aku tidak sempat mengerjakan pekerjaan kantorku karena aku terlalu lelah dan aku tertidur hingga pagi tiba. Bahkan aku tidak bisa bertemu dengan teman-temanku karena aku takut pekerjaan rumahku akan terbengkalai. Membalas pesan masuk pun terkadang 3-4 jam setelah pesan diterima. Semua ini rasanya seperti benar-benar berumah tangga.
Apa yang aku rasakan kini dengan kehidupan kostku sangatlah berbeda. Saat kost, aku hanya perlu mengurus diriku sendiri dan ruangan berukuran 2,5 x 2,5 m2. Tak banyak yang harus aku lakukan. Bahkan tak membereskan kamar kost dalam seminggu pun rasanya tak ada yang perlu dipermasalahkan. Kamar tetap terasa bersih. Tapi di rumah, tidak disapu sehari saja, rasanya lantai seperti berpasir dan kotor. Piring dan peralatan makan cepat sekali bertumpuk menunggu untuk dibersihkan. Daun-daun kering selalu berguguran di halaman. Pakaian kotor menumpuk. Makanan belum siap karena tidak ada bahan masakan. Semuanya terasa lima kali lipat lebih berat.
Ibu jika aku tahu ternyata seperti ini rasanya menjadi seorang ibu, nampaknya ibu perlu berlibur tiap seminggu sekali. Berlibur dari rutinitas yang bukan hanya membutuhkan kekuatan fisik, tapi juga kecerdasan otak. Bagaimana tidak. Aku sangat kebingungan hanya untuk mengatur menu makan karena keterbatasanku yang belum pandai dan ahli memasak. Tapi ibu sama sekali tidak pernah bingung akan makan apa nanti. Bahkan terkadang ibu selalu menyiapkan menu-menu spesial yang tak terduga dan nikmatnya luar biasa. Nampaknya aku perlu banyak belajar menjadi ibu. Dengan kesabaran dan ketangguhan yang engkau miliki.
Ibu..
Dirimu begitu hebat..
Aku semakin sadar dan melihat dengan jelas akan dosa-dosaku karena sering melalaikan perintah ibu untuk melakukan pekerjaan rumah. Padahal sangat berat rasanya bila semua dilakukan sendiri. Maafkan aku, Bu...
Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil. Semoga ibu dan bapak sehat selalu dan diberikan kebahagiaan, kesejahteraan, dan anak-anak yang sholeh dan sholehan oleh-Nya yang selalu mendoakan kalian. Aamiin.
Have a nice trip, Bu, A.

Dan aku merindukan suatu hari, saat kedua orangtuaku memeluk dan menciumku ketika aku mengenakan toga dan saat itu pula aku merasa bahwa aku ingin sekali menjadi seperti mereka. Berhasil memberikan pendidikan yang terbaik bagi kedua anaknya. Tanpa kenal lelah. Tanpa terdengar keluh. Semoga apa yang kukejar selama ini dapat membuktikan bahwa aku terlahir untuk membahagiakan mereka dan untuk membuat mereka bangga.
Semoga semuanya diberi kelancaran..
Aamiin..
Agar tak menjadi Buih
(Sebuah Instropeksi diri)
Tulisan bagus dari alumni ITB yg lg ngambil Phd di US.
Oleh: Zulkaida akbar
Namanya Kathrina, seorang Jerman yang sempat singgah di Florida selama satu bulan untuk riset dibawah bimbingan Prof. Saya (yang juga seorang Jerman.)
Kathrina selalu datang jam 8 pagi, lantas menghidupkan komputernya dan mulai bekerja. Yang istimewa adalah detik mulai Ia bekerja, kepalanya seakan terpatri kuat pada layar monitor, jarang sekali terlihat menengok ke kanan dan ke kiri. Seluruh perhatiannya tersedot untuk pekerjaannya.
Kawan2 di kantor pun jadi segan untuk menyapanya.
Kathrina memang berbeda dengan kawan2 sekantor saya atau kolega satu group. Brad sering kedapatan membuka Channel olahraga saat bekerja. Chris si Veteran Iraq menyelingi pekerjaanya dengan me"Like" berita2 republikan, atau berdebat tentang Israel-Palestina dengan Hussein. Sementara Hiram si Puertoriqan selalu terlihat tidur di sudut kantor.
Bagaimana dengan Si Indonesian?Mudah diterka, karena Bisa dipastikan tab Facebook dan Youtube nya selalu terbuka. Terkadang ia juga menyempatkan untuk bergosip dengan kawan2nya di group WA.
Jam 12 teng Kathrina beranjak menuju Microwave, kemudian menghangatkan makan siang nya. Selepas santap siang, dia akan bekerja hingga jam 5 teng, lalu pulang.
Beberapa saat kemudian, ketika kami sama2 menghadiri suatu pesta, baru saya sadari bahwa Kathrina ternyata manusia "normal" juga. Bagi dia, jamnya kerja ya harus kerja. Jamnya pesta ya pesta. Merupakan sebuah aib bagi dia jika Ia melakukan hal Non-kerja saat jamnya bekerja atau sebaliknya ; bekerja ketika jamnya untuk berpesta.
..............
Sebut saja namanya H, si Tukang mabok tapi papernya bejibun ini mendapat gelar masternya di Stratsbourg (perbatasan Jerman-Prancis). Dia berangkat kerja di waktu normal, pulang juga di waktu normal.
Namun yang menarik adalah meskipun H perokok berat, tapi H tidak pernah membawa rokoknya ke Kantor, melainkan menggantinya dengan permen Nikotin. Alasannya sederhana, H tidak ingin membuang waktu kerjanya sekedar untuk keluar ruangan dan merokok. Sama seperti Kathrina, bagi H jam kerja ya harus dilalui dengan Full bekerja.
Bagaimana dengan Si Indonesian? Dia sering bekerja siang dan malam, belasan jam perhari. Weekday juga weekend. Ketika si Indonesian bertemu dengan H, dengan penuh kekaguman H berkata :"If I can work as hard as you, I will rock the world." Si Indonesian kemudian menjawab :"If I can work as efficient as you, I will also rock the world."
Mengapa Si Indonesian menjawab demikian? Karena si Indonesian ini sadar, bahwa diantara belasan jam yang ia "klaim", terdapat sekian jam untuk FaceBookan, Youtubean dan an an yang lainnya.
Apakah efek akhirnya sama dengan si Jerman?
Nyatanya tidak. Karena si Indonesian ini meski sudah 3 tahun ngaji kepada Prof. Jerman, tetap belum bisa memenuhi standar beliau : paling lambat satu minggu sebelum conference, slide sudah siap (juga sudah berlatih). Hampir 1 tahun sebelum menyelenggarakan konferensi, web sudah dibikin, lantas kami dminta untuk mengirim email dan abstrak hanya untuk memastikan bahwa sistem web berjalan. Juga printilan2 lain seperti Tas, map dll. Semuanya betul2 dipersiapkan sejak dini.
Saya yang terbiasa dengan kepanitiaan raksasa saat dikampus (OSKM=2000 panitia) terkejut bahwa satu gawe konferensi internasional yg diselenggarakan FSU nyatanya bisa dimanage dengan baik hanya oleh seuprit orang.
Kata2 Favorit Prof. Saya : Check List, prioritas, Be Carefull with your promise! Give me reasonable time estimation!
Diantara Negara2 dgn GDP terbesar seperti US, China; Orang Jerman paling sedikit jam kerjanya. Namun mereka sangat efisien dan terukur. Semua serba well organized. Weekend bagi Prof. Saya adalah family time, saat email tidak disentuh dan saat berlatih irish trap dance bersama istri dan anaknya.
.............
Bagaimana dengan Amerika?
Sekarang sedang demam Pokemon-Go, Game yang diprediksi kelak akan sepowerful Facebook, Sampai ada tulisan "Macroeconomic analysis of Pokemon Go". Nyatanya, meski si pokemon didapat dari Nintendo (jepang) namun basis google earth dan augmented reality nya dari Amerika.
Dan semua trend semisal data science, uber, big data, crowdfunding, AirBnB, Tesla sampai flying car juga berasal dari Amerika.
Kekuatan Amerika terletak pada keberaniannya untuk mencipta apa yang belum ada. Meski kesenjangan disini sangat tinggi, Amerika punya orang2 dengan kreatifitas dan keberanian luar biasa untuk mencipta sesuatu yang sama sekali baru.
Tengoklah keberanian leslie dewan, pemudi lulusan MIT yang mendirikan perusahaan pembangkit Nuklir yang menjanjikan terobosan2 teknologi dalam usia yang belum genap 30 tahun (transatomic energy). Tentu tengok pula keberanian venture capital yang mendanainya.
.............
Bagaimana dengan China?
Dua nama yang saling bertegur sapa dengan Si Indonesia, dini hari di Nuclear Research Building adalah Wei Cha dan Jun Ji.
Memang tidak ada yang meragukan etos dan jam kerja sang Naga.
.............
Mantra?
Almarhum Prof. Iskandar Alisjahbana, rektor ITB yang legendaris tersebut terkenal dengan jargon dan visinya untuk "MenYahudikan Pribumi".
Tapi si Indonesia punya mantra yang lain : Jam Kerja China, Efisiensi Jerman, Kreatifitas dan Keberanian Amerika.
............
Epilog? Berbagai padahal.
Apa kaitannya dengan judul postingan : Agar tak menjadi buih?
Merupakan nubuwat Kanjeng Nabi bahwa Umat Islam ini jumlahnya banyak, tapi ibarat buih; tak berkualitas.
Padahal..
Dalam surat Al Ashr Allah bersumpah demi sang waktu.
Padahal..
Orang Sholeh dulu jika siang ibarat singa dan jika malam ibarat Rahib (pembagian waktu yang clear, distinct).
Padahal..
Bagian dari iman adalah menjauhi hal yang sia sia (selalu produktif).
Padahal..
Kanjeng Nabi sudah memperingatkan kalau nikmat yang sering terlupakan adalah waktu luang, kesempatan (Nasihat untuk deadliner seperti saya).
Padahal..
Allah sudah mempersilahkan/menantang hamba-Nya untuk menembus langit, dan tidaklah kita dapat menembusnya "illa Bi Shulthon" , kecuali dengan kekuatan/ilmu pengetahuan (Keberanian untuk mencoba, termasuk hal2 yg sebelumnya belum pernah ada).
Padahal..
Dalam surat Al Inshirah Allah berfirman : "Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh2 (Urusan yang lain)." (Perintah untuk tidak menunda2).
...........
Maka si Indonesia yang beragama Islam ini pun kemudian berpikir bahwa tidaklah perlu menjadi Jerman, China, atau american.
Cukup menjadi Islam saja.
Si Indonesia ini juga tersadar, bahwa mengubah peradaban mustahil tanpa mengubah diri sendiri.
Gagasan memang Memiliki kuatan, namun Keteladanan jauh lebih kuat dibanding gagasan.
Dan Allah mencintai Hamba-Nya yang produktif (self reminder).
Semoga tangan ini dapat merengkuh dunia, namun tidak satu biji zarah pun masuk ke hati.
Habibie...
Jauh di kehidupan sana kamu merindukan sosok yang kelak akan mendampingi hari-hari tua bersamamu, yang rela menghabiskan waktu dan pengorbanannya demi patuh kepadamu. Dia yang selalu engkau doakan dalam setiap sujudmu dan yang selalu kau tunggu kehadirannya. Wahai engkau yang begitu sholeh, jangan lagi terpengaruh dengan tipu daya dunia, teguhkanlah imanmu, teruslah berjuang demi agama. Lupakanlah beban berat yang menghantui pikiranmu. Perjuangan itu takkan sia-sia jika apa yang selalu kau lakukan semata-mata adalah untuk mencari ridho-Nya.
Kelak akan hadir wanita yang sama sepertimu. Wanita yang dikirimkan sebagai "ainun" untuk kamu "habibie". Bersabarlah, teruslah berdoa. Bersama ainun, takkan pernah kau rasakan pahitnya hidup. Bersamanya kau akan selalu nyaman dan bersyukur. Jadilah sebaik-baiknya manusia yang selalu mencari ridho Illahi.
Jauh di kehidupan sana kamu merindukan sosok yang kelak akan mendampingi hari-hari tua bersamamu, yang rela menghabiskan waktu dan pengorbanannya demi patuh kepadamu. Dia yang selalu engkau doakan dalam setiap sujudmu dan yang selalu kau tunggu kehadirannya. Wahai engkau yang begitu sholeh, jangan lagi terpengaruh dengan tipu daya dunia, teguhkanlah imanmu, teruslah berjuang demi agama. Lupakanlah beban berat yang menghantui pikiranmu. Perjuangan itu takkan sia-sia jika apa yang selalu kau lakukan semata-mata adalah untuk mencari ridho-Nya.
Kelak akan hadir wanita yang sama sepertimu. Wanita yang dikirimkan sebagai "ainun" untuk kamu "habibie". Bersabarlah, teruslah berdoa. Bersama ainun, takkan pernah kau rasakan pahitnya hidup. Bersamanya kau akan selalu nyaman dan bersyukur. Jadilah sebaik-baiknya manusia yang selalu mencari ridho Illahi.
Selamat malam temen-temen semua. Malem ini ada topik menarik dan rasanya perlu diposting di sini buat nambah-nambah ocehan yang mungkin tidak terlalu penting bagi kalian tapi seru kalo dibahas hahaha. Biarin aku ngoceh sendiri aja ;)
Latar belakang kenapa topik ini diambil mungkin gara-gara obrolan singkat antara anak SMA versus anak SMK di salah satu minimarket di daerah Bandung atas barusan yang lagi ngobrol seputar tugas dan mapres. Hmmm.. gimana ya kira-kira obrolan pastinya? Intinya gaada yang kalah ataupun yang menang. Baik lulusan SMK, maupun SMA semua adalah mahasiswa yang dapat diunggulkan. Mereka punya cara berpikir masing-masing yang membuat mereka menjadi berbeda. Apa sih itu?
Jurusan SMK yang dimaksud disini yaitu SMK jurusan TGB atau Teknik Gambar Bangunan ya guys karena rata-rata mahasiswa yang duduk di kelas arsitektur hampir 50%nya dari smk TGB.
1. Mahasiswa lulusan SMK adalah mahasiswa logis dan handal mengoprasikan software arsitektural (sketchup, 3dmax, autocad, dsb). Wajar, karena mereka sudah punya pengalaman banyak dibidangnya selama 3 tahun belajar di smk. Logis dalam artian mereka mampu memperkirakan bagaimana struktur yang baik untuk sebuah desain bangunan dan mengkalkulasi secara kasar biaya yang dibutuhkan untuk membangun sebuah bangunan.
Sedangkan mahasiswa lulusan SMA adalah mahasiswa yang memiliki kreatifitas yang lumayan baik walaupun mereka belum mampu memperkirakan bagaimana sistem struktur maupun anggaran biaya yang dibutuhkan karena mereka belum memiliki dasar dibidangnya. Pada awal-awal perkuliahan mereka agak kalut dengan berbagai macam software yang harus dikuasai dalam jangka waktu yang relatif pendek, namun semakin bertambahnya tugas, mereka semakin mahir mengoperasikan software-software arsitektural tersebut.
2. Mahasiswa lulusan SMK memiliki pengalaman lebih banyak di lapangan daripada lulusan SMA. Mereka tau bagaimana pekerjaan arsitek dilapangan yang sebenarnya. Hal tersebut wajar karena mereka sudah pernah terjun langsung ke lapangan saat PKL di smknya. Meskipun bukan menjadi seorang arsitek, namun mereka semua diperintah oleh seorang arsitek.
Sedangkan mahasiswa lulusan SMA tidak memiliki pengalaman tersebut. Mereka menganggap bahwa arsitek adalah apa yang ada di kepalanya. Mereka ingin menjadi seorang arsitek yang dikhayalkannya. Fokus mereka adalah arsitek adalah seorang perancang, konseptor, tanpa perlu mengasah pengetahuan mereka soal matrial bahan bangunan, rab, ataupun DED, padahal langkah dasar untuk menjadi arsitek adalah menguasai hal-hal tersebut.
3. Mahasiswa lulusan SMK menjunjung tinggi mata kuliah perancangan dan struktur konstruksi dan cenderung mengabaikan mata kuliah dasar umum yang juga sebenarnya mempengaruhi nilai IPK
Mahasiswa lulusan SMA berusahan sekuat tenaga menguasai mata kuliah perancangan dan struktur konstruksi dengan mencari dan memahami berbagai sumber ilmu tanpa mengabaikan mata kuliah dasar umum seperti matematika dasar, bahasa indonesia, pendidikan sosial dan budaya, dll. Bagi mereka mata kuliah ini adalah mata kuliah nostalgia.
4. Mahasiswa lulusan SMK memiliki tarikan garis yang bagus pada gambar manual. Mereka cenderung memiliki tarikan garis yang rapi dan terlihat jelas tebal tipisnya garis. Hal itu telah mereka kuasai sejak di bangku smk
Mahasiswa lulusan SMA perlu mencontek bagaimana cara mahasiswa lulusan SMK membuat garis. Mereka perlu waktu yang relatif panjang untuk bisa menyaingi tugas gambar manual anak SMK.
5. Mahasiswa lulusan SMK adalah mahasiswa aktif yang selalu unggul, terdepan di kelas sedangkan mahasiswa lulusan SMA adalah mahasiswa kreatif yang selalu berusaha mengasah kreatifitas dan pengetahuan mereka dan menguasai banyak hal tentang teori-teori dalam arsitektur.
Pada dasarnya mahasiswa lulusan SMK maupun SMA keduanya memiliki kelebihan dalam individu masing-masing. Dan setiap individunya adalah bibit-bibit unggul yang kelak akan menjadi manusia-manusia pemimpin yang memajukan bangsa.
Yaaa itu lah kira-kira perbedaanya. Mungkin masih banyak lagi perbedaan-perbedaan yang belum disebut dan tulisan ini hanya hasil dari memperhatikan teman-teman kelas selama 5 semester :D
Bicara soal ini rasanya kembali mengingat beberapa langkah kebelakang. Saat berdoa sujud-sujud meminta pengabulan do'a pada Yang Maha Kuasa. Rasanya salah kalau harus menggerutu terus menerus mengeluhkan betapa pentingnya waktu tidur bagi kesehatan seorang wanita. Intinya saya bukan men'tuhan'kan tugas, hanya saja saya mempersembahkan ini semua untuk Tuhan.
Sejujurnya saya pun lelah, jenuh, bukan hanya soal tugas tapi dengan keadaan. Tapi kata Pak Ahmad Djuhara di videonya yang saya dengar dari laptop seorang teman yang beberapa jam lalu diputar berkata, "Saya lebih senang mendengar ada mahasiswa yang berkata pada saya, 'Pak saya ingin jadi arsitek' daripada seorang yang pintar dikelasnya, yang selalu mendapat nilai sempurna". Rasanya hati ini tergerak kembali.
Hm...
02.56..
Tidak begitu banyak suara kokokan ayam dan gaungan anjing seperti waktu itu. Kadang membuat bulu kuduk merinding menghayalkan tiba-tiba ada...., ah sudahlah tidak usah dilanjutkan, ini malam Jum'at, bukan malam, tapi hampir subuh.
Dan ini pun hanya selingan dari deadline-deadline yang lebih menyeramkan dibandingkan malam Jum'at. Semangat ya kalian yang sudah terlelap :')
Hm...
02.56..
Tidak begitu banyak suara kokokan ayam dan gaungan anjing seperti waktu itu. Kadang membuat bulu kuduk merinding menghayalkan tiba-tiba ada...., ah sudahlah tidak usah dilanjutkan, ini malam Jum'at, bukan malam, tapi hampir subuh.
Dan ini pun hanya selingan dari deadline-deadline yang lebih menyeramkan dibandingkan malam Jum'at. Semangat ya kalian yang sudah terlelap :')
“Suatu saat, mencintai adalah memutar hari tanpa orang yang kau cintai. Sebab, dengan atau tanpa seseorang yang kamu kasihi, hidup harus tetap dijalani.”
Karena setelah hari itu aku sadar, bahwa mencintai seseorang bukan pada jalurnya akan membawamu pada kesesatan semata. Biarkan elang itu lepas mencari mangsa. Biarlah dia terbang semaunya. Karena Dia tahu, elang mana yang terbaik untukku dan aku disini akan berusaha menjadi yang terbaik untuk dia yang Dia persiapkan...
Panorama, 3 Oktober 2016
Pawang Elang
Pikiran negatif terkadang muncul kapan saja. Dalam Islam hal ini disebut dengan suuzon dan tentunya Allah melarang kita untuk berprilaku suuzon. Walaupun memang pastinya akan ada selalu pikiran negatif yang muncul dari otak seseorang kepada orang lain/kejadian yang akan terjadi/sudah terjadi, minimal sekali dalam hidupnya. Sebenernya apa sih yang dapat menimbulkan pemikiran negatif ini?
Menurut sebagian orang, munculnya pikiran negatif adalah karena:
1. Adanya ketidaksukaan kepada orang/kelompok tertentu yang mengakibatkan munculnya pikiran buruk terhadap orang/kelompok tersebut sehingga rasa kesal dan kebencian dapat memenuhi pikiran dan hati.
2. Adanya berita/kabar yang disampaikan orang lain kepada kita yang menceritakan aib, kekurangan, keburukan suatu individu/kelompok sehingga kita terpengaruh pada cerita tersebut padahal hal itu belum tentu benar adanya.
3. Timbul rasa rendah diri atau minder yang diderita oleh seseorang karena melihat kemampuan orang lain yang lebih pandai/kaya/cerdas/cantik/tampan dll sehingga orang tersebut merasa dirinya tidak memiliki kemampuan apa-apa dibandingkan orang lain. Minder adalah rasa iri yang muncul dalam benak seseorang karena ketidakmampuan dirinya menjadi seperti orang lain.
dan masih banyak lagi penyebab yang dapat menimbulkan pemikiran negatif.
Jadi, bagaimana sih supaya pikiran negatif itu bisa hilang?
Pikiran negatif akan terus datang jika kita terus memeliharanya. Jangan habiskan waktumu hanya dengan memikirkan sesuatu yang dapat membawa pengaruh buruk terhadap dirimu sendiri. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
1. Jika kita merasa tidak suka dengan sikap seseorang, pilihannya ada 2, katakan atau tinggalkan. Memang agak sulit untuk mengungkapkan kekesalan kita terlebih kalau kita adalah orang yang menjaga hati orang lain. Namun jika mengatakan langsung adalah hal terbaik, katakanlah bahwa perbuatannya kurang baik dengan bahasa yang lembut agar hatinya tidak terluka. Jika tidak sanggup melakukannya, maka menjauhlah dari jangkauannya. Menghindar adalah cara untuk meminimalisir pemikiran negatif terhadap orang yang tidak kita sukai.
2. Pikirkanlah kebaikan. Dari 10 kejadian yang baik ditambah dengan 1 kejadian yang buruk biasanya sifat manusia adalah lebih mudah mengingat yang buruk. Hal tersebut pasti akan menimbulkan pikiran negatif. Ingatlah bahwa perbandingan kebaikan dan keburukan adalah 10 : 1. Tak ada manusia yang sempurna, bahkan Nabi pun pernah berbuat salah lalu kemudian beliau bertaubat. Maafkanlah. Padanglah sisi baiknya. Ikhlas menerima itu sesuatu yang luar biasa berpahala.
3. Hindari Ghibah dan semacamnya. Manusia adalah makhluk yang dikaruniai mulut namun tak sedikit yang menggunakan mulutnya untuk perbuatan maksiat seperti ghibah. Ghibah adalah membicarakan keburukan orang lain. Jangan sampai kita terpengaruh pada perkataan orang-orang yang senang berghibah apalagi sampai menyebarluaskan keburukannya lagi pada orang lain. Jika kita terpengaruh pada keburukan yang disampaikan oleh pelaku ghibah, pemikiran negatif pasti akan muncul. Oleh karenanya janganlah kamu dekati ghibah.
4. Persibuk diri dengan memikirkan hal lain yang lebih berguna dan bermanfaat untuk pengembangan diri. Mempersibuk diri dengan belajar dan berlatih hal yang berkaitan dengan hobi atau profesi adalah satu cara efektif agar terhindar dari pikiran negatif. Mempersibuk diri akan meningkatkan produktifitas dan kemampuan diri sehingga kepercayaan diri akan bertambah.
5. Mengingat Allah. Sejauh apapun kita pergi, Dia adalah tempat kembali. Sangkutkan segala hal pada-Nya maka kamu akan memperoleh ketenangan. Terkadang satu-satunya jalan adalah dengan bercerita, melampiaskan segalanya, dan menangis sekerasnya. Lakukan lah hal itu dihadapan Tuhanmu. Mengingat Allah dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti beribadah, mendengarkan murotal, mengaji, mengucap istigfar, dll.
Sumber: Pengalaman pribadi (kalau kamu punya solusi yang lebih manjur lakukan saja. Cara di atas mungkin terbilang relatif :D)
Hai
Selamat ulang tahun
Selamat menjalani hari dengan lebih bijak
Semoga hari-harimu ke depan adalah semua yang sempat terlintas dalam benakmu
Yang sempat kamu cita-citakan
Dan pernah kamu keluhkan padaku
Perjalanan ini masih panjang
Banyak yang perlu kau perjuangkan
Jangan pernah merasa lelah
Jangan pula merasa takut
Lihatlah selalu para pendahulumu yang kau kagumi
Mereka adalah penyemangatmu
Mereka adalah apa yang kamu inginkan kelak
dan aku adalah salah satu pendukung setiamu
Sekali lagi,
Lagi-lagi di malam hari, di jam yang sama di postingan sebelumnya, acara yang sangat bergengsi dan tentunya banyak dihadiri manusia-manusia yang memiliki pengaruh di Indonesia. Mereka adalah orang-orang dengan jiwa kreatif yang bukan hanya memikirkan tapi juga menciptakan sebuah karya. Mereka adalah panutan banyak orang, termasuk saya.
Malam itu, meskipun angin dingin terus-menerus menabraki dirinya menuju wajah, tangan dan kaki, seolah kami menantang arus mereka, dengan terus melihat jam pada layar ponsel karena takut terlambat dalam acara yang paling ditunggu-tunggu makhluk 'perusak' seantero nusantara, kami tidak merasa terusik sedikitpun. Dia tetap konsisten mengendarai sepeda motornya, dan saya tetap konsisten melihat layar ponsel. Entah apa yang ada dibenak kami, sungguh, ini adalah ke-sekian kalinya menghadiri acara dengan bintang tamu walikota sendiri. Walikota yang katanya super sibuk namun menghasilkan tingkat kebahagiaan di kota ini naik katanya.
Lokasinya cukup jauh, berada di utara kota. Tempat yang memang sudah biasa dijadikan pameran, seminar, workshop, dll. Disertai instalasi-instalasi menakjubkan yang membuat kamera perlu bekerja penuh di malam itu. Kami menghadiri sebuah pameran besar dengan karya-karya dari setiap kampus terkemuka di Indonesia. Karya terbaik yang bernilai estetis tinggi.
Dia yang ditunggu-tunggu pun datang dengan ajudannya. Sosok yang gagah berkharisma dan ramah ini menyampaikan pidatonya yang disisipi dengan candaan khas sehingga membuat kami tertawa. Dia menyampaikan banyak hal tentang profesinya. Dia lah Ridwan Kamil. Tak lama, ia harus pergi lagi untuk menghadiri rapat bersama kepala desa.
Setelah pidato pembukaan itu berakhir, seluruh peserta yang hadir akhirnya diperbolehkan masuk ke ruang pameran. Kami dan semua teman-teman yang hadir bersama-sama mengapresiasi karya yang dipajang dengan berbagai konsep menarik dan unik. Bersama orang-orang hebat yang saat itu wajahnya dapat dilihat dalam jarak yang sangat dekat. Luar biasa.
Kami akhirnya sampai pada karya terakhir yang penuh perjuangan untuk bisa melihatnya karena antrian panjang para peserta yang hadir. Sungguh ini adalah pengalaman yang luar biasa. Entah kapan almamater ini dapat membuat sebuah acara yang sebegini besarnya. Akhirnya kami beserta teman-teman yang lain duduk di sebuah amphiteater sambil menyantap makanan ringan yang disediakan. Menikmati malam yang dingin, diselimuti instalasi bambu, dengan latar gelak tawa dan ceria, membuat suasana saat itu terasa hidup.
Tiba-tiba seorang dengan tubuh tinggi, rambut yang agak ikal rapi, dan wajahnya yang cantik mengenakan pakaian tradisional sunda menghampiri kami dan memberikan jabatan tangan. Dia adalah seorang yang terkenal sebagai principal sebuah konsultan. Dia juga sering ditawari menjadi moderator dalam acara-acara besar yang bergengsi. Beliau adalah Sarah Ginting. Sosok wanita yang menginspirasi kami dengan perkataanya malam itu yang membawa semangat. Beliau tetap ramah, bukan hanya kepada rekan seprofesinya saja, melainkan kepada kami, para bocah-bocah yang belum tahu apa-apa soal dunia kami. That was so amazing..
Ya, acara itu membuatku sadar akan satu hal.
Arsitektur itu menyenangkan.
Bandung, 2 September
Pameran Arsitektur Indonesialand 2016
Selasar Sunaryo Art & Space
Jujur, sebenernya agak setengah-setengah, mungkin karena cuaca sudah mulai tidak bersahabat. Hari itu adzan magrib sudah mulai menggelorai panorama. Sayangnya suara itu tersamarkan dengan ricuhnya bunyi hujan yang jatuh di atas kanopi rumah. Dia sudah datang menjemput sebelum hujan membesar. Acara pun akan dimulai satu jam lagi. Bukan lokasi yang dekat sehingga kami harus pergi lebih awal. Namun dengan kondisi seperti ini kami mengurungkan niat untuk bergegas pergi.
Saat itu aku harus membatalkan puasa bayar hutangku. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan menyebrangi jalan dan memesan sepiring makanan di sebuah warung langganan. Tak lama, teman kamipun datang. Kami memang janji untuk pergi bersama-sama, sebelum adzan magrib berkumandang. Sekali lagi, ini karena kuasa Tuhan. Kami tak bisa apa-apa.
Hingga akhirnya hujan pun reda berbarengan dengan habisnya santapan di piring-piring. Kami pun sholat terlebih dahulu sebelum berangkat menuju lokasi. Ini adalah kali pertama saya mengikuti acara sharing bersama mereka-mereka yang sudah memiliki pengalaman lebih ketimbang kami, yang hanya mahasiswa semester V, yang hobinya main, nonton, dan so-so-an baca buku namun tidak pernah berhasil menyimpan ilmunya dalam waktu lama.
Sempat terbesit pertanyaan tentang acara itu. Mungkin karena pengaruh kata "sharing" yang tertulis dalam pamfletnya. Satu kata yang membawa pengaruh dan menimbulkan tanya seperti apa yang akan mereka sampaikan, apakah saya perlu melontarkan pertanyaan, bagaimana bila saya tiba-tiba mengantuk saat mereka membawakan materi. Hal-hal kecil yang cenderung tidak penting itu sempat melintas di pikiran ini.
GPS pun akhirnya menampilkan titik terakhir, tandanya kami sudah sampai di lokasi. Gelap, sepi, kosong, seperti tempat kejadian perkara kasus kriminal. Sebenarnya tempat apa ini. Berada di ujung jalan yang tidak pernah dilalui pengunjung. Tidak ada tanda-tanda peserta lain yang datang kesini. Satpampun akhirnya menjadi objek satu-satunya yang dapat kami percaya, dengan memberikannya alamat, ia pun menunjukkan lokasi gedungnya. Ternyata lokasinya ada dibalik gedung yang gelap itu. Sebaliknya, gedung ini penuh kehangatan, ramai, nyaman, dan terang. Sungguh dua hal kontras yang membuatku heran kenapa mereka mesti memilih lokasi ini.
Kami menyusuri anak-anak tangga hingga sampailah kami di lantai 3. Ruangan itu bukanlah ruangan besar yang cukup untuk menampung banyak peserta, bahkan sebagian yang hadir terpaksa berdiri karena kurangnya kursi. Mungkin sebaiknya acara ini lebih baik dibuat lesehan saja dari pada menjadi orang yang harus menyaksikan acara kurang lebih tiga jam dengan berdiri, bilur hati merambah...
Acara kemudian dibuka dengan MC yang 'kece abis'. Bukan hanya MC tapi semua yang menghadiri acara ini rata-rata memiliki penampilan yang baik. Mereka terlihat terawat, mengikuti perkembangan zaman, dan yang pasti berduit. Itu hal yang wajar karena sebagian besar yang hadir adalah mereka yang sudah memilki karir cemerlang di bidangnya.
Akhirnya dua orang pemateri dari dua buah konsultan pun telah selesai memaparkan portofolio super mereka yang salahsatunya disertakan dengan animasi yang sejak dulu saya sangat ingin membuat animasi seperti itu. Semua seolah nyata dengan bantuan aplikasi digital. Semua nampak indah dan wah. Karya-karya mereka yang istilahnya dikerjakan dalam waktu seminggu, mungkin dapat saya kerjakan dalam waktu 6 bulan. Mereka hebat dan memang mereka ahli dalam hal itu. Mereka mengerjakan sesuatu yang menjadi passion mereka dan sesuatu itu menjadi keuntungan materil bagi mereka.
Runtutan hasil-hasil desain di berbagai tempat dengan berbagai sudut pandang yang memberikan inspirasi bagi jiwa-jiwa pengumpul materi. Indah dipandang, seolah ingin setiap tugas menjadi sesempurna yang ditampilkan di layar. Semoga. Entah kapan tapi akan selalu percaya.
Acara ini ditutup dengan pertanyaan-pertanyaan dari beberapa peserta, hingga akhirnya kantukpun tidak terasa...
Terimakasi ia.b (Inisiatif Arsitek Bandung)
Acara gratis yang menguntungkan ini perlu hadir sesering mungkin untuk kalangan kami yang masih buta tentang masa depan.
Tugas kemarin. Nama apartemennya emang Indonesia banget, tapi berharap dengan nama ini jadi keberuntungan buat huruf yang keluar di SINO dan anak upi pasti degdegan buka website ini. Alhamdulillah, hasilnya diluar dugaan :D
Terimakasih Bu Tutin yang telah memberikan banyak dorongan dan semangat untuk tetap menyadari diri sendiri bahwa siapa saya dan teman2 lain sebenarnya, karena bisa duduk di bangku studio perancangan arsitektur yang tanpa terasa sudah melewati angka 3 ini adalah suatu kebanggan tentunya. Jika melihat proses tentu akan menjadi sebuah cerita panjang yang sangat melelahkan, karena ini konsekuensi untuk hidup dalam dunia arsitektur.
Terimakasih juga kepada Bu Nitih yang telah dengan sabar dan gigih membimbing kami, walau setiap kali tatap muka yang saya dapatkan hanyalah perintah untuk revisi dan mempertimbangkan kembali desain yang saya buat. Entahlah, kenapa sepertinya desain itu tidak pernah sempurna, tapi dengan arahan yang beliau berikan, saya selalu termotivasi untuk bersungguh-sungguh menyelesaikan tugas ini.
Itu baru 45% dari total gambar kerja yang dibuat, sisanya biarlah menjadi draft pribadi :D. Semoga apa-apa yg sudah saya kerjakan sampai saat ini menjadi sebuah pondasi dasar untuk pekerjaan saya di masa depan nanti. Karena perjalanan belum sampai pada tujuan dan entah kapan akan bisa sampai, karena intinya selalu ada keinginan untuk terus mencapai puncak, puncak diantara puncak-puncak. Mohon doanya dari yang baca yaaah hehe, aamiin.
See you on next post.
Terimakasih Bu Tutin yang telah memberikan banyak dorongan dan semangat untuk tetap menyadari diri sendiri bahwa siapa saya dan teman2 lain sebenarnya, karena bisa duduk di bangku studio perancangan arsitektur yang tanpa terasa sudah melewati angka 3 ini adalah suatu kebanggan tentunya. Jika melihat proses tentu akan menjadi sebuah cerita panjang yang sangat melelahkan, karena ini konsekuensi untuk hidup dalam dunia arsitektur.
Terimakasih juga kepada Bu Nitih yang telah dengan sabar dan gigih membimbing kami, walau setiap kali tatap muka yang saya dapatkan hanyalah perintah untuk revisi dan mempertimbangkan kembali desain yang saya buat. Entahlah, kenapa sepertinya desain itu tidak pernah sempurna, tapi dengan arahan yang beliau berikan, saya selalu termotivasi untuk bersungguh-sungguh menyelesaikan tugas ini.
![]() |
dan yg ini belum rampung wkwk |
See you on next post.
Alhamdulillah, tugas Teknik Komunikasi Arsitekturalnya selesai. Dari mulai mencari klien, mewawancarainya, sampai merancang sebuah hunian yang klien inginkan sudah beres dan bisa jadi tambahan buat portofolio juga nih.
Tugas ini diberikan dengan tujuan untuk melatih cara komunikasi baik secara verbal maupun visual karena pada dasarnya seorang arsitek adalah makhluk yang tidak pernah lepas dari hubungan sosial antar sesama manusia dan lingkungan juga makhluk visual yang harus pandai dalam mempresentasikan hasil desainnya agar dapat dimengerti terutama oleh klien kita sendiri.
Tugas ini diberikan dengan tujuan untuk melatih cara komunikasi baik secara verbal maupun visual karena pada dasarnya seorang arsitek adalah makhluk yang tidak pernah lepas dari hubungan sosial antar sesama manusia dan lingkungan juga makhluk visual yang harus pandai dalam mempresentasikan hasil desainnya agar dapat dimengerti terutama oleh klien kita sendiri.
Tema Hunian : Industrial Modern
Luas tanah : 150 m2
Luas bangunan : 81 m2
Klien : Radita Adhitya Ludira
Arsitek : Esti Destikarani
Software: Auto CAD, Sketchup + Vray, Coreldraw, Photoshop
Software: Auto CAD, Sketchup + Vray, Coreldraw, Photoshop
![]() |
Lembar Komunikasi Verbal |
Assalamu'alaikum wr. wb
Udah lama ga menengok blogger ini. Saat yang tepat juga buat bercerita karena banyak banget, banget, ba-nget sesuatu yang mesti kalian tau. Mungkin itu bakal aku ceritain di novel perdana aku yang nanti bakal launching ya doain aja semoga bukan sekedar angan semata. Sekarang cuma pengen curhat aja dikit.
Jadi gini, saat ini, kalo Tuhan bisa mengabulkan permintaan layaknya karakter Jinny di film Aladdin, satu hal yang aku minta adalah tolong berikan aku waktu. Iya, waktu. Waktu yang panjang, waktu yang bermanfaat, waktu yang dapat diulang, waktu yang benar-benar aku manfaatkan dengan baik. Mungkin emang aku kurang bersyukur orangnya teh :(
Karena setiap hal yang aku kerjakan pasti memiliki batas waktu, dan diantara itu selalu muncul penghambat. Apapun itu, yang menghambat tujuanku. Seperti saat ini..
Ya Alloh aku harus nugas dulu, Jumat ada deadline dan masih banyak yg belum dikerjain.
Dilanjut nanti ah wkwk
Rumah satu lantai dengan konsep modern standard ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan 2 anak. Ruang tamu, ruang keluarga, dan ruang makan dibangun sengaja tanpa sekat agar memberikan kesan luas pada bangunan itu sendiri. Untuk memberikan batasan ketiga ruang tersebut, diberikan level yang berbeda antara ruang makan dan ruang keluarga yaitu 20 cm dan penempatan rak buku pada area ruang tamu menuju ruang keluarga yang juga berfungsi sebagai partisi ruang.
Luas bangunan yang cenderung sempit, mengharuskan penggunanya memilih furnitur yang efisien dan menghemat ruang.
Luas bangunan yang cenderung sempit, mengharuskan penggunanya memilih furnitur yang efisien dan menghemat ruang.
Work In Progress : 20 %
Rumah Sangat Sederhana Sekali
HEHE. Libur lebaran selama dua minggu ini kerjaannya diem di kamar. Kamar itu spot yang indah buat melakukan apapun yang kita pengen ya ga? Jadi selama libur, selain tidur, saya juga nyalain laptop loh dan iseng bikin perancangan rumah sederhana. Tapi ini belum sempurna karena ada 3 ruang yang belum ada pencahayaan alami. Kalem guys, beberapa step lagi beres.
Bosan dengan kehidupan yang terang benderang? Butuh objek baru untuk target fotografi anda? Apa salahnya keluar malam dan berkeliling kota kita tercinta ini. Tapi ingat, usahakan jangan keluar sendirian khususnya buat cewek nih, kalo bisa bawa pacar atau kakak atau temen deket kek, kalo bisa yang bisa jagain kalo terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
Bandung, dengan segala kekreatifan penghuni didalamnya, mengundang banyak wisatawan baik luar maupun dalam negeri yang tentu membuat Bandung semakin heurin. Hal ini membuat warga pribumi malas untuk keluar rumah selain untuk melakukan aktivitas rutin seperti bekerja, kuliah, atau sekolah, seperti saya. Selain menikmati langit malam, kita juga bisa menikmati megahnya arsitektur zaman kolonial Belanda dan arsitektur modern yang banyak terdapat di setiap penjuru kota.
Ini yang saya lakukan saat saya sedang bosan dengan rutinitas kampus. Kebetulan saat itu saya bawa kamera dan walaupun saya gabisa motret tapi momen untuk bisa merasakan hidupnya kembali kota ini bener-bener dapet!
Yang jelas malam itu adalah malam yang paling berkesan selama hidup di Bandung, cielaah
Bandung, dengan segala kekreatifan penghuni didalamnya, mengundang banyak wisatawan baik luar maupun dalam negeri yang tentu membuat Bandung semakin heurin. Hal ini membuat warga pribumi malas untuk keluar rumah selain untuk melakukan aktivitas rutin seperti bekerja, kuliah, atau sekolah, seperti saya. Selain menikmati langit malam, kita juga bisa menikmati megahnya arsitektur zaman kolonial Belanda dan arsitektur modern yang banyak terdapat di setiap penjuru kota.
Ini yang saya lakukan saat saya sedang bosan dengan rutinitas kampus. Kebetulan saat itu saya bawa kamera dan walaupun saya gabisa motret tapi momen untuk bisa merasakan hidupnya kembali kota ini bener-bener dapet!
Yang jelas malam itu adalah malam yang paling berkesan selama hidup di Bandung, cielaah
Diberdayakan oleh Blogger.