Esti Destikarani

I am an Architect

Esti Destikarani

Only a place for express all thoughts into a set of indefinite letters. Hoping to be useful, but being self complacent is very meaningful for me. Thank you, to spend a few minutes just to open this site. Hopefully there's no regret and keep the "kepo" grows to read more articles or sharing stories that I've posted. Its an honor for me if you leave a trail by commenting below the posts. Happy reading and enjoy, Esti.

  • Bandung City
  • +62853-1455-5953
  • edestikarani@gmail.com
  • www.wap-jett.blogspot.co.id
Me

My Professional Skills

I am very good at making dreams but still not ready to wake up and achieve everything I have dreamed of. My time is always used to think about everything. Deeply imagining something satisfying. Because I think everything starts as a dream, but unfortunately its requires ACTION to become true.

AutoCad 80%
SketchUp 90%
Vray for Sketchup 80%
Adobe Illustrator 85%
Adobe Photoshop 85%
Corel Draw 90%
Microsoft Office 90%

Tentang Arsitektur

Kesoktahuan diri ini yang hanya ingin bercakap-cakap tentang arsitektur walaupun ilmunya belum ada apa-apanya. Sharing aja gimanah?

Tentang Travelling

Ah, ini sih cuman konten jalan-jalan biasa. Doain ya, semoga bisa "travelling beneran". Pasti di post deh :)

Curhat Session

Blog ini isinya 1% ilmu, 99% curhat. Jadi buat apa kalian datang haha. Gak deng bercanda. Terimakasih telah berkunjung, luv luv :*

Tentang Portofolio

Berusaha menjadi wanita yang produktif. Cobalah lihat keproduktifan diri ini. Semoga menghibur :')

Hanya Cerita Lampau

Bangsa yang hebat adalah bangsa yang tidak meninggalkan sejarahnya. Begitupun kita sebagai manusia. Apadah wkwk

Artikel Bermanfaat

Nah yang ini semoga beneran bermanfaat ya.

0
Proyek Desain
0
design award
0
facebook like
0
current projects
  • Papandayan, Trip Pertama saat Masuk Kuliah #1

    Setelah cerita tentang keseruan piknik cantik ke Ciwidey yang sebelumnya pernah saya posting (bagi yang belum baca klik link ini ya), kali ini saya ingin flashback mengenang masa-masa kuliah dulu. Masa-masa pencarian jati diri dan segala macam keseruan didalamnya yang akhir-akhir ini bikin baper terus karena keingetan wkwk. 
    Papandayan, Trip Pertama saat Masuk Kuliah 
    Sesuai dengan judulnya, saya lagi-lagi ingin bercerita tentang hajat travelling saya yang kali ini agak ditarik mundur jauh 4 tahun silam saat saya masih endut-endutnya kata orang-orang, yang sampai sekarang masih aja jadi bahan ejekan. Hiks. Dulu berat badan saya memang tidak ideal dengan tinggi badan yang sebegini keadaanya. Pakaian yang saya gunakan ketika itupun belum mampu menutupi kelebihan berat badan saya, dalam arti saya belum bisa mensiasati cara berpakaian yang dapat membuat badan terlihat lebih ramping. Apalagi gaya hidup saya pada waktu itu yang sangat sering meminum minuman bergula setiap hari dan makan-makanan yang berlemak, semakin memperparah keadaan berat badan saya. Tapi pada akhirnya saya mencoba untuk sedikit-sedikit diet minuman manis sekalian menghemat pengeluaran untuk biaya ngeprint dan kebutuhan perkuliahan yang mahal-mahal lainnya. Alhamdulillah berat badan saya pun bisa turun 7 kilo. Namun kini naik lagi 5 kilo :(
    Sebuah pengalaman berharga bisa bertemu teman-teman yang satu hobi. Saat itu, saya masih suka dengan acara-acara pendakian (efek ikut pramuka). Ya meskipun bukan pendakian ke gunung-gunung ekstrem dan menantang, tapi untuk diri saya sendiri adalah sebuah kesenangan dan penghargaan tersendiri bisa lebih liar sedikit daripada ladies yang suka hangout di mall atau cafe. Karena keduanya bisa mengeluarkan budget yang sama tapi pengalaman yang didapat tentu berbeda. Kala itu saya masih duduk di semester awal dan ternyata banyak juga teman-teman yang hobi mendaki, tapi tentunya mereka lebih expert dibanding saya. Terutaman dari sisi perlengkapan, fisik, dan skill tentunya.  Akhirnya diajaklah saya untuk liburan ke Gunung Papandayan di Garut. Kali itu saya hanya wanita seorang diri dari kelas TA, dan 2 orang dari kelas PTA, sisanya semua para lelakyy perkasa sebanyak 4 orang. Sayapun berangkat dengan perlengkapan seadanya. Bukan perlengkapan ala-ala para pendaki yang super savety, hanya berbekal ransel biasa, sepatu converse kesayangan, jashujan, dan jaket yang tidak terlalu tebal. Padahal waktu itu sedang musim hujan dan di daerah pegunungan pasti sangat dingin. Sisanya perlengkapan tambahan seperti baju, alat sholat, alat makan, dan alat mandi. 
    Berangkatlah kami dari Kampus UPI Bumi Siliwangi menuju Kota Dodol alias Garut. Waktu itu saya dan teman2 menggunakan angkot untuk bisa sampai ke Terminal Cicaheum dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Garut dengan Bis. Sesampainya di kota kelahiran domba-domba super ini, saya melanjutkan trip ke Gunung Papandayan dengan menggunakan mobil pick-up milik kenalan teman saya yang merupakan penduduk asgard (aseli garud). Alhasil karena waktu itu hanya saya yang sepertinya paling manja dan menye2 diantara teman2 yang lain, saya pun disarankan untuk duduk di samping pak supir yang sedang bekerja, alias duduk di kursi paling depan. Yaa, enaknya saya jadi aman dari hujan dan malu diliatin orang, tapi resikonya saya gak bisa ngobrol dengan yang lain daan perlu memutar otak untuk mencari topik pembicaraan dengan pak supir, dan yang paling sulitnya adalah bagaimana berbincang2 santai dengan menggunakan bahasa sunda yang sopan. Mulai dari pembicaraan:
    "Pa, upami bapa teh sahana indra? emangna panginten nya?"
    "Sanes, abimah _______-na", jawabnya. Saya lupa bapak itu siapanya temen saya. Pak lurah atau pa RT gitu ya :( 
    Hingga pembicaraan tentang batu ali yang beliau pakai dan hobi berkeliling dengan mobil yang beliau senangi. Wah, padahal saya hanya memancing pembicaraan 2 kalimat singkat. Namun dari 2 kalimat tersebut bisa sampai kepada pembicaraan panjang yang membuat saya tak sadar ternyata saya sudah sampai di tempat pemberhentian pertama untuk menuju Gunung Papandayan.  Namanya adalah Simpang Cisurupan. Di sekitar situ juga terdapat sebuah masjid yang cukup besar. Kami berisitrahat, shalat, dan menyantap beberapa cemilan yang kami bawa. Disana, kami juga bertemu dengan pendaki lainnya yang super duper kece. Cowonya ganteng-ganteng, cewenya kece-kece. Wah jauh banget kalau dibandingin antara saya dan mereka. Penampilan memang mencirikan profesionalitas ya, hm. Okey, meskipun dengan keadaan saya yg seperti ini, saya tidak pernah larut semangat untuk bisa sampai ke puncak malam nanti.

    Mobil yang kami naiki untuk menuju ke Simpang Cisurupan


    Maaf ya saya nyolong gambar ini dari website orang karena saya tidak sempat mengambil foto di lokasi ini. Ini link sumbernya guys https://dailyvoyagers.com/blog/2017/10/11/rincian-perjalananan-menuju-gunung-papandayan/ 



    Bersambung...
  • Wajib Kunjungi 3 Tempat Wisata Ini Jika Ingin Berlibur Menikmati Keindahan Alam Kota Bandung


    Hai Bandungers!
    Semakin banyak orang yang datang ke Bandung, semakin banyak juga tempat wisata yang menjadi incaran turis lokal maupun mancanegara. Mulai dari wisata kuliner, wisata belanja, wisata histori, wisata alam, bahkan wisata selfie. Meskipun tempat wisata buatan kini semakin merajalela, namun wisata alam alami tetap menjadi nomor satu bagi para Bandungers. Bener gak? 
    Nah, wisata alam yang satu ini belum afdol rasanya kalau belum kalian kunjungi karena sudah pasti tempat-tempat ini bakal membuat otak kalian fresh dari hiruk pikuk Kota Bandung. Dan jangan lupa setelah membaca postingan blog ini, segera agendakan liburan kalian bersama keluarga, teman, gebetan, siapapun itu, karna dijamin tempat-tempat ini gak kalah seru dan tentunya hemat di kantong. 

    1. Kawah Putih, Ciwidey, Bandung 

    Suasana Kawah Putih saat musim penghujan. Kabut menyelimuti area kawah sehingga jarak pandang pengunjung sangat terbatas. Disarankan untuk berkunjung saat hari sedang cerah (Sumber: Dokumentasi Fakhitah Shabirah, 2019).

    Nah, yang pertama yang wajib kalian kunjungi yaitu Kawah Putih yang terletak di selatan Kota Bandung tepatnya di Ciwidey. Kawah Putih ini merupakan danau yang terbentuk dari letusan Gunung Patuha. Gunung ini merupakan gunung yang konon dianggap memiliki banyak cerita dan sejarah serta hal-hal mistis loh guys. Kalian bisa baca ceritanya di sini. Tapi dibalik semua carita-cerita mistis itu, Kawah Putih mempunyai keindahan tersendiri yakni hamparan air danau putih kehijauan dikelilingi gunung-gunung serta tebing belerang. Tak jarang orang sering memanggilnya seperti pantai pasir putih di atas gunung. Keindahan Kawah Putih memang tak ada duanya. Di sekeliling danau juga terdapat hutan mati yang photogenic. Tak sedikit pengunjung yang menjadikan area ini sebagai tempat prewedding atau hanya sekedar berfotoria. 



    Sudut lain Kawah Putih yang sedng berkabut. (Sumber: Dokumentasi Pribadi Fakhitah Shabirah, 2019)
    Untuk dapat kesana, kalian bisa membawa kendaraan pribadi atau kendaraan lain yang bisa dipakai untuk perjalanan jauh, menanjak, dan agak sedikit berbatu. Karena posisinya memang berada di gunung ya guys. Biaya yang diperlukanpun gak merogok kocek terlalu dalam. 
    Jadwal kunjungan ke Kawah Putih ini dari jam 07.00 pagi - 17.00. Itupun berdasarkan kondisi cuaca (menurut situs resmi Kawah Putih). Jadi lebih baik datang kesana di waktu-waktu yang pas, jangan terlalu pagi dan jangan kesorean. Untuk persediaan juga, jangan lupa membawa masker pribadi dari rumah supaya menghemat pengeluaran. Meskipun disana tersedia banyak pedagang masker yang menjual masker dagangannya seharga Rp 5.000,00, namun alangkah baiknya jika lima ribunya kita sisihkan untuk modal kawin saja guys. Untuk yang berkunjung saat musim hujan, jangan lupa juga membawa payung dan jaket tebal, karena suhu disana akan turun drastis. Bagi yang merencanakan prewedding disana, dikenakan biaya Rp 500.000,00 dan bisa langsung menghubungi pengurus Kawah Putih di website atau contact person yang tersedia.  
    Berfoto ria bersama ciwi-ciwi Teknik Arsitektur UPI 2014 (Sumber: Dokumentasi Pribadi Fakhitah Shabirah, 2019)


    2. Penangkaran Rusa, Ranca Upas, Ciwidey, Bandung




    Instalasi yang menjadi point of view di kawasan Ranca Upas. (Sumber: Dokumentasi Pribadi Fakhitah Shabirah, 2019)

    Yang kedua yaitu Penangkaran Rusa Ranca Upas. Tak jauh dari lokasi Kawah Putih, kalian bisa langsung melanjutkan perjalanan ke arah Selatan menuju tempat wisata ini. Disini kalian bisa melihat hamparan rerumputan yang luas yang tentunya didalamnya terdapat rusa-rusa jantan maupun betina yang cantik-cantik dan jangan khawatir, rusa-rusa ini sudah jinak karena sering bertemu dengan pengunjung. Untuk mampir ke lokasi ini, jangan lupa membawa potongan wortel untuk memberi makan rusanya. Atau bisa juga membeli makanan di lokasi pembelian tiket. Untuk kalian yang sudah terbiasa dengan hewan yang berbulu dan besar seperti rusa, tidak ada salahnya untuk terjun langsung dan bercengkrama dengan mereka. Tapi bagi yang takut, kalian bisa menikmatinya dari atas rumah panggung sambil berfoto ria. Oiya jika kalian datang kesini saat musim hujan, usahakan jangan memakai sepatu "cantik" seperti heels atau sepatu mahal ya guys. Karena khawatir sepatu kalian malah ambles ke lumpur becek atau menginjak ranjau-ranjau si rusa. 
    Penampakan girlband bersama 2 rusa yang memandang aneh dan nyinyir dalam hatinya. (Sumber: Dokumentasi Pribadi Fakhitah Shabirah, 2019)



    Area padang rumput di penangkaran rusa Ranca Upas, Ciwidey, Bandung. (Sumber: Dokumentasi Pribadi Fakhitah Shabirah, 2019)

    3. Situ Patenggang, Bandung

    Suasana Situ Patenggang yang sejuk (Sumber: Dokumentasi Pribadi Esti Destikarani, 2019)

    Yang terakhir yang wajib kalian kunjungi setelah Kawah Putih dan Penangkaran Rusa Ranca Upas yaitu Situ Patenggang. Ya! Surga di kawasan dataran tinggi yaitu 1600 meter diatas permukaan laut. Menurut beberapa sumber yang saya baca, Situ patenggang ini memiliki luas sekitar 45.000 hektar loh guys, serta luas total cagar alamnya mencapai 123.077,15 hektar.  Luas banget ya. Di kawasan ini juga tersedia resort yang bertemakan glamping, alias glamourous camping. Jadi konsep si resort ini menyajikan konsep kemping di "tenda" tapi fasilitas yang tersedia merupakan fasilitas hotel. Viewnya pun langsung ke Situ Patenggang dan perbukitan disekitarnya. Buat pasangan yang baru menikah atau untuk liburan seru dengan keluarga cocok banget pastinya. Disini juga kalian bisa menyewa perahu dayung, ataupun perahu boseh yang bisa kalian gunakan untuk menyebrangi danau. Dan jangan lupa untuk membawa kamera atau handphone yang dapat mengabadikan momen keindahan alamnya ya, Guys! Oya satu lagi, di kawasan situ patenggang ini juga ada resto yang sedang ngehits yaitu resto berbentuk perahu atau yang dikenal dengan Pinisi Resto. Konsepnya unik karena berbentuk perahu tapi berada diatas perbukitan. Hmm..Menarik. Mungkin bisa kalian coba telusuri di beberapa sumber di situs lain yang lebih meyakinkan ya. 
    Pemandangan Pinisi Resto dari kejauhan (Sumber: Dokumentasi Pribadi Esti Destikarani, 2019)


    Saung di pinggir Situ Patenggang (Sumber: Dokumentasi Pribadi Esti Destikarani, 2019)


    Dibalik senyum yang tersungging di bibir ini, terdapat napas yang tertahan dan ketakutan akan perahu terguling. (Sumber: Dokumentasi Pribadi Esti Destikarani, 2019)
    Oke huys, daripada lama berbasa-basi, mending kita langsung bahas soal harga ya. Berikut rincian biaya untuk masuk ketiga tempat wisata tersebut. Rincian harga disini merupakan rincian harga asli pada Januari 2019 dimana saat kami memang benar-benar mencoba untuk datang kesana. Harga sewaktu-waktu bisa berubah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hanya untuk bayangan perkiraan budget yang harus disediakan jika ada teman-teman yang berminat untuk datang kesana yaaac.




    Tiket masuk wahana Kawah Putih   : Rp 20.000,00/orang
    Tiket masuk kendaraan roda 4        : Rp 150.000,00/unit (sampai parkir atas)
     
    Tiket masuk wahana Ranca Upas     : Rp 15.000,00/orang
    Tiket parkir kendaraan roda 4         : Rp 10.000,00/unit
     
    Tiket masuk wahana Situ Patenggang : Rp 20.000,00/orang
    Tiket parkir kendaraan roda 4            : Rp 5.000,00/unit
    Biaya sewa perahu                             : Rp 15.000,00/orang (bisa nego)
    Nah, sekarang udah kebayang kan. Jangan sampai kelewatan untuk berwisata alam kesini karna dijamin gakan rugi. 
    Selamat berwisata, semoga liburan kalian menyenangkan :)

  • Indahnya Ciwidey Bersama Kalian!

    Akhirnya setelah 4 tahun lebih merasa terkurung dengan tugas-tugas dan kesibukan kampus, kita bisa main bareng melupakan sejenak revisian dan administrasi yang harus diurusin setelah sidang. Sedih rasanya karena semakin dekat kita semua dengan sebuah kata perpisahan. Semoga ini hanya sekedar jarak, bukan hati yang berpisah. Semoga akan selalu ada rasa rindu dalam diri kita pada hari2 dimana kita berkumpul menertawakan satu sama lain, saling mensupport, dan saling membantu. Takkan pernah tergantikan kisah ini dengan kisah-kisah lainnya. Kalian sungguh mengindahkan setiap perjalanan hidupku. Terimakasih, terimakasih!!



  • Bandung Historical Study Games (BHSG), Pengalih Perhatian dalam Kesosibukan



    Sejujurnya ingin banget dari dulu posting cerita ini karena sebenernya kisah ini  udah 6 bulan berlalu dan hanya menjadi draft di daftar postingan blogger. Kalau gak salah waktu Bulan Maret 2018 kemarin tetangga kosanku ngajakin buat ikutan acara ini. Jujur selama hidup hampir 23 tahun aku jarang sekali berkontribusi dalam acara yang kental dengan "Bandung-Bandungan", padahal asli orang Bandung, lahir di Bandung, lama di Bandung. Sedih ya wkwk. Kali ini aku diajak tetangga kosanku yang asli dari Batam buat ikutan acara ini. Bandung Historical Study Games (BHSG) katanya. Hm, awalnya sih ragu, ragu karna takut acara ini garing. Tapi setelah melihat beberapa riview orang yang pernah ikut BHSG tahun-tahun sebelumnya ternyata acara ini terlihat asyik meskipun melelahkan karna harus jalan jauh. Akhirnya aku setuju buat ikut bareng sama 4 temanku yang lain. Niatnya bukan untuk menang tapi ya untuk refreshing aja setelah seminar 1 (eh udah seminar belum ya waktu itu? lupa ._.).

    Akhirnya tibalah di hari itu. Ribuan orang udah kumpul di Gedung Dwiwarna deket Gedung Sate. Mereka sebagian udah komplit dengan tim mereka. Sebagian lagi masih menunggu personilnya yang belum datang pintu gerbang. Sama seperti kelompok kami yang tinggal menunggu 1 orang yang tiba-tiba menghilang sulit dihubungi. Padahal saat itu beberapa menit lagi batas akhir keterlambatan. Tapi teman kami belum juga muncul. Rumahnya agak jauh dari Gedung Dwiwarna. Ciumbuleuit. Ya kami sempat agak hopeless dan mencoba ikhlas kalau  nanti didiskualifikasi dan gak bisa melanjutkan permainan. Memang tujuan kami bukan untuk menang. Menit-menit terakhir tiba-tiba muncul dari kejauhan sesosok yang tidak asing bagi kami. Akhirnya teman kami tiba dengan menggunakan ojek online dan perkiraanku ternyata benar, telat bangun. Huah untung saja masih bisa masuk wkwk.

    Kami pun berganti pakaian menggunakan kaos dan topi seragam yang dibagikan panitia. Bersamaan dengan pembagian seragam, kami juga diberi box snack yang isinya cukup untuk menganjal kami yang belum sarapan dan berangkat sebelum matahari terbit. Kemudian kami dibariskan dan dibagi menjadi beberapa kelompok. Sedihnya kami bukan kelompok pertama sehingga kami tidak mungkin sampai ke garis finish paling cepat. Tapi sekali lagi, bukan itu tujuan kami wkwk. Yang penting badan gerak dan gak diem di depan laptop terus.



    Akhirnya tibalah kelompok kami yang giliran memulai game. Game pertama saja sudah mengurah tenaga. Untunglah saat itu masih pagi. Aku masih bisa berpikir dan bergerak dengan cepat. Kami diberi 5 soal essai tentang sejarah keuangan (kalau gak salah -> sesuai dengan museum yang ada di sana) yang jawabannya terdapat di museum itu. Wah, untung museumnya tidak terlalu besar jadi masih bisa menemukan jawaban dari masing-masing soal. Seru juga, kami pun berjalan ke pos-pos berikutnya dengan diselingi foto-foto ria, canda tawa, dan ngos-ngosan karna ternyata kami berjalan berkilo-kilo meter.
     
    Tibalah kami di pos SMP 2 Bandung. Agak kaget juga ketika melihat pos ini begitu ramai dengan peserta. Mereka menunggu nama kelompok mereka dipanggil. Kamipun menunggu hingga kami kelaparan. Karena kelompok kami tak kunjung dipanggil, akhirnya kami inisiatif untuk membeli jajanan kaki lima di sekitar sekolah. Dua orang membeli jajanan dan tiga orang lagi menunggu di emperan koridor kelas khawatir kelompok kami tiba-tiba dipanggil. Ternyata benar, kelompok kami dipanggil saat anggota kelompok kami tidak lengkap. Sedihnya kami tidak bisa mengikuti game dan harus menunggu lagi untuk dipanggil namanya. Padahal udah lama-lama nunggu disuruh nunggu lagi :(
     

    Pos demi pos akhirnya telah selesai kami lalui bersama dan gak kerasa kami tiba di pemberhentian terakhir di Gedung Merdeka. Uhuy tandanya kami semakin dekat dengan nasi box yang kami incer dari pagi. Perut ini udah berkoar-koar pokonya. Sambil nunggu nasi box dan pemenang games diumumkan juri, banyak peserta yang tepar terdampar kaya ikan pindang berjejer. Mereka pada bobo nyenyak terlihat sekali rasa lelah tersungging dari mulutnya yang menganga. Bayangkan saja dari Gedung Dwiwarna ke Museum Asia Afrika jalan kaki :') Akupun sejujurnya ingin bobo tapi karna sekalinya bobo bangunnya susah jadi aku mengurungkan niat untuk itu :')

    Dann akhirnya pengumuman pemenang diumumkan. Kami sangat optimis untuk (tidak) menang wkwkw. Dan ternyata benar. Gakapa, yang penting bisa seru-seruan bareng dan punya pengalaman seruu bareng temen kuliah.
    Pokonya acara ini intinya seru banget, ngelatih kecepatan, ketangkasan, kecermatan, ketelitian, kekompakan, kepintaran, dan banyak lagi nilai-nilai yang bisa diambil. Semoga acara BHSG berikutnya bisa punya konsep game yang lebih menarik lagi dari sebelum-sebelumnyaa. Thanks to panita BHSG :*










  • Ketika Menjadi Seorang Perfeksionis dalam Dunia Arsitektur

    Selamat malam. Selamat membaca sedikit cerita yang akhir-akhir ini lagi ngetren di kalangan mahasiswa tingkat akhir. Mungkin di dunia ini juga banyak banget orang yang punya sifat yang bisa dibilang ada baiknya, tapi ada juga jeleknya, iya, si perfeksionis si idealis. Menuntut segalanya serba sempurna, harus lebih baik dari orang lain, harus serba wah dan belum ada saingannya, harus detail dan terstruktur rapi. Tapi ketika kita bekerja berdasarkan tuntutan waktu? Baikkah ini semua?

    Bergelut di dunia kreatif yang dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu mungkin menjadi salah satu kesulitan bagi kaum ini. Ide yang tidak jelas kapan datangnya, kadang bisa cepat bahkan kadang tak kunjung datang menjadi problematika kehidupan yang bikin cenat-cenut pala. Dunia Arsitektur, dunia yang kejam. Cukuplah kalian yang memang passion yang berhak masuk ke dunia ini. Karna manusia yang punya passion pun terkadang mengeluh. Beragam disiplin ilmu kalian harus kuasai. Kalau dulu kalian pikir arsitektur itu cuma menggambar, itu bohong. Kalau gak percaya coba aja masuk kemari.

    Lalu gimana nasib si perfeksionis ini di dunia arsitektur?

    Akan sangat baik ketika seseorang mampu bekerja secara detail dalam tempo waktu tertentu. Namun hal itu akan sangat menyiksa karna perlu menghabiskan banyak waktu bahkan waktu untuk istirahatpun akan termakan.  Dunia arsitektur seperti dunia tanpa batas. Ada banyak hal yang bisa kamu terapkan dalam sebuah bangunan. Ada banyak pendekatan yang bisa pakai. Ada banyak perhitungan bangunan yang perlu kamu kuasai agar bangunanmu kuat. Masih banyak lagi yang membuat desainmu semakin sempurna. Tapi pada kenyataannya, desain seperti apakah yang sempurna?

    Ada seorang dosen yang bilang "Tidak ada desain yang sempurna. Sampai kapanpun kalian tak akan pernah mencapai kepuasan dalam merancang".

    Dalam masa perkuliahan, terkadang kalian yang cuek perlu merasa beruntung. Tak perlu risau akan desain yang B aja, yang penting berani untuk maju meski gambar belom selese. Yang penting kuliah beres tepat waktu dan bikin orang tua bangga. Yes, semua orang ingin seperti itu. Tapi yang dipikiran si perfek ini beda lagi. Mereka ingin yang beda. Khususnya buat final project ini mereka ingin "lebih baik" dari project2 mereka sebelumnya. Mereka punya gengsi. Mereka berani maju ketika mereka puas dengan desain mereka. Pekerjaan mereka memang bagus dan waw, tapi melebihi batas waktu yang ditentukan, ngaret, dan selalu berubah-rubah. Mereka sulit mendengar ceramah dari orang-orang karena merasa yang mengerti diri mereka hanya mereka sendiri. Kaum-kaum ini memang sulit diatur, tapi hidupnya teratur.

    Perfeksionis memang bukan penyakit, tapi akan menjadi buruk ketika tidak tahu batasannya. Jadi hati-hatilah kalian kaum perfeksionis. Karena perkerjaan kalian akan selesai dengan baik namun tidak tahu kapan waktunya.

  • Sekelumit Kisah

    Gak kerasa udah H+3 lebaran dan setiap harinyapun berat badan naik 1 kg. Sebelumnya saya ucapkan taqoballalahu minna wa minkum, minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin buat temen-temen yang pernah berkunjung ke blog saya ini, mudah-mudahan ada sedikit kemaslahatan didalamnya yah. Jangan lupa bayar hutang puasanya sebelum puasa syawal ^^.

    Pengen sedikit cerita, tentang sekelumit kisah tugas akhirku dan teman-teman @tentang_tekstur. Beberapa temanku akhirnya sudah berhasil lolos masuk ke seminar 1 sebelum libur lebaran kemarin. Tapi ada juga yang terpaksa harus seminar 1 di tanggal 26 besok karna belum sempet kekejar progresnya. Alhamdulillah saya sudah seminar 1 di bulan sebelumnya, karna banyak sekali yang menekan saya. Sebelum pembimbing 1 saya pensiun, beliau yang selalu menghampiri saya ke studio untuk bimbingan. Beliau yang selalu mengirim pesan melalui Whatsapp untuk menanyakan progres saya dan setidaknya memberi saya semangat bahwa saya pasti bisa menyelesaikan tugas akhir. Tidak berbeda dengan pembimbing 2 saya yang sangat baik dan setia mendukung saya untuk maju seminar meskipun progress saya masih jauh dari kata sempurna. Entah apa yang harus saya berikan kepada kedua pembingbing terhebat saya ketika lulus nanti. Terimakasih Pak Dadang dan Pak Restu. Doa ku selalu menyertai kalian :')

    Perjalanan menuju seminar 1 sebenernya melenceng dari timeline yang udah dibuat. Entah kenapa setiap bikin timeline itu selalu gagal, selalu terlambat. Rencana awalnya seminar 1 beres 1 bulan, tapi ternyata telat 1 bulan wkwk. Waduh tapi bersyukur banget beres seminar 1 rasanya legaaa. Saking leganya agak sedikit terlena karna sempet gak nugas lagi selama beberapa minggu setelah seminar dan malah asyik ngerjain 'yang lain' yang lebih berduit wkwk. Ya Allah maafkan aku melalaikan kewajibanku :(

    Pengorbanan menuju seminar pun rasanya berat banget, mulai usahain ke kampus dateng pagi2, bikin bilik cubicle sendiri biar ga keganggu sama orang-orang yang lalu lalang di depan. Karna godaannya di studio itu luar biasa banget guys. Bisa jadi ketika kamu niat untuk nugas dari kosan dengan sungguh-sungguh, begitu sampai di studio, hari-hari kamu terbuang sia-sia hanya untuk ngobrol, jailin temen, atau foto-foto. Tapii ini lah masa-masa yang penuh kenangan. Bahkan terasa lebih dekat bersama mereka. Moment-moment yang tidak akan terulang lagi sepanjang masa. 

    Nah, ketika H-3 hari seminar, tiba-tiba aku ngerasa down sedowndownnya karena progressku belum memuaskan, dan masih ada tagihan yang belum aku selesaikan. Aku putuskan sepertinya aku tidak bisa maju seminar saat itu. Tapi entah aku harus bersyukur atau tidak, aku punya teman-teman dan pembimbing yang mendukungku (re: maksa) untuk maju seminar, bahkan aku sama sekali tidak mengurusi surat pernyataan untuk maju seminar ke jurusan. Ya Allah baik sekali mereka, semoga Engkau membalas kebaikannya. Akhirnya dengan segala tenaga ekstra, aku begadang berhari2, aku rela mimpiku dihantui mimpi yang berbau seminar, aku rela jantungku dagdigdug sampai di hari H. Aku maju seminar dengan progresku yang apa adanya. 

    Hari itu aku tampil di urutan terakhir dari 4 orang yang seminar bersamaku. Agak kaget juga ketika ngeliat daftar penguji ternyata ada seorang penguji killer yang bener-bener aku hindarin dari dulu. Waduh, disitu aku cuma bisa pasrah dan berdoa. Ya Allah, kenapa gini gini amat. Rasanya pengen nangis tapi gak bisa karena udah dandan. Akhirnya ketika giliranku mulai, penguji killer itu tidak ada kabar dan tidak hadir ke ruangan. Bersyukurnya karna beliau tidak hadir wkwk dan aku masih bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dosen lain dengan diselingi canda tawa. Rupanya seminar tidak seseram yang aku bayangkan.  Ini baru seminar 1 sih, gatau yah seminar 2 dan sidang akhirnya kaya apa T_T

    Setelah keluar dari ruangan, aku benar-benar ngerasa lega banget kaya ada paku yang dicabut dari badanku. Akhirnya akupun kembali ke studio dengan membawa 5 rangkap laporan, maket, dan gambar kerja yang diprint di A2 dengan bantuan temen-temen ter soswit. Makasih guyss. I love You All.

     

    Segitu dulu aja deh ceritanya.
    Cerita Seminar 2 dan Sidangnya soon yaa
    Oiya, mohon doanya yah temen2 supaya tugas akhir aku diberi kelancaran dan kemudahan :') Makasih makasiihhhh
  • :')

    Selain memberi kesenangan, kamu juga memberi banyak pengalaman hidup yang baru.

    Bukan jarak yang memberi batas, bukan prinsip yang tidak selaras, bukan juga karena godaan paras, tapi kita memang hanya sedang Tuhan simpan dalam dua sangkar yang berbeda. Masing-masing tersimpan dengan baik, menunggu masanya datang. Masa untuk muncul kembali ke permukaan. Hingga suatu saat yang baik itu datang, dimana senyum saling tersungging dari setiap bibir. Tangis haru yang akan memaksa tangan-tangan itu untuk menghapusnya. Perlahan menghapus dua pipi yang terbasahi air mata. Bahkan Tuhan sudah tahu, mana yang tebaik untuk kita. Asalkan kita berusaha. 

    Namun, ketika pikiranku berbalik pada masa lalu, rasanya indah, namun mengenangnya rasanya membuat salah satu dari bagian tubuhku linu. Banyak hal yang membuatku tergagum-kagum atau bahkan mencela-cela keburukan pada orang itu. Padahal, cermin besar sudah terpampang di kamarku sebagai media introspeksi. Tapi terkadang hal seperti ini hanya membuatku semakin sulit untuk menghirup nafas segar. Sesegar saat aku belum pernah bertemu dengannya. 

    Selain memberi kesenangan, banyak sekali pengalaman hidup yang aku rasakan. Indahnya berbagi, indahnya hidup dalam kesederhanaan, indahnya sebuah hasil dari perjuangan yang keras, indahnya bertukar ilmu dalam heningnya malam. Banyak hal yang aku dapatkan ketika aku mengenalmu. Tiga tahun lebih yang takkan lagi ku anggap sebagai kesia-siaan hidup. 



  • Hidup Satu Atap Bersebelas #1

    Malem ini aku pengen ceritain masa-masa indah selama 33 hari bersama teman baru, tempat baru, kebiasaan baru, dan segalanya baru. Entah kenapa tiba-tiba inget. Kangen? Mungkin. Tapi gamau lagi sih haha. Aku cuma rindu aja, dan rindu bagiku gak seberat apa yang Dilan bilang. Rindu itu mengasyikan :')

    Semester tujuh ini adalah waktunya aku untuk menuntaskan mata kuliah-mata kuliah perentelan buat bisa menuju ke tugas akhir dan sidang. Salah satu mata kuliah yang paling ditunggu-tunggu banyak orang yaitu KKN alias Kuliah Kerja Nyata. Why? Katanya sih KKN itu rame, ajang cari jodoh, have fun, banyak belajar banyak dari masyarakat, dll. Tapi entah kenapa saat itu aku ngerasa B aja. Mungkin cukup asyik sih mendengar kakak tingkat bercerita tentang pengalaman mereka semasa KKN, tapi bagi aku yang 'rada' susah buat bisa deket sama orang kayanya perlu usaha ekstra di KKN ini. Makanya awal-awal jujur ada rasa-rasa males sebenernya haha. Belum lagi tugas-tugas dan UAS masih pada numpuk kaya cucian. Hadeh, ribet deh pokonya. Tapi mau gimana lagi, nikmati aja, toh beres juga haha :')

    Mulai lah KKN dengan diklat-diklatan dan pelepasan mahasiswa KKN. Disitu aku sama temen-temen kelompok masih diem-dieman gitu. Masih malu ceritanya haha. Aku berusaha ngajak ngobrol dan cari topik, tapi kayanya masih terlalu dini untuk memulai. Jadi pas diklat, gak banyak yang aku obrolin dari sekedar hai, kamu jurusan apa, dimana kosannya, kenal sama si ini gak. Kurang lebih gitu dan hening lagi berusaha mencari topik tapi gak ketemu. So Sad wkwk.

    Setelah diklat dan pelepasan, mulailah dengan survei-survei ke lokasi KKN. Untungnya lokasinya ga terlalu jauh karena masih di Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Desa Tugumukti, Kecamatan Cisarua. Yaaa, tapi lumayan juga sih pegel. Banyak juga hal-hal konyol pas survei nih. Pertama, nyasar. Wkwk, iya, sedih ya. Nyasar ke desa tetangga. Tapi untungnya ga terlalu jauh. Padahal itu udah ngikutin sama google maps loh kayanya. Temen sih yang ada di depan, aku cuman ngikutin aja di belakang. Tapi sama si google dibawa muter dulu hadeh. Untung pemandangannya kereeeeeennn banget. Gunung, kebun, sawah, jurang, ah indah lah. Indah yang tidak aku temukan di Kota Bandung.


    Pemandangan di sekitar desa. Diambil waktu lagi survey terus nyasar tapi suka sama pemandangannya haha, cekrek dek.

    Akhirnya ketemu sama Kantor Desa Tugumukti

    (Bersambung......)
  • This is Me

    Teman...

    Aku juga ingin bisa bermain bersama kalian, aku juga ingin menikmati keceriaan bersama kalian dengan berjalan-jalan, menikmati pemandangan, pergi ke suatu tempat yang belum pernah aku kunjungi, atau sekedar datang ke ulang tahun kalian. Tapi, aku merasa punya tanggung jawab yang besar atas semua jalanku. Aku terkadang berpikir bahwa ketika aku bersenang-senang, kedua orang tua ku bersedih. Ketika mereka bekerja keras untuk membiayai semua kebutuhan sekolah dan kuliahku yang tidak sedikit ini, aku malah menghambur-hamburkan uang yang seharusnya bisa aku pakai untuk membeli paket kuota, ngeprint tugas, membeli buku, dll. Walau dulu aku pun tidak hanya sekali dua kali melakukan itu, waktu masih jaman-jaman jahiliyah lahh. Entah kalian pikir aku ini apa wkwk. Anti sosial? Mungkin. Terlalu fokus pada karir? Mungkin. Terlalu sistematis? Mungkin.

    This is me..
    Yang merasa bahwa rumah adalah segalanya. Dan laptop adalah pasangan setia, daaaann..kamu? Siapa kamu? Haha.. Kamu jangan merasa khawatir takut tidak diperhatikan ya kalo nanti jadi jodoh aku. Wkwkwk. Karena kalau soal itu mah beda. Kalau kamu yang ngajakin main tiap hari, aku pasti mau dengan senang hati, walau tugas numpuk segunung hahaha.

    Mungkin hiburanku cukup dengan melihat foto-foto kalian yang penuh dengan keceriaan. Tanpa aku di foto itu. Mungkin hiburanku cukup di rumah atau di kosan dengan wifi dan secangkir kopi yang selalu setia menemaniku.

    Sorry..
    :*
  • Sayembara Rumah Panggung

    Keisengan yang ke-sekian kalinya. Kekalahan yang kesekiankalinya juga :') Sayembara ini yang ngadainnya dari Kampu UnSri Palembang. Jadi ceritanya kita harus bikin sebuah bangunan rumah tinggal tapi konsep besarnya yaitu mengkinikan arsitektur rumah panggung. Indonesia sendiri kan punya banyak banget arsitektur rumah panggung, tiap daerah rata-rata rumahnya panggung, yang ngebedainnya kosmologi masing2 masyarakatnya. Nah dari situ ngaruh juga ke bentukan bangunan, bentukan atap, ketinggian bangunan, sirkulasi, denah, dllnya. Berhubung kita ada di tatar sunda, gak mungkin banget bikin rumah panggung yang ada di toraja kan. Nah, setelah melalui beberapa rangkaian proses berpikir, lahirnya kosnsep "Imah Jaman Now" ini. Rumah Panggung Sunda yang mampu mewadahi ekonomi kreatif pengrajin rotan di Kota Bandung. Rumah sekaligus workshop dan showroom beragam kerajinan yang terbuat dari rotan.
    Check this out..

        

     

  • Jenuh

    Assalamualaikum, semua.

    Pengen curhat :(

    Kenapa ya akhir-akhir ini ko rasanya jenuh banget. Banget. Banget. Dan sepertinya muncul benih-benih ke-pesimis-an bakal lulus kuliah tepat waktu. Semester ini jujur aku belum ngerjain tugas kuliah efektif. Padahal nugas rasanya pengen banget. Pengen selangkah dua langkah lima langkah lebih maju daripada yang lain. Pengen semua tersistem lagi dengan baik. Pengen semua tugas dikerjain maksimal. Tapi apa daya Tuhan berkehendak lain. Tuhan lebih milih aku ngerjain yang lain, mungkin bermanfaat bagi aku menurut-Nya. Ayolah.. aku kuliah aja harus nunggu setaun. Masa lulus kuliah aku harus nunggu lagi setaun. Gapapa sih, gaada salahnya juga. Cuma gimana caranya bujuk orangtua buat mau bayar biaya kuliah yang MAHAL ini ya Allah :( Kasian dipikir. Cari uang, kerja, udah pernah nyobain, niatnya buat bantu2 orang tua biar gak usah ngasih uang mingguan, tapi hasilnya gak seberapa, yang ada malah cape dan tugas jadi tumbalnya. Yaa..begitulah..

    Sebenernya semua itu gara2 otak aku udah terdoktrin bahwa kuliah itu hanya 4 tahun. 4 tahun itu harus udah lulus, gak boleh ngga. Padahal buat apa lulus cepet tapi kita gak ngerjain apa2 sama sekali. Ada yang bilang juga masa-masa kuliah itu harus dimanfaatin bener-bener karena masa kuliah itu kita bisa bebas berbuat kesalahan, karena saat kita bikin salah, orang bakal bilang "ah..namanya juga mahasiswa". Wkwkwk jadi mahasiswa terlalu asyik.

    Tapi iri juga sih sama orang yang hidupnya serba berjalan mulus. Dari SD mulus, SMP di sekolah yang bagus, SMA masuk SMA favorit, kuliah di PTN Negeri terkemuka, lulus tepat waktu, cumlaude, langsung dapet kerja, dll. Kalian yang kaya gitu dikasih makan apa sih sebenernya? Ko hidup kaya gak ada lika-likunya. Ko kaya yang di atas terus haha seolah kehidupan kalian bukan roda.

    Haha iya sih aku ngerti, setiap orang punya garisnya masing-masing. Mungkin garis hidup kita berbeda ya. Tapi semua itu tergantung kitanya juga sih. "Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu mengubah nasibnya sendiri". ^^

    Ujian itu datangnya dari Allah, yang memberi kekuatan untuk menghadapi ujian juga dari Allah. Tugas kita hanya berdoa dan berikhitar. Karena sabar tanpa ikhtiar bukan sabar namanya :')
    Udah segitu aja. Aku mau lanjut nugas, eh bukan ngerjain yang lain maksudnya.
    Semangat buat kalian yang masih mahasiswa, khususnya pasukan mahasiswa arsitektur yang berani die. Haha. Selamat menikmati hidup..

    Wassalamualaikum..
  • Kadang...


    Kadang kita gabisa milih, mau berteman dengan manusia seperti apa, watak yang bagaimana, dan cara mereka memperlakukan kita gimana. Kadang kita juga terlalu jauh untuk berbuat baik kepada siapa saja, dengan memberikan gula gula manis yang kita punya pada mereka. Padahal mereka hanya semut yang kelaparan. Sedangkan kita semakin kurang gizi karena gula sebagai asupan energi dirampas oleh mereka.

    Kadang kita terlalu jauh untuk berangan-angan. Mengharapkan gula balasan dari mereka. Tapi mereka lupa, dirinya hanya semut, tak bisa memperoleh gula. Hanya bisa mengambil asupan makanan yang tergeletak di atas meja. 

    Kadang kita manusia, lupa bagaimana membahagiakan diri sendiri. Sampai rela berkorban untuk orang lain. Tapi orang lain, belum tentu mau melakukan hal yang sama dengan kita. Terkadang, memilih-milih teman untuk kebahagiaan itu baik. Asal jangan termakan bujuk rayu mereka yang terkesan manis di awal, tapi pahit belakangan.

    Terkadang, lebih baik pergi dari pada bertahan tapi menyakiti diri sendiri...
  • Mahasiswa Tingkat Akhir

    "Gak kerasa, sekarang udah semester 7 lagi. Perasaan kemarin baru masuk, perasaan kemaren baru Mokaku, perasaan kemaren baru diPAB, perasaan baru kemarin..."

    Yah, begitulah rasanya menginjak semester tujuh yang tinggal menghitung jam lagi. Terkadang rasanya aneh, kok bisa sampai sejauh ini ya? Padahal dulu rasanya berat banget. Ngerjain tugas yang gak ada habisnya, yang makin sini makin berat rasanya, yang gak pulang-pulang demi survey dan bikin mall, yang ngabisin banyak biaya buat beli peralatan maket, yang bolak balik tukang servis laptop buat install ulang biar laptopnya gak lemot demi bisa bikin animasi dan render, dann masih banyak lagi hal yang begitu terasa berat tapi sungguh itu berlalu dengan begitu saja. Ya Allah, rasanya aku harus banyak terimakasih. Karena Engkau sudah banyak memberikan aku kenikmatan tapi aku terkadang lupa untuk mengucap syukur :')

    Suka sedih...

    Sekarang perjuangan aku sekarang lagi berusaha buat nyelesein laporan kerja praktik. Semoga bisa selesai di pertengahan bulan September ini biar cepet diseminarin. Ya Alloh, bantu aku lagi :'((


  • Menjadi Ibu Rumah Tangga

    Ini sudah hari ke empat ketika ibu dan kakak laki-lakiku satu-satunya pergi mengunjungi saudara ke luar kota. Awalnya aku dipaksa untuk ikut, namun setelah dipikir-pikir aku akan ketinggalan jauh sekali bila aku bolos kerja. Kini aku sedang menjalani praktik kerja profesi di salah satu konsultan perencana di Bandung. Meskipun perusahaan ini perusahaan swasta yang aturannya tidak terlalu ketat dan bisa-bisa saja meminta izin mengambil cuti selama seminggu untuk menghadiri acara pernikahan saudara sepupu, namun tugas yang diberikan lumayan menyita waktu. Belum lagi ada kejar tayang membuat laporan praktik kerja. Mungkin akan sulit mengejar bila aku melupakan tugas-tugasku selama seminggu. Jadi aku putuskan untuk diam di rumah bersama ayahku yang juga tidak punya jatah cuti bekerja.

    Awalnya aku akan berfikir biasa saja ketika ditinggal mereka. Karena aku sudah pernah merasakan seminggu bahkan dua minggu sama sekali tidak menatap wajah keluargaku. Lokasi rumah yang cukup jauh dari kampus membuatku lelah sehingga aku memutuskan untuk mengekost. Mungkin pengalaman ini juga membuat aku lebih mandiri dan bisa bertahan hidup dengan tenaga dan usahaku sendiri. Namun, aku merasakan sesuatu yang berbeda saat aku tahu bahwa keluargaku berada pada lokasi yang jauh...

    Aku semakin mengerti...

    Bahwa...

    Menjadi seorang ibu itu sulit...

    Kepergian ibu untuk sementara waktu membuatku harus menggantikan posisi ibu di rumah. Mulai dari bangun subuh, membangunkan ayahku, membuat masakan untuk sarapan, membuatkan kopi, membersihkan seluruh rumah, belanja ke warung, menyiram tanaman, menyapu halaman, mencuci piring, mencuci baju, menjemur pakaian, menyetrika pakaian, memasukkannya ke dalam lemari, menyalakan pompa air, memasak untuk makan siang, malam, dan menanak nasi, semuanya aku lakukan sendiri. Terkadang aku tidak bisa melakukan aktifitas apapun karena waktuku habis untuk mengurus rumah. Aku tidak sempat mengerjakan pekerjaan kantorku karena aku terlalu lelah dan aku tertidur hingga pagi tiba. Bahkan aku tidak bisa bertemu dengan teman-temanku karena aku takut pekerjaan rumahku akan terbengkalai. Membalas pesan masuk pun terkadang 3-4 jam setelah pesan diterima.  Semua ini rasanya seperti benar-benar berumah tangga.

    Apa yang aku rasakan kini dengan kehidupan kostku sangatlah berbeda. Saat kost, aku hanya perlu mengurus diriku sendiri dan ruangan berukuran 2,5 x 2,5 m2. Tak banyak yang harus aku lakukan. Bahkan tak membereskan kamar kost dalam seminggu pun rasanya tak ada yang perlu dipermasalahkan. Kamar tetap terasa bersih. Tapi di rumah, tidak disapu sehari saja, rasanya lantai seperti berpasir dan kotor. Piring dan peralatan makan cepat sekali bertumpuk menunggu untuk dibersihkan. Daun-daun kering selalu berguguran di halaman. Pakaian kotor menumpuk. Makanan belum siap karena tidak ada bahan masakan. Semuanya terasa lima kali lipat lebih berat.

    Ibu jika aku tahu ternyata seperti ini rasanya menjadi seorang ibu, nampaknya ibu perlu berlibur tiap seminggu sekali. Berlibur dari rutinitas yang bukan hanya membutuhkan kekuatan fisik, tapi juga kecerdasan otak. Bagaimana tidak. Aku sangat kebingungan hanya untuk mengatur menu makan karena keterbatasanku yang belum pandai dan ahli memasak. Tapi ibu sama sekali tidak pernah bingung akan makan apa nanti. Bahkan terkadang ibu selalu menyiapkan menu-menu spesial yang tak terduga dan nikmatnya luar biasa. Nampaknya aku perlu banyak belajar menjadi ibu. Dengan kesabaran dan ketangguhan yang engkau miliki.

    Ibu..

    Dirimu begitu hebat..

    Aku semakin sadar dan melihat dengan jelas akan dosa-dosaku karena sering melalaikan perintah ibu untuk melakukan pekerjaan rumah. Padahal sangat berat rasanya bila semua dilakukan sendiri. Maafkan aku, Bu...

    Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil. Semoga ibu dan bapak sehat selalu dan diberikan kebahagiaan, kesejahteraan, dan anak-anak yang sholeh dan sholehan oleh-Nya yang selalu mendoakan kalian. Aamiin.

    Have a nice trip, Bu, A.





  • Lelah ini...Kapan usai


    Langkah demi langkah yang telah kulalui ternyata telah sampai di ujung perjuangan. Tanpa sadar aku sudah menginjak tingkat akhir studiku. Dulu yang ku ingat aku masih polos, memakai seragam hitam putih untuk mengikuti ospek kampus. Berangkat subuh dan pulang malam dengan wajah lusuh. Tak jarang aku menitikan air mata atas pedihnya perjalananku. Lelah, namun aku bahagia. Karena tak semua bisa merasakan indahnya mencari ilmu.

    Dan aku merindukan suatu hari, saat kedua orangtuaku memeluk dan menciumku ketika aku mengenakan toga dan saat itu pula aku merasa bahwa aku ingin sekali menjadi seperti mereka. Berhasil memberikan pendidikan yang terbaik bagi kedua anaknya. Tanpa kenal lelah. Tanpa terdengar keluh. Semoga apa yang kukejar selama ini dapat membuktikan bahwa aku terlahir untuk membahagiakan mereka dan untuk membuat mereka bangga. 

    Semoga semuanya diberi kelancaran..
    Aamiin..


  • Agar Tak Menjadi Buih


    Agar tak menjadi Buih
    (Sebuah Instropeksi diri)

    Tulisan bagus dari alumni ITB yg lg ngambil Phd di US.

    Oleh: Zulkaida akbar

    Namanya Kathrina, seorang Jerman yang sempat singgah di Florida selama satu bulan untuk riset dibawah bimbingan Prof. Saya (yang juga seorang Jerman.)

    Kathrina selalu datang jam 8 pagi, lantas menghidupkan komputernya dan mulai bekerja. Yang istimewa adalah detik mulai Ia bekerja, kepalanya seakan terpatri kuat pada layar monitor, jarang sekali terlihat menengok ke kanan dan ke kiri. Seluruh perhatiannya tersedot untuk pekerjaannya.

    Kawan2 di kantor pun jadi segan untuk menyapanya.

    Kathrina memang berbeda dengan kawan2 sekantor saya atau kolega satu group. Brad sering kedapatan membuka Channel olahraga saat bekerja. Chris si Veteran Iraq menyelingi pekerjaanya dengan me"Like" berita2 republikan, atau berdebat tentang Israel-Palestina dengan Hussein. Sementara Hiram si Puertoriqan selalu terlihat tidur di sudut kantor.

    Bagaimana dengan Si Indonesian?Mudah diterka, karena  Bisa dipastikan tab Facebook dan Youtube  nya selalu terbuka. Terkadang ia juga menyempatkan untuk bergosip dengan kawan2nya di group WA.

    Jam 12 teng Kathrina beranjak menuju Microwave, kemudian menghangatkan makan siang nya. Selepas santap siang, dia akan bekerja hingga jam 5 teng, lalu pulang.

    Beberapa saat kemudian, ketika kami sama2 menghadiri suatu pesta, baru saya sadari bahwa Kathrina ternyata manusia "normal" juga. Bagi dia, jamnya kerja ya harus kerja. Jamnya pesta ya pesta. Merupakan sebuah aib bagi dia jika Ia melakukan hal Non-kerja saat jamnya bekerja atau sebaliknya ; bekerja ketika jamnya untuk berpesta.
    ..............

    Sebut saja namanya H, si Tukang mabok tapi papernya bejibun ini mendapat gelar masternya di Stratsbourg (perbatasan Jerman-Prancis). Dia berangkat kerja di waktu normal, pulang juga di waktu normal.

    Namun yang menarik adalah meskipun H perokok berat, tapi H tidak pernah membawa rokoknya ke Kantor, melainkan menggantinya dengan permen Nikotin. Alasannya sederhana, H tidak ingin membuang waktu kerjanya sekedar untuk keluar ruangan dan merokok. Sama seperti Kathrina, bagi H jam kerja ya harus dilalui dengan Full bekerja.

    Bagaimana dengan Si Indonesian? Dia sering bekerja siang dan malam, belasan jam perhari. Weekday juga weekend. Ketika si Indonesian bertemu dengan H, dengan penuh kekaguman H berkata :"If I can work as hard as you, I will rock the world." Si Indonesian kemudian menjawab :"If I can work as efficient as you, I  will also rock the world."

    Mengapa Si Indonesian menjawab demikian? Karena si Indonesian ini sadar, bahwa diantara belasan jam yang ia "klaim", terdapat sekian jam untuk FaceBookan, Youtubean dan an an yang lainnya.

    Apakah efek akhirnya sama dengan si Jerman?

    Nyatanya tidak. Karena si Indonesian ini meski sudah 3 tahun ngaji kepada Prof. Jerman, tetap belum bisa memenuhi standar beliau : paling lambat satu minggu sebelum conference, slide sudah siap (juga sudah berlatih). Hampir 1 tahun sebelum menyelenggarakan konferensi, web sudah dibikin, lantas kami dminta untuk mengirim email dan abstrak hanya untuk memastikan bahwa sistem web berjalan. Juga printilan2 lain seperti Tas, map dll. Semuanya betul2 dipersiapkan sejak dini.

    Saya yang terbiasa dengan kepanitiaan raksasa saat dikampus (OSKM=2000 panitia) terkejut bahwa satu gawe konferensi internasional yg diselenggarakan FSU nyatanya bisa dimanage dengan baik hanya oleh seuprit orang.

    Kata2 Favorit Prof. Saya : Check List, prioritas, Be Carefull with your promise! Give me reasonable time estimation!

    Diantara Negara2 dgn GDP terbesar seperti US, China; Orang Jerman paling sedikit jam kerjanya. Namun mereka sangat efisien dan terukur. Semua serba well organized. Weekend bagi Prof. Saya adalah family time, saat email tidak disentuh dan saat berlatih irish trap dance bersama istri dan anaknya.

    .............

    Bagaimana dengan Amerika?

    Sekarang sedang demam Pokemon-Go, Game yang diprediksi kelak akan sepowerful Facebook, Sampai ada tulisan "Macroeconomic analysis of Pokemon Go". Nyatanya, meski si pokemon didapat dari Nintendo (jepang) namun basis google earth dan augmented reality nya dari Amerika.

    Dan semua trend semisal data science, uber, big data, crowdfunding, AirBnB, Tesla sampai flying car juga berasal dari Amerika.

    Kekuatan Amerika terletak pada keberaniannya untuk mencipta apa yang belum ada. Meski kesenjangan disini sangat tinggi, Amerika punya orang2 dengan kreatifitas dan keberanian luar biasa untuk mencipta sesuatu yang sama sekali baru.

    Tengoklah keberanian leslie dewan, pemudi lulusan MIT yang mendirikan perusahaan pembangkit Nuklir yang menjanjikan terobosan2 teknologi dalam usia yang belum genap 30 tahun (transatomic energy). Tentu tengok pula keberanian venture capital yang mendanainya.
    .............

    Bagaimana dengan China?

    Dua nama yang saling bertegur sapa dengan Si Indonesia, dini hari di Nuclear Research Building adalah Wei Cha dan Jun Ji.

    Memang tidak ada yang meragukan etos dan jam kerja sang Naga.
    .............

    Mantra?

    Almarhum Prof. Iskandar Alisjahbana, rektor ITB yang legendaris tersebut terkenal dengan jargon dan visinya untuk "MenYahudikan Pribumi".

    Tapi si Indonesia punya mantra yang lain : Jam Kerja China, Efisiensi Jerman, Kreatifitas dan Keberanian Amerika.
    ............

    Epilog? Berbagai padahal.

    Apa kaitannya dengan judul postingan : Agar tak menjadi buih?

    Merupakan nubuwat Kanjeng Nabi bahwa Umat Islam ini jumlahnya banyak, tapi ibarat buih; tak berkualitas.

    Padahal..
    Dalam surat Al Ashr Allah bersumpah demi sang waktu.

    Padahal..
    Orang Sholeh dulu jika siang ibarat singa dan jika malam ibarat Rahib (pembagian waktu yang clear, distinct).

    Padahal..
    Bagian dari iman adalah menjauhi hal yang sia sia (selalu produktif).

    Padahal..
    Kanjeng Nabi sudah memperingatkan kalau nikmat yang sering terlupakan adalah waktu luang, kesempatan (Nasihat untuk deadliner seperti saya).

    Padahal..
    Allah sudah mempersilahkan/menantang hamba-Nya untuk menembus langit, dan tidaklah kita dapat menembusnya "illa Bi Shulthon" , kecuali dengan kekuatan/ilmu pengetahuan (Keberanian untuk mencoba, termasuk hal2 yg sebelumnya belum pernah ada).

    Padahal..
    Dalam surat Al Inshirah Allah berfirman : "Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh2 (Urusan yang lain)."   (Perintah untuk tidak menunda2).
    ...........

    Maka si Indonesia yang beragama Islam ini pun kemudian berpikir bahwa tidaklah perlu menjadi Jerman, China, atau american.

    Cukup menjadi Islam saja.

    Si Indonesia ini juga tersadar, bahwa mengubah peradaban mustahil tanpa mengubah diri sendiri.

    Gagasan memang Memiliki kuatan, namun Keteladanan jauh lebih kuat dibanding gagasan.

    Dan Allah mencintai Hamba-Nya yang produktif (self reminder).

    Semoga tangan ini dapat merengkuh dunia, namun tidak satu biji zarah pun masuk ke hati.
  • Duhai Habibie

    Habibie...
    Jauh di kehidupan sana kamu merindukan sosok yang kelak akan mendampingi hari-hari tua bersamamu, yang rela menghabiskan waktu dan pengorbanannya demi patuh kepadamu. Dia yang selalu engkau doakan dalam setiap sujudmu dan yang selalu kau tunggu kehadirannya. Wahai engkau yang begitu sholeh, jangan lagi terpengaruh dengan tipu daya dunia, teguhkanlah imanmu, teruslah berjuang demi agama. Lupakanlah beban berat yang menghantui pikiranmu. Perjuangan itu takkan sia-sia jika apa yang selalu kau lakukan semata-mata adalah untuk mencari ridho-Nya.

    Kelak akan hadir wanita yang sama sepertimu. Wanita yang dikirimkan sebagai "ainun" untuk kamu "habibie". Bersabarlah, teruslah berdoa. Bersama ainun, takkan pernah kau rasakan pahitnya hidup. Bersamanya kau akan selalu nyaman dan bersyukur. Jadilah sebaik-baiknya manusia yang selalu mencari ridho Illahi.


  • Perbedaan Mahasiswa Lulusan SMK dan SMA di Kelas Arsitektur

    Selamat malam temen-temen semua. Malem ini ada topik menarik dan rasanya perlu diposting di sini buat nambah-nambah ocehan yang mungkin tidak terlalu penting bagi kalian tapi seru kalo dibahas hahaha. Biarin aku ngoceh sendiri aja ;) 

    Latar belakang kenapa topik ini diambil mungkin gara-gara obrolan singkat antara anak SMA versus anak SMK di salah satu minimarket di daerah Bandung atas barusan yang lagi ngobrol seputar tugas dan mapres. Hmmm.. gimana ya kira-kira obrolan pastinya? Intinya gaada yang kalah ataupun yang menang. Baik lulusan SMK, maupun SMA semua adalah mahasiswa yang dapat diunggulkan. Mereka punya cara berpikir masing-masing yang membuat mereka menjadi berbeda. Apa sih itu? 

    Jurusan SMK yang dimaksud disini yaitu SMK jurusan TGB atau Teknik Gambar Bangunan ya guys karena rata-rata mahasiswa yang duduk di kelas arsitektur hampir 50%nya dari smk TGB. 

    1. Mahasiswa lulusan SMK adalah mahasiswa logis dan handal mengoprasikan software arsitektural (sketchup, 3dmax, autocad, dsb). Wajar, karena mereka sudah punya pengalaman banyak dibidangnya selama 3 tahun belajar di smk. Logis dalam artian mereka mampu memperkirakan bagaimana struktur yang baik untuk sebuah desain bangunan dan mengkalkulasi secara kasar biaya yang dibutuhkan untuk membangun sebuah bangunan. 

    Sedangkan mahasiswa lulusan SMA adalah mahasiswa yang memiliki kreatifitas yang lumayan baik walaupun mereka belum mampu memperkirakan bagaimana sistem struktur maupun anggaran biaya yang dibutuhkan karena mereka belum memiliki dasar dibidangnya. Pada awal-awal perkuliahan mereka agak kalut dengan berbagai macam software yang harus dikuasai dalam jangka waktu yang relatif pendek, namun semakin bertambahnya tugas, mereka semakin mahir mengoperasikan software-software arsitektural tersebut.

    2. Mahasiswa lulusan SMK memiliki pengalaman lebih banyak di lapangan daripada lulusan SMA. Mereka tau bagaimana pekerjaan arsitek dilapangan yang sebenarnya. Hal tersebut wajar karena mereka sudah pernah terjun langsung ke lapangan saat PKL di smknya. Meskipun bukan menjadi seorang arsitek, namun mereka semua diperintah oleh seorang arsitek. 

    Sedangkan mahasiswa lulusan SMA tidak memiliki pengalaman tersebut. Mereka menganggap bahwa arsitek adalah apa yang ada di kepalanya. Mereka ingin menjadi seorang arsitek yang dikhayalkannya. Fokus mereka adalah arsitek adalah seorang perancang, konseptor, tanpa perlu mengasah pengetahuan mereka soal matrial bahan bangunan, rab, ataupun DED, padahal langkah dasar untuk menjadi arsitek adalah menguasai hal-hal tersebut.

    3. Mahasiswa lulusan SMK menjunjung tinggi mata kuliah perancangan dan struktur konstruksi dan cenderung mengabaikan mata kuliah dasar umum yang juga sebenarnya mempengaruhi nilai IPK

    Mahasiswa lulusan SMA berusahan sekuat tenaga menguasai mata kuliah perancangan dan struktur konstruksi dengan mencari dan memahami berbagai sumber ilmu tanpa mengabaikan mata kuliah dasar umum seperti matematika dasar, bahasa indonesia, pendidikan sosial dan budaya, dll. Bagi mereka mata kuliah ini adalah mata kuliah nostalgia.

    4. Mahasiswa lulusan SMK memiliki tarikan garis yang bagus pada gambar manual. Mereka cenderung memiliki tarikan garis yang rapi dan terlihat jelas tebal tipisnya garis. Hal itu telah mereka kuasai sejak di bangku smk

    Mahasiswa lulusan SMA perlu mencontek bagaimana cara mahasiswa lulusan SMK membuat garis. Mereka perlu waktu yang relatif panjang untuk bisa menyaingi tugas gambar manual anak SMK. 

    5. Mahasiswa lulusan SMK adalah mahasiswa aktif yang selalu unggul, terdepan di kelas sedangkan mahasiswa lulusan SMA adalah mahasiswa kreatif yang selalu berusaha mengasah kreatifitas dan pengetahuan mereka dan menguasai banyak hal tentang teori-teori dalam arsitektur.

    Pada dasarnya mahasiswa lulusan SMK maupun SMA keduanya memiliki kelebihan dalam individu masing-masing. Dan setiap individunya adalah bibit-bibit unggul yang kelak akan menjadi manusia-manusia pemimpin yang memajukan bangsa. 

    Yaaa itu lah kira-kira perbedaanya. Mungkin masih banyak lagi perbedaan-perbedaan yang belum disebut dan tulisan ini hanya hasil dari memperhatikan teman-teman kelas selama 5 semester :D

    Sekian dan terima kasihhh 

  • Arshitektur

    Bicara soal ini rasanya kembali mengingat beberapa langkah kebelakang. Saat berdoa sujud-sujud meminta pengabulan do'a pada Yang Maha Kuasa. Rasanya salah kalau harus menggerutu terus menerus mengeluhkan betapa pentingnya waktu tidur bagi kesehatan seorang wanita. Intinya saya bukan men'tuhan'kan tugas, hanya saja saya mempersembahkan ini semua untuk Tuhan.


    Sejujurnya saya pun lelah, jenuh, bukan hanya soal tugas tapi dengan keadaan. Tapi kata Pak Ahmad Djuhara di videonya yang saya dengar dari laptop seorang teman yang beberapa jam lalu diputar berkata, "Saya lebih senang mendengar ada mahasiswa yang berkata pada saya, 'Pak saya ingin jadi arsitek' daripada seorang yang pintar dikelasnya, yang selalu mendapat nilai sempurna". Rasanya hati ini tergerak kembali.

    Hm...
    02.56..
    Tidak begitu banyak suara kokokan ayam dan gaungan anjing seperti waktu itu. Kadang membuat bulu kuduk merinding menghayalkan tiba-tiba ada...., ah sudahlah tidak usah dilanjutkan, ini malam Jum'at, bukan malam, tapi hampir subuh.

    Dan ini pun hanya selingan dari deadline-deadline yang lebih menyeramkan dibandingkan malam Jum'at. Semangat ya kalian yang sudah terlelap :')


  • Sudah itu mati?

    “Suatu saat, mencintai adalah memutar hari tanpa orang yang kau cintai. Sebab, dengan atau tanpa seseorang yang kamu kasihi, hidup harus tetap dijalani.”

    Karena setelah hari itu aku sadar, bahwa mencintai seseorang bukan pada jalurnya akan membawamu pada kesesatan semata. Biarkan elang itu lepas mencari mangsa.  Biarlah dia terbang semaunya. Karena Dia tahu, elang mana yang terbaik untukku dan aku disini akan berusaha menjadi yang terbaik untuk dia yang Dia persiapkan...

    Panorama, 3 Oktober 2016
    Pawang Elang



  • Diberdayakan oleh Blogger.

    GET A FREE QUOTE NOW

    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat.

    ADDRESS

    Bandung City, Indonesia

    EMAIL

    edestikarani@gmail.com

    MOBILE

    +62 859 5006 9490

    LINE

    estides